58

12.5K 397 9
                                    

Reista pov.

Kuletakan piring terakhir ke atas meja, semua hidangan makan malam sudah siap tersaji dengan cantik di meja makan.

Aku memasak banyak hari ini, kepulangan Ramel membuat tenagaku bertambah untuk menyelesaikan masakan sebanyak ini.

Aku bersenandung ria membereskan peralatan masak di dapur, aku tidak sabar memeluknya malam ini.

Akhirnya aku bisa tidur kembali di sampingnya,pelukan hangat kecupan singkat dimalam hari.

Setelah selesai membersihkan dapur aku berjalan ke ruang tamu untuk menemui orang tuaku,Ramel,dan juga anakku Renandra.

Aku melihat mereka sedang berbicara dengan serius terlihat dari kerut di dahi Daddy ku.

Aku menghampiri mereka, kulihat Daddy ku menyadari kedatanganku.
Lalu ia memberentikan pembicaraan, lalu tersenyum.

"Sudah selesai kau memasak nak?", Tanyanya.

"Sudah Dad, ayo kita makan malam bersama", kataku pada mereka. Aku merasa ada yang aneh dengan sikapnya.

"Ya ayo mari kita makan bersama sama", ia bangkit dan kulihat mommy pun bangkit begitu pula dengan ramel dan Renandra.

Aku berjalan mengikuti mereka, ada aura aneh yang aku rasakan dibelakang mereka. Apa mereka menyembunyikan sesuatu dariku?

Bahkan aku saja tak ditegur oleh Ramel.

Aku duduk di kursi dan mulai menyiapkan makanan untuk Ramel dan Renandra.

Kulihat mommy ku melakukan hal yang sama.

kami makan dalam diam, tak ada perbincangan sama sekali.

Aku semakin merasa aneh dengan sikap mereka.

"Apa makananya tidak enak?", Tanyaku memecah keheningan

"Enak, masakan ini enak", kata Ramel singkat.

Aku memandangnya, bahkan ia berbicara tanpa melihatku.

"Setelah ini kau bereskan pakaianmu kita akan pindah ke rumah baru", kata Ramel. Ia menyelesaikan makananya dan bangkit dari duduknya.

"Aku sudah selesai makan, ada yang ingin kukerjakan", kata Ramel lagi lalu ia berjalan berlalu dari ruang makan.

Aku memandang kepergianya yang hilang dibalik tembok.

"Ada apa sebenarnya?", Tanyaku menatap Daddy dan mommy ku itu.

"Maksudnya ada apa?", Tanya mommy ku.

"Kalian seperti menyembunyikan sesuatu dari ku mom",

"Perasaanmu saja nak, terkadang saat seorang perempuan hamil dia terlalu sensitif jika ada suatu perubahan kecil di sekitarnya",  mommy ku tersenyum dan melanjutkan kembali makanya.

Aku tak berkata kata apa lagi, hanya diam dan melanjutkan suapanku

Sepertinya benar aku terlalu sensitif akhir akhir ini

Lupakan sajalah, aku tak terlalu ingin memikirkanya.

~~~~

Semua pakaian sudah tersusun di dalam koper, besok aku dan keluargaku akan pindah ke rumah kami yang baru.

Kulihat Ramel masuk kedalam kamar, ia duduk disampingku lalu menatapku diam.

"Ada apa?", Tanyaku bingung.

"Tidak ada apa apa", jawabnya datar.

"Sungguhkah?", Aku memegang tangannya "kau terlihat kebingungan", kataku

"Ya sedikit", katanya.

"Apa yang membuatmu bingung Ramel?",

"Tak penting itu hanya masalah pekerjaan", Ramel berdiri lalu ia berjalan ke  jendela kamar lalu menatap kosong ke arah luar.

Aku menghampirinya lalu memeluknya dari belakang, aku merindukan aroma tubuhnya.

Kupejamkan mataku.

"Ceritakanlah jika kau ingin bercerita",
Ramel menggenggam tanganku yang melingkar di pinggangnya.

"Aku bingung ingin bercerita darimana", katanya pelan.

"Yasudah tak usah dipaksakan, ada saatnya cerita itu akan mengalir begitu saja", kataku menenangkannya.

"Ya",Ramel membalikkan badannya lalu menatap mataku dalam.
"Kau semakin cantik saja Reista",

Aku tersipu malu, astaga bahkan hanya kata singkat itu aku sudah dibuat senang.

"Emmmmm... Benarkah?", Kataku mulai tersenyum malu malu.

"Ya apalagi jika....",

"Jika apa?",

Ramel mendekatkan bibirnya di telingaku lalu membisikkan sesuatu.

"Jika kau tidak memakai sehelai benangpun",

Bulu kudukku meremang, suara sexynya bahkan mampu membangkitkan pikiran liarku.

"A..pa.. kau?", Aku menggantungkan ucapanku.

Aku semakin malu saja saat Ramel menatapku intens, aku yakin saat ini wajahku sudah merah padam karenanya.

"Aku ingin mengunjungi anakku Reista", ucap Ramel dengan suara yang semakin serak.

Kulihat matanya mulai menggelap, aku paham maksud kata katanya.

Aku mendekatkan bibirku ke bibirnya, lalu kekecup pelan bibirnya itu.

Ramel sepertinya tak tinggal diam dia lalu melumat bibirku dengan kasar.

Sepertinya rindu kami akan terbalas di malam ini.~~











Maaf banget tadinya aku mau kasih edisi 21+
Tapi karena aku liat banyak banget pembaca di bawah umur, jadi aku skip aja ya😂

Secret In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang