29

15.1K 444 12
                                    

Ramelson pov

Astaga dimana sebenarnya perempuan satu itu, ini sudah pagi dan dia belum ada kabar sama sekali.

Apa dia marah padaku? Atau dia berniat untuk pergi dari hidupku?

Mengapa rasanya begitu sesak membayangkan dia memang pergi.

Lebih baik aku pergi ke kantor saja aku tidak kuat menahan sesak bila harus pulang ke rumah namun istriku itu tidak ada.

Dimana kau sebenarnya Reista?, Batinku berteriak.

Kulajukan mobilku membelah jalanan yang sepi dan lenggang itu, mataku terasa berat namun tak kunjung untuk tertidur

Hanya tak melihatnya beberapa jam saja namun mengapa rasanya seperti sudah lama sekali, otakku benar benar berantakan bukan otakku bahkan penampilanku kini seperti gembel.

Kuparkirkan mobilku dan aku berjalan perlahan memasuki kantor, ini masih terlalu pagi.

Aku menaiki lift menuju lantai tepat ruanganku berada, saat lift berdenting aku berjalan lesu.

Kulirik ruangan reista di sebelah ruanganku itu, tunggu dulu.

Mengapa lampunya menyala?

Aku melangkah ke arah ruangan itu dan membuka pintunya, kulihat sekeliling tidak apa siapa siapa.

Aku mulai menutupnya kembali,namun aku mendengar suara seorang perempuan di dalam kamar mandi.

Suaranya semakin jelas, tapi seperti seorang perempuan yang sedang?..

"Hueeek...hueekkk..huekk.. akhhh.hhh",

Aku langsung berlari ke arah kamar mandi dan melihat Reista sedang berlutut di lantai.

"Astaga reista!", Aku membantunya berdiri kulihat wajahnya sangat pucat.

"Kau tak apa?", Tanyaku lagi.

Dia hanya menggelengkan kepalanya badannya begitu lemas bahkan berdiri pun ia tak sanggup.

Aku membantu memapahnya untuk duduk di sofa.

Setelah itu kubaringkan dia di sofa tersebut, aku mengambilkannya segelas air putih dan membantunya untuk meminum setelah itu dia terlihat lebih baik.

"Kau kemana saja semalaman aku mencarimu kau tau itu?", Aku ingin marah tapi aku tak bisa marah sekarang melihat kondisinya yang seperti ini.

"Aku tidak pulang sejak semalam", katanya lemah

"Kau tidak pulang, lalu kau dimana semalam?",

"Aku di sini dikantor", katanya polos.

"Kau dikantor?semalaman?apa yang kau lakukan hingga menginap di kantor?", Kataku frustasi.

"Aku mengerjakan tugas yang kau suruh",

"Tapi aku tidak menyuruhmu sampai menginap di kantor juga", jawabku frustasi.

"Tapi kau bilang hari ini harus sudah beres kan laporannya? Dan aku baru menyelesaikannya pagi ini",

"Jadi kau tidak tidur dari semalam?",

"Tidak"

"Kau ini sedang hamil, mengapa kau tidak tidur saja,Aku mencarimu semalaman kau tau? Aku menghawatirkanmu",

"Kau menghawatirkanmu?",

"Iya, dan lihatlah sekarang kau benar benar pucat dan apa kau sudah makan?",

Dia menggelengkan kepalanya, perempuan satu ini benar benar membuat kepalaku pusing.

"Apa kau sudah minum obat?", Tanyaku lagi

"Obatku habis",

"Baiklah sekarang ayo kita pergi cari makan dan langsung ke dokter",

"Aku tidak mau pergi ke dokter",, jawabnya.

"Tapi kau harus ke dokter untuk diperiksa, kau tau muka mu itu seperti mayat hidup",,

"Aku tidak mau!", Ia mendadak cemberut

"Baiklah baiklah, lalu apa maunya sekarang?",

"Apa kau ingin memberikannya jika aku mengatakan apa mauku?",

"Ya jawab saja apa maumu, tapi setelah aku menuruti apa maumu kau harus pergi ke dokter setelahnya", aku mencoba bernegosiasi dengan perempuan hamil satu ini

"Aku ingin sesuatu",,

"Ya apa itu? Katakanlah", aku mencoba bersabar

"Aku ingin,,, emmm... Sesuatu itu",,

"Iya reista sesuatunya apa?" Aku mulai prustasi menanggapinya.

"Aku mau kau mencarikanku buah delima",katanya polos.

"Lalu?",

"Itu saja", katanya

"Baiklah", aku mengeluarkan ponselku dan mencoba menghubungi anak buahku.

"Mengapa kau mengeluarkan ponsel?", Tanyanya

"Aku ingin menelpon anak buahku untuk membwakanmu buah delima, memang apa lagi?",

"Aku tidak meminta anak buahmu untuk membelikanku buah delima, tapi aku menyuruhmu kau yang mencarinya Ramel",

"Hei, kenapa harus aku? Aku banyak pekerjaan",

"Tapi aku maunya kau yang mencarinya",

"Tidak aku tidak mau",

"Kau tidak mau?sungguh? Hikksss.. hikksss..",

"Hei mengapa kau menangis ?", Apalagi ini mengapa perempuan hamil ini tiba tiba menangis

"Kau jahat, Ramelson jahat! Aku membencimu kau benar benar suami jahat aku hanya memintamu mencarikan buah delima tapi kau tidak mau", dia terus saja menangis dan suaranya benar benar seperti anak kecil yang tidak dibelikan mainan.

"Hei hei baiklah aku akan mencarikan  untukmu tapi sekarang berhentilah menangis ini sudah hampir jam kantor, dan aku tidak mau orang berkata aku melakukan hal tidak baik padamu",

"Tapi kau memang melakukan hal tidak baik padaku",

"Aku tidak melakukan apa apa",

"Tapi kau membuatku hamil", jawabnya sesegukan.

"Itu memang sudah hak ku kan", kataku polos.

"Yasudah yasudah sekarang aku ingin kau mencarikanku buah delima",

"Ya baiklah, kau sekarang istirahatlah aku akan mencarikanya untukmu.",

Reista hanya mengangguk layaknya anak kecil dan tersenyum menampilkan giginya.

Dia benar benar terlihat polos saat sedang tersenyum seperti itu.
Tapi mengapa pula aku mau saja menuruti ucapanya.

Tapi yasudahlah ini hanya tentang buah delima.









Jangan lupa komentarnya ya? Sama klik bintangnya.

Karena semakin kalian banyak kasih komentar dan klik bintang aku bakal lebih cepet updatenya😁

Secret In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang