29 [Memory of The Rain]

108 14 0
                                    

When raindrops fall on me, maybe
They'll wash away the memory of you and me
Then, would you'd like to dance in the rain with me?

When raindrops fall on me, maybeThey'll wash away the memory of you and meThen, would you'd like to dance in the rain with me?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now playing : Maybe - Yiruma kalimba version

________________________

- 29. DANCING IN THE RAIN -

"BYE!" Dahlia melambai dan segera berlari ke kelas Neji.

"Kenapa dia buru-buru begitu?" tanya Sakura pada Lavender. Dia melirik lagi ke arah kepergian Dahlia dengan tatapan heran.

"Panahan dengan Neji," jawab gadis berambut pirang itu. "Kau tahu sendiri, mereka sukanya kencan yang begitu."

Sakura menangguk setuju. Dahlia memang menikmati aktivitas fisik di luar ruangan. Dan tentu saja Neji juga begitu. Terlihat jelas dari kelas tambahan yang keduanya pilih.

"Kau mau ke mana setelah ini?" tanya Sakura kemudian.

"Sai ada kelas tambahan voli. Aku mau menontonnya bermain," Lavender berseri-seri. "Aku juga tidak ada kerjaan."

Sakura tersenyum kecut. Dia membayangkan Lavender yang heboh sendiri di samping lapangan. Gadis itu berseru nyaring untuk menyemangati Sai. Terbesit pula bayangan apabila dirinya duduk di samping Lavender dan sama sekali tak nyaman melihat pemandangan itu.

"Kau boleh ikut denganku juga!" ajak Lavender. "Daripada kau bosan, kau juga tak punya kerjaan kan?"

"Masih ada PR bahasa inggris, kalau kau ingat," Sakura menyindir dengan menekankan kalimat terakhir itu.

Lavender menggeleng meremehkan. "Ah, kalau cuma itu juga bisa nyontek Lily-"

Sakura menyenggol bahunya dengan keras. "Dasar kau, Lily tak selamanya bisa memberimu jawaban cuma-cuma!" dia menghela napas, "huft, aku kasihan padanya."

"Baiklah-baiklah! PR bahasa inggris bisa kukerjakan nanti malam. Lebih baik kau ikut denganku saja!" Lavender bandel dan masih kukuh dengan perkataannya.

"Tidak mau," tolak Sakura. "Aku malas melihat pemandangan mesra kalian dan kau menganggapku hanya seekor nyamuk yang mampir di samping telingamu."

Lavender nyengir lebar. Meski temannya bilang begitu, Lavender tak berhenti membujuk Sakura agar menemaninya. "Kau kan selalu langsung pulang begitu bel berbunyi! Ayolah sesekali berlama-lama di sekolah!"

Perpaduan dari sikap keras kepala dan kepintaran Lavender mencari alasanlah yang menjadi poin penting disini. Bujukannya itu membuat Sakura mengalah. Dia mengirim pesan pada kusir penjemputnya untuk menunda menjemputnya satu jam lagi.

"Kau duluan saja. Aku menyusulmu setelah ke kantin."

Lavender memeluknya sayang. Semburat kebahagiaan menghiasi wajah cantiknya. "Yeay! Sampai nanti! Jangan kabur, loh!"

𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞𝐬𝐬' 𝐃𝐚𝐲𝐬 👑  [ end ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang