31 [Pengakuan]

89 14 0
                                    

"Kalau kau bertanya dari mana aku mendapat keberanian itu, aku sendiri tak tahu. Aku hanya tak mau kehilangan kesempatan."

Now playing : Naruto ost

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now playing : Naruto ost. Sadness and Sorrow - Flute Cover

____________________

- 31. PENGAKUAN -

TERPANTUL muka muram seorang gadis yang sedang menyisir rambutnya di depan cermin. Dia berhenti menyisir rambutnya dan meletakkan sisir yang dipegangnya di meja rias.

"Sasuke memang sangat populer, aku sudah mendapat buktinya di depan mataku sendiri," dia menunduk dan membiarkan rambut merah jambunya menutupi matanya.

Kemarin, Sakura, Sasuke, Lily, dan Naruto berjalan berdampingan sepulang sekolah. Sasuke menemani temannya itu menghampiri Lily ke kelasnya. Karena Lavender dan Dahlia sudah pulang lebih awal, tinggalah mereka berempat.

Gerbang depan sekolah sudah terlihat jelas. Sakura menyipitkan matanya pada lima gadis yang berdiri di depan gerbang. Entah perasaannya sajakah, atau memang-mereka begitu heboh ketika melihat mereka berempat berjalan menuju gerbang?

"Sasuke!" panggil seorang dari mereka yang berambut ikal. Langkah Sasuke terhenti, dia menoleh pada kelima gadis itu.

Mereka bertiga ikut berhenti mendadak ketika mendengarnya memanggil Sasuke. Sakura membelalak, dia tahu kelima gadis itu. Mereka adalah teman-teman seangkatannya, hanya saja berbeda kelas.

"Uchiha Sasuke, bisa kau kemari sebentar?" tambah gadis yang jangkung, menyenggol bahu gadis berkacamata di sebelahnya.

Gadis manis yang berkacamata itu pernah menjadi penanggung jawab dalam perkemahan. Sakura tahu dia salah satu murid top di kelasnya. Tangannya yang membawa cokelat putih gemetar.

Sasuke berjalan ke arah mereka. Teman-temannya menyenggol bahu gadis itu. Gadis itu mengangkat kepalanya ragu-ragu begitu Sasuke berdiri di depannya.

"Sasuke, aku sudah memperhatikanmu sejak perkemahan waktu itu..." suara gadis manis itu bergetar.

Sakura menelan ludah. Dia tidak asing dengan kejadian seperti ini, kalau dugaannya benar, sebentar lagi-

"Aku menyukaimu, Sasuke! Apa kau mau menjalin hubungan denganku?" gadis itu membungkuk, menyembunyikan wajahnya yang merah. Tangannya terangkat menyodorkan cokelat putih yang ia bawa.

Sakura melebarkan matanya. Dia syok. Berbeda dengan Naruto yang tak melepaskan pandangannya dari Sasuke, Lily langsung menegok padanya dengan tatapan khawatir.

Sakura membeku. Dadanya sakit. Rasa tak percaya, marah, kecewa, dan sedih bercampur menjadi satu. Bahkan sekarang napasnya tak beraturan. Bagaimana mungkin Sasuke akan menolak gadis manis itu? Dia benar-benar punya segalanya! Dia manis dan pintar. Apa yang kurang darinya?

𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞𝐬𝐬' 𝐃𝐚𝐲𝐬 👑  [ end ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang