32 [Antonio]

87 18 0
                                    

"Penolakan bukan akhir dari segalanya, kan?"

Now playing : Evermore - Dan Stevens piano & string version

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now playing : Evermore - Dan Stevens piano & string version

___________________

- 32. ANTONIO -

SAKURA tak habis pikir. Sudah tujuh hari sejak kejadian di lapangan basket itu. Dia masih belum bisa menyembuhkan sakit hatinya. Teman-temannya kerap menangkap basah dirinya melamun sepuluh menit sekali tiap jam pelajaran. Lily yang iba selalu menegurnya pelan agar King atau Queen yang mengajar tidak memarahinya.

"Masih menghindari kantin, Sakura?" tanya Dahlia. "Ayolah! Penolakan bukan akhir dari segalanya, kan?"

"Jangan begitu, Dahlia! Kalau aku jadi dia, aku sudah pasti melakukan hal yang sama," timpal Lavender, menatapnya sinis.

"Bukan begitu! Tentu saja aku mencemaskan Sakura juga! Tapi, sampai kapan dia mau begini? Dia tak bisa menghindari Sasuke terus menerus, kan?" Dahlia membela diri.

"Astaga, kalian ini! Bisakah kalian tidak bertengkar terus?" Lily naik darah. Dahlia dan Lavender menelan ludah. Mereka seolah melihat singa yang mengaum di depan mereka.

"Kau mau dibelikan apa? Kau di sini saja, kami akan kem-"

"Tidak usah. Dahlia benar. Aku tidak bisa menghindari Sasuke terus menerus, kan?" Sakura memotong perkataan Lily. "Ayo ke kantin!"

Keempat putri itu mengambil meja kantin yang paling dekat dengan pintu keluar. Setelah membeli sup jagung, Sakura kembali ke mejanya tanpa menoleh-noleh. Dia tak ingin melihat Sasuke. Setelah kembali ke mejanya, dia menyeruput kuah sup itu dalam diam.

"Mereka sudah berempat lagi rupanya," celetuk Naruto, melihat ke arah meja Lily dan teman-temannya. "Dari kemarin cuma bertiga terus."

Sasuke mengerling pada mereka. Naruto memang tidak diberitahunya mengenai kejadian di lapangan kala itu. Menurutnya, Naruto akan berpikir bahwa keputusannya itu adalah hal yang salah. Dan Sasuke masih tetap pada pendiriannya.

Antonio-teman sekelas mereka-saat itu mengambil meja yang sama dengan Naruto dan Sasuke. Dia sejak tadi menghabiskan minumannya maka baru sempat menoleh ke tempat yang dilihat kedua temannya itu.

"Eh, kenapa aku baru sadar? Gadis itu cantik juga, ya? Siapa namanya?" tanyanya.

"Emm, siapa yang kau maksud? Lavender? Dah-"

"Bukan!" dia memotong ucapan Naruto. "Yang di sebelah Lily. Yang berambut pink."

"Dia Sakura," kata Naruto pendek.

Antonio menjentikkan jemarinya. "Oh ya, Sakura. Kenapa ya, sudah lama tidak melihatnya di kantin. Naruto, dia teman Lily, kan? Bantu aku mendekatinya, dong!"

𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞𝐬𝐬' 𝐃𝐚𝐲𝐬 👑  [ end ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang