65

11.9K 319 2
                                    

Ramelson pov

Sinar matahari pagi mengusikku dari alam mimpi, mataku mengerjap ngerjap menyesuaikan keadaan.

Aku bangun dari tidurku, dan kulihat di sampingku terdapat satu bidadari dan malaikat kecilku.

Mereka terlihat sangat damai jika tertidur manis seperti itu, aku tersenyum sendiri membayangkan kejadian tadi malam.

Setelah makan malam kami menonton televisi bersama sama, ya sekitar tiga film kartun yang kami tonton.

Aku bahagia mengingat saat mereka berdua tertawa terbahak bahak.
Saat banyak adegan lucu yang ditayangkan.

Aku mengelus pipi gembul Reista, lalu mencium keningnya singkat.
Semoga kebahagiaan ini akan bertahan lama.

Aku bangkit dari tidurku dan mulai berjalan ke arah kamar mandi, untuk membersihkan tubuhku.

Setelah membersihkan tubuh aku keluar dari kamar mandi, lalu berjalan menuju ke lemari pakaian dan mengganti bajuku.

Aku berniat untuk berjalan jalan santai di taman, aku memakai baju putih polos dan celana trening pendek.

Setelah selesai, aku berjalan kembali ke arah tempat tidur dan mulai duduk di pinggir tempat tidur kami.

"Hei kalian ayo bangun," kataku mengelus pipi mereka secara bergantian.

Kulihat mereka sedikit terusik dengan apa yang kulakukan, mata mereka mulai mengerjap ngerjap dan langsung mengarah padaku.

"Ada apa?", Tanya reista.

"Ayo bangunlah, dan bersihkan tubuhmu kita akan berjalan bersama di Taman", kataku pada reista " kau juga Renandra bangunlah", kulanjutkan dengan menyuruh anakku itu pula.

"Ya dad, aku akan bersihkan tubuhku dulu. Kalian tunggulah ", Renandra langsung bangkit dari tidurnya dan berjalan keluar kamar untuk pergi ke kamarnya sendiri.

Kulihat reista masih enggan untuk bangkit dari tidurnya, aku melihatnya dengan tatapan bingung.

"Aku capek Ramel", eluh Reista padaku dengan muka nya yang semakin lucu itu.

"Ayo bangunlah, berjalan jalan pagi sangat baik untuk kandunganmu. Lagipula jika nanti kau lelah di jalan kita akan beristirahat", kataku membujuknya.

" Tidak mau" Reista menutup mukanya dengan bantal dan membelakangi tubuhku.

"Kau benar benar tidak mau ikut?",, Tanyaku padanya.

"Iya aku tidak ingin ikut",

"Baiklah, padahal setelah berjalan jalan pagi di taman aku berniat membeli ice cream di pusat kota. Tapi tak apa biar aku dan Renandra saja yang membelinya. Kau hati hati dirumah aku tak akan lama", kataku terlihat biasa saja, sebenarnya aku sedang membujuknya dengan menggunakan kata ice cream karena semalam saja dia memakan banyak ice cream setelah makan malam. Kupikir dia sedang menyukai ice cream.

Kulihat reista membalikan badannya dan membuka banyak yang menutupi mukanya.

"Kau ingin membeli ice cream dipusat kota?", Tanyanya dan aku mengangguk " kau jahat sekali Ramel, kau tidak mengajakku ",, ia melemparkan bantalnya ke depan mukaku.

Aku melihatnya lucu saat sedang ngambek seperti itu.

"Tadi aku mengajakmu Reista", kataku dengan sedikit tertawa.

Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa melihat pipinya yang semakin menggembul saat sedang marah.

"Tunggu aku, aku ingin membersihkan tubuhku dan kita akan makan ice cream", katanya tanpa melihatku lagi ia berjalan terburu buru ke arah kamar mandi.

"Jangan berlari Reista nanti kau akan terpeleset di kamar mandi, ingat kau sedang mengandung", kataku padanya.

Ia memelankan jalanya setelah mendengar perkataan ku, aku tersenyum dan menggelengkan kepalaku.

Dia benar benar lucu, batinku.

                                  ****
Aku memakirkan mobilku di pinggir taman, kami bertiga sudah sampai di taman Kota.

Udara di pagi hari benar benar sejuk, kami turun dan kulihat reista tersenyum senyum sendiri sedari tadi.

"Ada apa denganmu?", Tanyaku penasaran

"Ya Mom, ada apa dengan Mommy aku lihat dari tadi Mommy tersenyum sendiri", timpal Renandra ternyata anakku itu juga penasaran dengan sikap Mommy nya.

"Ahh tidak, aku hanya membayangkan memakan ice cream di pusat kota rasa green tea. Pasti nikmat sekali", katanya tersenyum bangga.

Aku dan Renandra hanya menggelengkan kepala kami, benar benar perempuan hamil bisa seaneh ini . Batinku.

Kami berjalan jalan santai, kulihat Renandra berlari lari kecil di depan kami.

Aku ingin berlari seperti anakku itu tapi sepertinya tidak bisa, karena aku melihat Reista sedari tadi berjalan sangat lamban. Sepertinya kehamilannya yang sudah memasuki 5 bulan itu. Membatasi pergerakannya.

"Kau tidak berlari Ramel?", Perkataan Reista membuatku menoleh ke arahnya.

"Tidak aku lebih senang berjalan santai seperti ini", kataku berbohong.

"Baguslah jika begitu, aku tidak ada yang menemani", katanya tersenyum.

"Apa kau lelah?", Tanyaku padanya.

"Tidak, sepertinya benar katamu jalan jalan santai seperti ini bagus untuk kandunganku", katanya tersenyum.

"Ya, apa kau ingin minum?", Tanyaku lagi.

"Ya sepertinya aku sedikit haus, bisakah kau membelikan minum untukku", katanya memohon.

"Ya tentu, ayo kuantar kau ke bangku taman. Agar kau tidak terlalu lelah menungguku membeli air", kataku.

Kami berjalan ke bangku taman dan Reista duduk disana dengan memegang perutnya perlahan.

Aku berjalan pergi untuk membeli air mineral untuknya.

"Jangan lama Ramel", katanya

Aku mendengarnya berkata dan aku hanya mengangguk sekilas, supermarket tidak terlalu jauh. Hanya di seberang jalan sana.

Aku menyebrang jalan dan memasuki supermarket itu, kupilih beberapa air mineral dan roti untuk mengganjal perut kami.

Setelah selesai memilih aku berjalan ke arah kasir untuk membayar , cukup mengantri.

Aku melihat ke arah sebrang jalan sambil menunggu antrian ku.

Aku dapat melihat Reista sedang berbicara dengan seorang anak perempuan.

Dia terlihat bahagia sekali tertawa seperti itu, aku senang melihatnya.

Namun pandanganku terusik dengan hadirnya seorang laki laki yang bersama anak perempuan itu.

Siapa dia? Berani sekali menatap istriku seperti itu.

"Silahkan tuan", pelayan kasir menyadarkanku . Aku membayar semua yang kubeli dan berjongkok cepat keluar dari supermarket itu.

Aku sedikit tidak rela melihat Reista tertawa bersama laki laki asing itu.

Aku menghampirinya, kulihat dia menyadari kehadiranku.

"Ramel, kau lama sekali", katanya cemberut.

"Tadi sedikit mengantri",kataku pelan.

Aku melihat laki laki itu sekilas lalu menatap reista lagi.

"Siapa dia?", Tanyaku pada reista.

"Dia anak ayah ini", jawab Reista padaku.

Laki laki itu tersenyum lalu menggendong anak perempuannya yang masih kecil.

"Ayo nak kita pulang", kata laki laki itu. "Mari saya pulang duluan. Sampai bertemu lagi", katanya.

"Ya, sampai juga anak manis", kata reista.

Aku melihat kepergian mereka, sepertinya reista sangat menyukai anak perempuan. Semoga saja anakku nanti perempuan.
Agar dia bisa tersenyum senang seperti tadi.








Semoga anak Reista perempuan ya😂

Secret In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang