19 [Kembali Kala Itu]

123 11 0
                                    

"Setelah sekian lama-mengapa aku memimpikannya lagi?"

  "Setelah sekian lama-mengapa aku memimpikannya lagi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now playing : First Love - Nikka Costa Piano Cover

_______________

- 19. KEMBALI KALA ITU -

SEORANG gadis cilik sedang berjalan sendirian di taman. Angin musim gugur bertiup kencang mengibarkan rambutnya. Suara musik dansa terdengar sampai ke luar. Orang-orang bersorak dan bertepuk tangan gembira. Dia kembali menengok ke arah gedung utama, tempat pertemuan antarkerajaan diselenggarakan.

Brak!

Karena tak melihat ke depan, dia tak sengaja menabrak seseorang di depannya. Suatu gumpalan cairan cokelat terjatuh dari tangannya. Si gadis cilik terjungkal ke tanah.

"Es krim terakhirku!"

Gadis itu mendongak. Dilihatnya seorang anak lelaki bertubuh gempal yang kelihatan lebih tua beberapa tahun darinya. Mulutnya belepotan cokelat karena rakus memakan es krim.

"KAU!" geramnya.

"Maafkan saya!" gadis cilik itu cepat-cepat berdiri. Dia menahan tangis panik.

Anak lelaki di sebelahnya melipat tangan di depan dada dengan angkuh. Dia bertubuh lebih kurus dengan alis tebal. "Katakan! Siapa namamu?!"

"Li.. ly.. " jawab gadis itu dengan suara lirih. Air matanya berlinang.

"Oh," anak lelaki beralis tebal itu mendengus, "pantas saja, kerajaan yang lemah."

"Memang," pangeran bertubuh gempal menimpali. "mereka jarang mengirim prajurit ke medan pertempuran. Tak heran, mungkin mereka malu punya prajurit yang lemah."

"Tutup mulutmu!"

Seruan seseorang dari belakang punggungnya membuat Lily terkejut. Dilihatnya seorang pangeran yang kira-kira seumuran dengan dirinya. Syal rajut berwarna merah melingkar di lehernya. Yang mencolok darinya adalah rambut kuningnya.

"Beraninya kau berteriak padaku!" wajah pangeran bertubuh gempal merah padam. "Kau tak tahu siapa aku?"

"Siapa kau memangnya?!" tantang si bocah cilik.

Wajah pangeran bertubuh gempal itu berubah ungu saking marahnya. Dia mengacungkan telunjuknya pada pangeran itu.

"Aku adalah Pangeran Tomo yang terhormat! Aku sudah pasti lebih tua darimu, bocah. Seharusnya aku yang memintamu untuk tutup mulut dan menjaga sikapmu itu!"

"Kalau kau lebih tua, pastinya kau sudah diajari untuk bersikap dan menjaga perkataanmu, bukan?" hardik si pangeran berambut kuning. Syal merahnya berkibar. "Apakah kau diajari untuk merendahkan kerajaan orang lain?"

"Putri ini," Tomo menunjuk Lily berang, "tidak memperhatikan jalannya. Lihat, dia menumpahkan es krim terakhirku! Dia BERSALAH."

"Tentu saja dia bersalah," balas pangeran berambut kuning tenang. Dia mengerling pada Lily yang masih mematung.

𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞𝐬𝐬' 𝐃𝐚𝐲𝐬 👑  [ end ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang