5 [Queen]

193 17 0
                                    

Sebagai seorang pangeran yang nantinya akan menjadi raja, aku butuh seorang pendamping yang dapat memimpin kerajaan dengan baik. Rakyat tidak butuh ratu yang hanya bisa menjaga penampilan, rakyat butuh ratu yang bisa menyelamatkan mereka.

- Neji Hyuga

Now playing : This is Me Piano Cover

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now playing : This is Me Piano Cover

___________________

- 5. QUEEN -

   Dahlia POV

   SUDAH sekitar satu minggu aku menghabiskan soreku bersama Neji. Sore ini, waktu dengan cepatnya terlewati. Tak terasa, telah berjam-jam aku pakai untuk mengajari Neji teknik-teknik baru. Dia benar-benar hebat dan cepat belajar. Tak heran jika ayah menyebutnya salah satu murid terbaik di kelas.

   Peluh bercucuran dari kepalaku. Jantungku berdegup cepat. Latihan hari ini sungguh memakan energi lebih daripada biasanya. Jam sudah menunjukkan pukul 17.30. Aku meminta Neji untuk menyudahi latihan hari ini. Aku dan Neji pun duduk di tepi taman, mengistirahatkan raga.

   Langit mulai menggelap, matahari mulai terbenam di ufuk barat. Aku mendongakkan kepalaku untuk sekadar memperhatikan sang awan. Tak hanya awan, burung-burung pun ikut terbang menghiasi langit senja itu. Mereka terbang berkelompok untuk kembali ke sarangnya.  Pemandangan langit sore itu membuatku tersenyum. Senja memang menenangkan.

  Neji menggengam sebotol air di tangannya. Ia lalu meneguk airnya sampai habis setelah itu meremasnya. 

   "Lia," ia memanggil.

   Mendengar namaku disebut, aku refleks menoleh. Begitu melihatku menoleh, dia tersenyum padaku.

  "Apa?" 

   Sekarang aku memasang ekspresi judes. Aneh rasanya bila ia tersenyum begitu tanpa alasan.

  "Wah, kau kini tidak mempermasalahkan panggilan itu, malah kau langsung menoleh," katanya.

    Aku membuang napas singkat lalu membalas ucapannya, "Aku sudah tidak peduli kau mau memanggilku apa, sesuka hatimu saja, Neji."

  Neji berusaha menahan tawa sambil terus memandangiku. Dia seolah-olah melihat sesuatu yang lucu pada diriku. 

  "Kenapa kau memandangku seperti itu? Apa bagimu aku lucu sampai kau ingin menertawaiku seperti itu?" tanyaku sebal.

   Aku menelungkupkan kepalaku di antara kakiku malas. Sudah beberapa kali aku dibuat sebal oleh tingkah pangeran ini.

  "Iya," ia menjawab pertanyaanku, "ternyata kau lucu juga."

  Aku langsung mendongakkan kepalaku. Aku tidak salah dengar, 'kan?

  "Apanya yang lucu?" 

  "Kemarin kamu menolak tegas dipanggil 'Lia', sekarang kau malah sudah tidak peduli lagi tentang itu. Dan kau tahu apa yang lebih lucu? Tatapan judesmu itu membuatmu terlihat imut," Neji akhirnya benar-benar tak menahan tawanya lagi.

𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞𝐬𝐬' 𝐃𝐚𝐲𝐬 👑  [ end ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang