Jung Ho Seok

191 25 5
                                    

Sudah bukan menjadi rahasia lagi kalau [Name] adalah seorang hardcore ARMY yang beruntung. Dengan segala keterbatasannya, baik dari wajah maupun kepintarannya, ia mampu membuat salah satu member Bangtan menyatakan cinta padanya setelah hampir satu tahun kenal.

[Name] adalah gadis yang mampu membuat Jung Hoseok jatuh cinta setiap kali gadis itu tersenyum.

Kini ia tengah memperhatikan gadisnya yang sibuk bermain ponsel saat ia dirias. Dengan tur dunia yang sedang mereka jalani, Hoseok mampu memaksa [Name] untuk ikut dengannya ke beberapa negara. Ia terpaksa harus memakai wajah memelasnya untuk membujuk [Name]. Hampir saja ia dilempari sepatu oleh Suga-hyung karena memperlihatkan 'wajah menjijikan'.

Untuk sesaat Hoseok tampak puas dengan melihat [Name]. Sulit baginya untuk menghabiskan waktu dengan kekasihnya di sela jadwal yang padat. Beberapa kali ia harus menahan diri untuk tidak mangkir dari pertunjukkan dan berlari pada kekasihnya. Tak jarang pula ia harus puas hanya dengan mendengar suara [Name] yang berkata sangat merindukannya. Menjadi seorang bintang memang tidak selalu menyenangkan.

Dahinya mengerut saat salah satu dongsaengnya, Taehyung, mendekati [Name] dengan cengiran khas sekaligus bodohnya. Hoseok tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang keduanya bicarakan, tapi beberapa menit mereka berbincang [Name] sudah tertawa dengan lelucon Taehyung.

"Lebih lama kau menatapnya seperti itu, aku yakin Taehyung akan tampil dengan kepala berlubang," suara Namjoon mampu mengalihkan tatapannya dari kedua orang yang tengah asyik bercanda.

"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan," elak Hoseok cepat. Terlalu cepat untuk menutupi kebohongannya.

Namjoon terkekeh lalu menempatkan diri di sebelah Hoseok, siap untuk dirias. "Tidak perlu berbohong padaku. Matamu sudah mengatakan semuanya."

Hoseok tertawa kecil. "Kau sudah beralih profesi menjadi pembaca pikiran sekarang?"

"Bukan pembaca pikiran. Hanya mengatakan fakta yang ada karena bertahun-tahun tinggal bersama membuat isi kepalamu transparan bagiku," Namjoon mengangkat bahunya acuh tak acuh, tapi tidak mengurangi penegasan dalam kalimatnya. "Kau tahu, Taehyung tidak akan merebut [Name] darimu. Santai sedikit, ia hanya menemani gadismu selama kau sibuk di sini."

"Ya, ya, aku tahu. Kalau ia berpikir untuk merebut [Name] dariku, aku akan memaksanya untuk membersihkan dorm selama satu bulan tanpa henti," bisik Hoseok masih belum melepaskan Taehyung dan [Name] dari pandangannya.

"Ya! Kenapa lama sekali? Ada yang ingin kudiskusikan dengan kalian," Yoongi-hyung menepuk bahunya dan Namjoon.

Untuk sesaat perhatian Hoseok teralihkan dari [Name] dan Taehyung. Ia memaksa pikirannya untuk fokus dengan lirik yang tengah mereka diskusikan. Berkhayal di tengah diskusi lirik dengan Yoongi-hyung sama saja menjemput ajal lebih cepat dari yang sudah ditakdirkan.

"Hyung! Hobie-hyung! Aku pinjam Noona sebentar ya? Aku janji sebelum naik panggung, Noona sudah kukembalikan padamu," mohon Taehyung sembari menggandeng tangan [Name].

Hoseok hampir saja berkata tidak, kalau saja ia tidak melihat tatapan memelas [Name] dalam jarak pandangnya. Ditambah lagi dengan tatapan Namjoon seakan berkata ingat-kata-ku-tadi. Dengan berat hati Hoseok mengiyakan permintaan Taehyung.

Ia berjanji pada dirinya agar memiliki [Name] untuk dirinya sendiri malam ini.

***

"Jadi, apa yang kau lakukan dengan Taehyung tadi?" tanya Hoseok dengan nada menginterogasi.

Sebelah alis [Name] terangkat naik dengan nada bicara Hoseok. Ia menyusuri wajah Hoseok dengan matanya, berusaha mencari tahu apa yang membuat kekasih cerianya ini terlihat begitu gelisah.

"Taehyung hanya memperlihatkan panggung tempat kalian tampil tadi dan tempat di mana aku duduk. Itu saja, memangnya apa yang kau pikir kami lakukan?"

Hoseok menghela nafas yang tanpa sadar ia tahan. Jantungnya berdegup kencang menyadari ia baru saja mencurigai kekasihnya melakukan sesuatu yang tidak pantas dengan dongsaengnya. Sepertinya ia butuh udara segar agar pikirannya kembali jernih. Tidak. Udara segar tidak akan cukup untuk meredam kegelisahannya.

"Hoseok-ah? Ada apa denganmu? Apa kau baru saja mengira aku akan berselingkuh dengan Taehyung?" tidak ada kesan menuduh atau menghakimi dalam suara [Name]. Namun, Hoseok merasa begitu bersalah mendengar pertanyaan [Name].

"Ya, maksudku tidak. Astaga... aku bahkan tidak tahu apa yang kukatakan," gumam Hoseok sembari menyisir rambutnya dengan jari. Ia tidak bisa duduk diam. Kakinya memaksa untuk berjalan mengelilingi ruang ganti yang tidak seberapa lebar itu.

"Katakan padaku, apa kau cemburu pada Taehyung karena aku sibuk dengannya dan bukan denganmu?" suara [Name] terdengar jauh lebih lembut kali ini.

"Mungkin," bisik Hoseok. Pandangannya beradu dengan [Name]. "Jagi, siapa biasmu di Bangtan?"

"Taehyung," jawab [Name] tanpa pikir panjang. Gadis itu menutup mulut dengan tangan saat melihat ekspresi Hoseok menggelap. Ia menyadari kesalahannya. "Jadi, itu penyebab kegelisahanmu saat aku pergi dengan Taehyung? Karena ia adalah biasku?"

Hoseok kembali mendudukkan dirinya di samping [Name]. Rambutnya berantakan karena berulang kali disisir dengan jari. Tidak hanya rambutnya, tatapan matanya yang sayu juga menggerakkan hati [Name] untuk menangkup wajah kekasihnya.

"Bagaimana bisa aku tidak gelisah? Penggemar manapun akan merasa sangat bahagia saat bersama dengan biasnya. Bagaimana kalau dengan sikapnya yang seperti itu Taehyung mampu menarik perhatianmu? Tunggu, ia sudah menarik perhatianmu karena ia adalah biasmu. Aku lupa. Maksudku, bagaimana kalau kau sanggup jatuh cinta pada Taehyung? Tidak, kau sudah jatuh cinta dengannya bahkan sebelum jatuh cinta denganku. Astaga... aku dikalahkan oleh dongsaengku sendiri bahkan tanpa ia sadari!"

[Name] tertawa kecil mendengar racauan Hoseok. Dancer utama Bangtan itu kembali berjalan mengelilingi ruang ganti sembari meneruskan racauannya. Tidak tahan mendengar keluhan Hoseok lagi, [Name] menarik tangan kekasihnya lalu memaksanya untuk kembali duduk.

"Dengarkan aku baik-baik. Aku tidak akan ingkar dari ucapanku saat berkata Taehyung adalah biasku. Ia memiliki karisma dan daya tariknya sendiri. Harus kuakui kalau aku adalah satu dari sekian banyak yang jatuh ke dalam pesonanya," gumam [Name] lembut. "Tapi Hoseok-ah, bukan berarti kau tidak memiliki pesona dan karismamu sendiri. Kau mampu membuat suasana di sekitarmu berubah ceria, kau terlihat menawan saat menari dan aku mampu menyebutkan alasan aku mencintaimu, tapi kita tidak memiliki cukup waktu untuk itu."

"[Name]-ah ..." Hoseok terpana mendengar setiap kata yang keluar dari bibir [Name].

"Tidak peduli siapapun biasku atau idolaku, percayalah kalau aku akan tetap memilihmu sebagai yang pertama di hatiku."

BANGTAN!! KALIAN SUKSES BIKIN ARMY SELURUH DUNIA NGIRI SAMA KEENAM CEWEK!!

ada yang udah liat video terbaru mereka?

Seven WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang