34

14.4K 327 0
                                    

Ramelson pov

Kutatap berkas yang menumpuk di depanku ini, entah apa yang sedang terjadi saat ini sangat abstrak untuk di terima di pikiranku

Perusahaan yang sudah lama berdiri ini harus hancur hanya dalam waktu satu malam bahkan aset asetku pun ikut terblokir.
Siapa yang mengetahui semua kode rahasia brangkas perusahaan ini? Hanya aku dan keluargaku saja bahkan orang orang kepercayaan ku pun tidak tau menahu.

Aku hanya punya waktu 2 hari untuk membereskan masalah ini, bahkan aku tidak tau ingin memulainya dari mana.

Kudengar suara ketukan pintu di luar kantor dan kulihat Reista masuk dengan menenteng sesuatu di tanganya.

"Maaf aku mengganggu mu apa kau sudah makan siang?", Dia tersenyum dan berjalan ke arahku.

"Belum, mengapa kau kesini? Harusnya kau istirahat saja dirumah", jawabku lemah

"Aku tau pekerjaanmu pasti banyak, dan kau pasti akan lupa makan siang jadi aku membawakan makan siang untukmu ya itung itung ini tanda pertemanan kita",

"Ya terimakasih, maksudnya tanda pertemanan?", Tanyaku heran.

"Karena aku tau kita mungkin belum bisa mencintai satu sama lain seperti sepasang suami istri pada umumnya jadi aku berfikir bagaimana jika sekarang kita memulai dengan sebuah pertemanan? Apa kau setuju?",

"Ya lebih baik sepertinya", jawabku

"Baiklah sekarang makanlah aku sudah membawakan makanan ke sukaanmu", dia menyusun bekal makan siang yang dia bawa dan menaruhnya di piring yang sudah ia bawa.

"Ini untukmu dan ini untukku, ayo kita makan", dia tersenyum lagi apa dia memang suka sekali memberikan senyuman yang manis itu.

"Ya", jawabku singkat kulihat ia makanan dengan tenang sesekali dia melihat ke arahku aku selalu suka masakan yang ia masak sederhana namun terasa pas di lidahku.

Dia menuangkan segelas air dan memberikannya padaku lalu dia menuangkan lagi untuknya kulihat dia sudah selesai makan, dan kulihat ke arah pandangan matanya dia melihat ke arah piring yang berisi makananku aku bahkan baru memakanya sedikit

"Ada apa denganmu? Apa makananya kurang pas dilidahmu? Atau kau ingin makan makanan yang lain?",

"Ahh tidak sedari tadi aku sedang memperhatikanmu makan dengan sangat lahap, apa kau begitu lapar?", Tanyaku sambil tertawa.

"Aku makan karena aku memang lapar, lagipula semenjak kehamilanku porsi makanku sepertinya bertambah dua kali lipat", dia menjawab dan langsung cemberut

",Bagus kalau begitu kau dan bayiku itu akan sehat jika kau makan dengan baik", kataku.

"Tapi aku akan terlihat gemuk jika aku makan terus",

"Apa salahnya kau gendut? Menurutku kau akan tetap terlihat manis",

"Aku ini manusia bukan gula yang kau bilang manis",

"Hei itu hanya pribahasa mengapa kau jadi sensitif seperti itu",

"Aku ini sedang hamil, jadi wajar saja jika aku sensitif kau ini benar benar bahkan dengan wanita hamil saja kau tetap bersikap jahat",

"Aku tidak jahat, aku hanya berkata apa adanya",

Kulihat dia mengalihkan tatapan dan matanya mulai memerah apa dia ingin menangis? Astaga bahkan hormon kehamilan ya benar benar sensitif.

"Maafkan aku", kataku mulai meminta maaf namun dia tetap tidak menggubris ucapanku.

"Nyonya Reista Ettrama ayolah maafkan aku, ya baiklah baiklah aku salah aku jahat tidak bisa memahamimu", kulihat dia tetap tidak merespon ucapanku, apa dia benar benar marah? Bahkan aku tidak mengeluarkan kata kata yang kasar namun dia sudah Semarah ini

Aku bangkit dari tempat dudukku dan mulai menatap matanya itu, dia benar benar menangis air matanya turun namun dia menangis tak mengeluarkan suara
Aku menghapus air matanya dan mulai berjongkok di depannya kupengang kedua tangannya lalu kekecup kulihat dia mulai menatap mataku.

"Maafkan aku", kataku lagi.

"Tidak apa apa", jawabnya lagi lalu dia mulai tersenyum dan menghapus sisa sisa air matanya.

"Kau sudah tidak marah padaku?", Tanyaku lagi.

"Tidak, aku bahkan tidak marah padamu",

"Ya baguslah kalau begitu, sekarang kau temani aku menghabiskan makananku", aku mengecup keningnya dan dia menganggukan kepalanya lalu tersenyum.

Aku benar benar heran dengan hormon ibu hamil, perempuan yang labil

                                









Secret In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang