81

7.5K 222 4
                                    

Kulihat sepanjang jalan panjang yang terasa hampa, keheningan yang menyelimuti setiap detik waktu yang berlalu. Hembusan angin pun terasa hambar menyesakkan, pundakmu yang ingin kugapai berjalan semakin jauh.

Tetesan air hujan mengawali satu perasaanku yang tak bisa dijelaskan dengan ribuan kata, mulutku terkatup bahkan air mata terasa mengering seperti musim panas yang tak ada akhirnya.
Panasnya menusuk dan membakar setiap pori pori kulitku.

"Mommy?", Renandra membuyarkan lamunanku.

"Ya" jawabku pelan.

"Dimana adikku mom?",

"Ahhhh,, dia sedang tertidur dikamar nak", kataku berusaha tersenyum.

"Sayang sekali, padahal aku ingin bermain bersamanya",

"Bermainnya nanti saja, saat dia sudah bangun",

"Ya baiklah mom", renandra tiba tiba duduk di sampingku dan memelukku erat.

"Ada apa sayang", tanyaku penasaran.

"Mommy sedih ya?" Tanya anakku itu.

"Ahhhh tidak juga, mengapa kau tanya seperti itu?",

"Daddy tidak menjemput kita bukan? Jadi mommy merasa bersedih",

"Maksudmu?", Tanyaku heran dengan perkataanya.

"Ya nenek dan kakek berambut putih mengatakan Daddy sedang ada urusan dengan orang orang berbadan hitam malam itu. Dan belum bisa menjemput kita",

Aku mengelus rambutnya pelan dan mengecup keningnya.

"Ya Daddy mu sedang ada urusan, lagipula mommy tidak bersedih sayang", kataku tersenyum dan memeluknya.

"Baiklah jika mommy memang tidak bersedih, bolehkah aku bermain bersama anak anak yang lain?", Tanyanya.

"Ya, bermainlah. Jangan nakal sayang", kataku pelan.

Dia mengangguk dan berlalu pergi dengan senyum yang mengembang, hatiku terasa teriris melihatnya yang tak tau apa apa.
Bahkan akupun tak tau bagaimana nasib suamiku saat ini, dia suamiku dan aku tak tau jalan apa yang akan kulakukan untuk menyelamatkannya.

Bahkan paman dan bibi Ramel pun hanya menyuruhku tetap diam tanpa melakukan apapun..
Bagaimana mereka setenang ini saat sanak saudara mereka sedang di culik oleh orang lain, mengapa mereka seperti tidak merasakan suatu kehilangan.

Mengapa?

Air mataku tak mampu lagi aku keluarkan, aku tidak bisa hanya menangis dan tidak melakukan apapun.

Aku tidak bisa.

Aku bangkit dari dudukku dan mencoba mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. Aku mencari paman dan bibi Ramel.

Mereka sedang berbincang bersama dan tersenyum, rasanya ingin aku maki mereka dengan rasa tenang seperti itu.

"Paman bibi, bolehkah aku meminta sesuatu?", Tanyaku to the point.

"Ya", bibi menjawab.

"Aku ingin pulang ke rumah kami", kataku tegas.

"Kenapa?", Tanyanya.

"Aku rasa kedua orang tuaku dan juga orang tua Ramel sedang mengkhawatirkan kami",

"Tidak", jawab paman.

"Mengapa?", Aku terheran dengan perkataanya.

"Kau tidak boleh meninggalkan tempat ini", jawabnya lebih tegas dan raut wajah yang berubah serius.

"Aku punya rumah sendiri, dan aku harus pulang. Lagipula apa yang aku lakukan disini tanpa melakukan apapun? Kau bahkan hanya menyuruhku bersikap tenang saat suamiku sedang dalam bahaya", kataku.

"Aku tidak bisa menjelaskan, tapi mengertilah kau harus tetap berada disini.",

Mereka berdua pergi meninggalkanku dengan sejuta pertanyaan yang menggantung.

Apa apaan mereka itu, bisa bisanya berkata seperti itu padaku. Siapa mereka bisa mengatur apa yang harus aku lakukan.

Apapun yang terjadi aku harus pergi dari tempat ini, aku tidak tau apa yang mereka rencanakan dan apa yang akan mereka lakukan saat ini.

Aku berjalan ke arah kamar dan mengambil anak perempuanku itu, dia tertidur sangat pulas.
Aku menyelimutinya dengan selimut dan menggendongnya dengan erat.

Membawa beberapa kebutuhan ya dan berjalan perlahan keluar kamar

Tiga hari aku berada disini sudah cukup untuk mengetahui apa yang mereka lakukan setiap harinya.

Dan siang hari seperti ini yang aku tau mereka sedang berada di sekolahan.
Yang harus aku lakukan saat ini adalah mencari dimana renandra.

Aku menyusuri tempat bermainya, terasa sangat sepi saat ini.

Kulihat renandra sedang bermain sendiri,

"Renandra", ucapku berbisik.

Ia menengok ke arah ku dan tersenyum menghampiriku

"Ya mom, ada apa?",

"Ayo ikut mommy.",

"Kemana mom?", Tanyanya. Aku tak menjawab pertanyaannya dan menariknya perlahan keluar dari rumah ini.

Renandra pun hanya berdiam mengikutiku tanpa bertanya lagi.

Semoga saja tak ada yang melihat kami keluar dari rumah ini.

Kulihat sekeliling terasa sepi, tapi mengapa keheningan seperti ini membuatku merasa aneh.

Namun aku mengesampingkan perasaan itu dan berjalan lebih cepat lagi, pintu gerbang sudah terlihat yang harus aku lakukan hanya keluar dari pintu gerbang itu dan keluar dari rumah ini.

Tepakan kakiku berhenti di depan gerbang, dan kulihat gembong pun terbuka.

Tidak terkunci? Batinku terasa makin aneh.

Kulihat kesekeliling, benar benar tak ada orang.

"Nak?",

"Ya mom",

"Dimana semua orang? Bukankah tadi kau bilang kau akan bermain bersama teman temanmu? Mengapa tadi kulihat kau sendiri?", Tanyaku heran.

"Entahlah mom, tadi nenek dan kakek berambut putih mengajak mereka pergi dan aku disuruh menunggu di sana sendiri",

Benar,kurasa ada yang tidak beres disini. Mereka seakan akan membuatku keluar dari tempat ini tanpa hambatan.

Tapi mengapa? Bukankah tadi mereka sendiri yang melarangku?

Aku semakin ragu ingin keluar dari rumah ini, apa yang harus aku lakukan?

Pergi atau tidak???









Jeng jenggg😂
Pergi atau enggak nih guys? Coba jawab pertanyaan itu..
Wkwkwkw
Selamat membaca😘😘😘

Secret In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang