3 [Si Sabuk Hitam]

232 19 2
                                    

 "Jangan hanya karena aku perempuan, kau tidak serius melawanku," bisiknya dengan tatapan tajam yang membuatku bergidik.

 "Jangan hanya karena aku perempuan, kau tidak serius melawanku," bisiknya dengan tatapan tajam yang membuatku bergidik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now playing : The day I met her - Esther Abrami

_____________________


- 3. SI SABUK HITAM -

   Neji POV

   SEORANG putri dengan kulit sawo matang berjalan tegap memasuki lapangan. Rambut cokelat sebahunya tergerai bebas. Ia menenteng tas berisi pakaian taekwondo. 

   Aku memandangi gadis itu. Sepertinya ini pertama kali aku melihatnya. Apa dia juga ikut kelas taekwondo?

  Ia mengangkat alis kirinya. Mata kami bertemu. Iris mata berwarna chestnutnya menatapku dengan tatapan curiga. Dia memicingkan matanya. "Kenapa liat-liat?"

  Aku menelan ludah. Cepat-cepat aku menggeleng. "Nggak."

  Gadis itu sepertinya sedikit judes, ya. Berbeda dari putri-putri kebanyakan. 

   Putri itu pun masuk ke ruang ganti. Sepertinya akan berganti seragam. Tak lama kemudian, ia keluar dari ruangan itu. Dia meletakkan tasnya di samping kakinya. Sembari menarik rambutnya ke atas, dia menggigit karet rambut di mulutnya. Di depan pintu, ia mencepol rambutnya dengan cekatan.

   Aku hanya bisa memandanginya dari jauh. Ketika memakai pakaian taekwondo, auranya seketika memancar keluar. Gadis itu punya aura yang kuat. 

  "Sabeum sampai!" salah seorang temanku memberitahu.

*sabeum = instruktur taekwondo

    Aku cepat-cepat bangkit dan berlari menuju ke tengah lapangan. Gadis itu juga buru-buru berlari menuju lapangan.

  "Baik, semua sudah berkumpul," instruktur itu memulai, "pertama, kita presensi dulu!"

  Satu per satu nama mulai dipanggil. Untunglah, hari itu para murid tidak ada yang absen. Bila ada satu orang saja yang absen tanpa izin yang jelas, Sabeum akan marah besar.

  "Hyuga Neji?"

  "Hadir!" jawabku tegas. 

  Sabeum mengangguk-angguk seraya mencatat kehadiranku dalam presensi.

  Putri yang rambutnya dicepol itu menatap lurus ke arahku. Dia duduk di samping Sabeum. Sepertinya, mereka sudah saling mengenal. Kalau dia murid baru di kelas taekwondo, dia akan duduk di barisan kami.

  "Bagus, semuanya hadir. Sebelumnya, ayo bangkit! Kita akan pemanasan," ajak Sabeum. Pria itu memang paling anti membuang-buang waktu.

  Semua yang hadir di situ bangkit dan mulai mengikuti gerakan pemanasan yang dipimpin oleh Sabeum. Termasuk pula gadis tadi.

𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞𝐬𝐬' 𝐃𝐚𝐲𝐬 👑  [ end ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang