89(part terakhir)

14.8K 227 2
                                    

Reista POV.

Perjalanan yg tak terlalu lama menurutku, udara dingin menerpa langsung pipiku yang mulai memerah.
Kueratkan pelukan di tubuh anak perempuanku itu, ia tertidur sedari tadi dengan nyenyak.

Limosin hitam menghampiri kami, Ramel menyapa supir baru itu. Aku hanya tersenyum singkat dan mulai masuk, karena menurutku dinginnya sudah menusuk kulitku yang putih ini.

Kalian bertanya bukan, aku dan keluargaku berlibur kemana?
Boleh kami ceritakan, liburan kami bukan keluar negeri hanya untuk menghabiskan uang. Namun aku meminta Ramel untuk berlibur dengan secara sederhana namun cukup membuat suasana hati nyaman.

 Namun aku meminta Ramel untuk berlibur dengan secara sederhana namun cukup membuat suasana hati nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Desa kinderdjik, masuk sebagai pilihan utama kami berlibur. Desa yang nyaman dengan 1000 kincir angin sebagai pemandangan yang indah. Tidak jauh menurutku karena hanya 15 km dari kota Rontterdam di Belanda selatan tepatnya di (alblasserwaard)

Mobil melaju pelan menghantarkan kami ke penginapan yang sudah kami pesan, kulihat sedikit ke arah Ramel. Ia tersenyum dan mengacak rambutku pelan.

Dia semakin romantis saja menurutku.

"Ada apa?" Tanyanya heran.

"Tidak" kataku pelan.

"Kau lelah reista? Tanyanya lagi.

"Ya sedikit, karena sedari tadi anak perempuanmu ini hanya mau tertidur jika aku gendong terus menerus. Tanganku pegal Ramel" kataku merengek.

"Mau gantian denganku?" Pintanya.

"Tidak usah, sebentar lagi kita sampai. Aku istirahat di penginapan saja" kataku pelan.

"Baiklah" ucapnya.

*******

"Mommy mommy, bangunlah. Waktunya kita jalan jalan sore" suara renandra membangunkanku dari tidur yg menurutku terasa nyenyak.

"Ya" jawabku serak

"Ayo mommy, cepatlah" renandra merengek.

"Ya ya mommy sudah bangun, ayo kita mau kemana nak?"

"Daddy dan Dedek cantik sudah diluar dan sudah siap untuk jalan jalan"

"Ok, ayo kita keluar" seterah lah aku tak peduli jika muka bangun tidurku ini terlihat aneh. Kupikir siapa juga yang akan peduli jika mukaku jelek? Aku sudah punya suami dan anak dua.

Kulihat gaya santai suamiku itu, dia terlihat makin tampan saat menggendong anak perempuan ku itu.

Ahhh astaga aku tersenyum singkat melihat pemandangan indah itu, padahal aku belum berjalan jalan tapi suasana hati sudah sangat nyaman.

"Kau sudah bangun, apa tidurmu nyenyak?" Ramel menyapaku,Senyumnya makin membuatku tenang.

"Ya, cukup nyenyak menurutku. Kita ingin kemana hari ini Ramel?"

"Akan kuajak kalian ke suatu tempat, dulu sewaktu kecil ku sering berkunjung kesini"

"Ya seterah kau saja" kami berjalan perlahan, tangan kanan Ramel menggenggamku lalu tangan kirinya menggenggam tangan anakku renandra. Dan anak perempuanku ini tentu saja berada dalam gendonganku.

Seperti keluarga sederhana yang bahagia menurutku, tidak seperti. Tapi memang keluargaku cukup bahagia sejauh ini.

Ramel berusaha secara perlahan mencoba untuk membangun suatu keluarga yang cukup harmonis, dia memang bukan laki laki yang romantis. Tapi menurutku usahanya sejauh ini sudah cukup membuatku senang.

Udara di sekitar terasa sangat sejuk, Kami berjalan dalam diam. Kurasa Ramel pun ingin merasakan udara dengan hening.

"Kau lihat bangku di sana itu, kita akan duduk disana saja" aku mengangguk mengerti dan mengikuti arah kakinya berjalan.

Tempat ini terasa sepi, mungkin ini bukan hari libur jadi sedikit yg berkunjung ke tempat ini.

Kami duduk di bangku itu, arahnya menghadap ke beberapa arah kincir angin yg sedang berputar perlahan..

"Tenang sekali bukan?" Tanya Ramel.

"Ya" jawabku

"Daddy? Bolehkah aku membeli manisan disana itu? Renandra menunjuk arah toko kecil yang ada di sana.

"Kau tau dari mana bahwa disana menjual manisan?" Tanyaku

"Daddy pernah mengajakku sekali kesini mom"

"Seperti itu, yasudah pergilah. Ini uangnya dan setelah membeli lekaslah kembali kesini nak" kataku memberi beberapa lbara uang padanya.

"Yes mom"

Ia berlari menuju toko itu, aku hanya tersenyum melihatnya.

"Aku sering berkunjung kesini dulu" tiba tiba Ramel berkata padaku.

"Emmmmmm" kataku

"Dulu, sewaktu aku berumur belasan tahun aku sering berkunjung kesini"

"Pantas saja kau terlihat nyaman saat setibanya di sini" aku menepuk pelan pundaknya. "Terimakasih" kataku sembari bersandar di pundaknya.
"Terimakasih karena sudah membuatku bahagia, terimakasih karena sudah menghargai ku dan mempercayaiku sebagai istri dan ibu dari anak anakmu"

"Aku yang seharusnya berterimakasih, karena kau sudah mau menjadi bagian dari hidupku. Mungkin aku memang tidak tau bagaimana caranya membuat hubungan kita romantis seperti di film film. Namun aku tau aku hanya perlu bersyukur atas apa yg telah Tuhan berikan, karena saat aku bisa selalu bersyukur aku tau rasa bahagia akan datang dengan sendirinya."

Dia mengelus pelan kepalaku, lalu mengecupnya perlahan.

"Nikmatilah liburan ini, aku akan berusaha membuat kalian bahagia"

Aku mengangguk mengerti dan tersenyum hangat, renandra datang membawa manisan dan membaginya padaku. Aku tersenyum ia duduk disamping kami, tak ada pembicaraan setelah itu.
Kami duduk diam memandang pemandangan indah di depan kami, mulut kami hanya sibuk mengunyah manisan yang dibeli renandra. Rasanya semakin manis saat kau merasa bahagia.

Sederhana saja, jika kau bersyukur maka kau akan bahagia.










The end~

Secret In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang