Kim Tae Hyung

326 35 0
                                    

Kim Taehyung adalah member yang paling sering tertawa, jarang menangis dan selalu memberikan aura positif yang mengundang tawa bagi siapapun yang melihatnya. Namun, sisinya yang seperti itu tidak terlihat kali ini. Taehyung tidak bisa tersenyum di saat kabar buruk baru saja menimpa tunangannya.

[Name] mengalami kecelakaan dan harus kehilangan penglihatannya.
Bagaimana bisa ia tertawa saat gadis yang menempati sudut hatinya tengah kehilangan sesuatu yang amat berharga? Di saat seperti ini Taehyung berusaha untuk tidak menangis. Yang bisa ia lakukan hanyalah memeluk tunangannya erat, berusaha memikul sebagian penderitaan dengan pelukannya.

“Apa penglihatanmu bisa kembali?” tanya Taehyung tanpa melepaskan pelukannya.

[Name] mengangguk samar. “Tentu. Aku sudah menanyakannya pada dokter dan mereka bilang penglihatanku bisa kembali dengan donor mata.”

“Kalau begitu aku akan meminta dokter untuk menempatkan namamu di daftar teratas penerima donor,” Taehyung tidak peduli jika ia terdengar sangat egois sekarang. Saat ini pikirannya hanya terfokus pada [Name] dan bagaimana cara mengembalikan penglihatan gadisnya.

Baru saja ia melepaskan pelukannya dan bangkit berniat ingin mencari dokter yang menangani [Name], tapi tangan mungil itu menahan lengannya seraya menggelengkan kepala. Hatinya teriris saat mereka beradu tatap namun hanya kehampaan yang bisa ia lihat di mata yang dulunya selalu memancarkan binar bahagia.

“Tidak perlu, Taehyungie,” ucap [Name] lembut. “Ada ratusan manusia yang mengalami hal yang sama denganku dan banyak dari mereka yang lebih membutuhkan donor mata itu daripada aku. Hanya karena kekasihku seorang idola terkenal, bukan berarti aku berhak merenggut kesempatan mereka untuk melihat lagi.”

“T-tapi...”

“Bagaimana perasaanmu kalau aku berhasil mendapat kesempatan untuk melihat, tapi donor yang seharusnya untukku malah diberikan oleh orang lain karena mereka sanggup membayar mahal untuk mata itu?” potong [Name] cepat. Tangannya merangkak naik ke pipi Taehyung, berusaha menenangkan kekasihnya yang masih setengah panik dan setengah tidak percaya itu.

“Tentu saja aku akan marah dan menuntut dokter serta orang yang curang itu! Seharusnya mata itu adalah milikmu, bagaimana bisa ia merampasnya begitu saja!?” [Name] tersenyum kecil mendengar nada berapi-api Taehyung saat menyuarakan pikirannya.

“Karena itulah aku melarangmu untuk melakukannya. Agar tidak ada orang yang mengataimu curang dan tidak bertanggung jawab.”

“Lalu bagaimana denganmu?” Taehyung meraih tangan [Name] yang berada di pipinya, menautkan jemari mereka lalu meremas jari-jari [Name] dengan rasa khawatir setengah frustasi.

“Aku akan baik-baik saja. Lagipula aku memiliki tunangan yang sangat luar biasa dan enam laki-laki yang siap menolongku kapan saja kuminta,” Taehyung masih menatap [Name] dengan khawatir bahkan setelah mendengar jawabannya. Seakan bisa membaca pikiran Taehyung, [Name] melanjutkan. “Aku benar-benar baik-baik saja Taehyungie. Maaf membuatmu khawatir sampai seperti ini.”

Taehyung memeluk [Name] erat, menyembunyikan wajahnya di lekukan leher [Name] saat air mata kembali mengaburkan pandangannya. “Aku tidak tahu kebaikan apa yang pernah kulakukan hingga pantas menjadi tunanganmu.”
***
“Taetae, aku ingin istirahat sebentar,” fokus Taehyung langsung berpindah pada [Name] yang menarik kaus lengannya samar.

Dadanya terasa sesak setiap kali mereka beradu tatap. Tatapan yang dulu disinari binar bahagia, kali ini hanya menampakkan kehampaan. Berulang kali Taehyung mengingatkan dirinya untuk tetap kuat, demi [Name] dan demi dirinya sendiri. Apa yang akan terjadi kalau ia ikut hancur seiring dengan terbiasanya [Name] dalam dunia yang gelap?

“Kugendong saja ya?” tawar Taehyung.

Belum sempat [Name] memberikan jawaban, tangannya sudah ditarik lembut oleh Taehyung. [Name] hanya bisa menyandarkan kepalanya di bahu Taehyung tanpa bisa melawan, ia tidak tahu jika punggung Taehyung bisa senyaman ini. Lagipula untuk apa melawan? Toh ia juga menikmati bahu tunangannya.

Namun, [Name] tidak menyadari tatapan yang diberikan orang-orang di sekitar mereka. Taehyung mengetahui tidak semua orang bisa mendukung hubungan mereka, walaupun banyak juga yang ikut berempati dengan kecelakaan yang dialami [Name]. Taehyung ingin sekali berteriak pada orang yang berpikir bahwa ia harus mendapatkan gadis yang sempurna dan bertalenta luar biasa untuk mendampinginya, tapi tidak.

[Name]-lah yang menyempurnakannya. Ia tidak butuh gadis yang sempurna, cukup [Name] berada di sampingnya ia merasa mampu mengalahkan dunia.

Lalu kenapa masih banyak yang berpikir kebutaan [Name] hanya akan membuat imejnya buruk di mata masyarakat? Ia tidak mengerti. Dan mungkin selamanya tidak akan pernah bisa mengerti.

“Taetae, apa kau menangis?” tanya [Name] saat merasa bahu tunangannya bergetar samar.

“Tidak,” bohong. Ia bisa merasakan pipinya basah karena air mata. “Aku menahan tawa melihat Jimin dan Jungkook-ah sedang menggoda Hobie-hyung. Aku tidak ingin istirahatmu terganggu.”

Hal selanjutnya yang [Name] ketahui adalah Taehyung mendudukkannya di sofa empuk. Mungkin ini ruang ganti mereka. Gadis itu merasa ada tangan hangat yang menangkup wajahnya, mengelus pipinya dengan ibu jari. Kemudian dahinya bersentuhan dengan sesuatu yang lembut.

“Kau tidurlah. Aku akan kembali setelah selesai tampil,” ucap Taehyung sembari melemparkan tatapan sedih bercampur pasrah.

Ia menjauhkan diri dari tunangannya, membuka pintu lalu bersiap untuk tampil. Namun, suara lembut [Name] yang memanggil namanya membuat Taehyung mengurungkan niat awalnya.

“Taetae-ah?”

“Ada apa [Name]? Kau merasa sakit? Butuh sesuatu? Atau ruangannya tidak nyaman untukmu? Kau ingin kembali ke dorm saja?” pertanyaan yang dilemparkan Taehyung secara bertubi-tubi memaksa [Name] untuk menarik kedua sudut bibirnya.

“Tidak apa-apa. Aku hanya ingin mengatakan sesuatu,” ucapan [Name] membuat Taehyung menghela nafas lega.

“Aku hanya ingin berterima kasih padamu. Terima kasih karena sudah berusaha menjadi sosok yang kuat. Terima kasih karena telah menjadi penopang kokohku. Terima kasih karena masih tetap berada di sampingku meskipun aku tidak lagi sempurna,” [Name] menghela nafas. “Aku mungkin kehilangan penglihatanku, tapi aku masih ingat dengan baik kebiasaanmu. Aku tahu sering sekali menangis diam-diam karena tidak ingin membuatku khawatir dan aku sangat menghargainya. Tapi kau tidak sendirian.

“Mungkin aku tidak mampu menyaingi gadis di luar sana yang seluruh fungsi tubuhnya masih lengkap, tapi aku yakin telingaku masih bisa mendengar keluhanmu. Jangan memendam semuanya sendiri, hm?”

Astaga... Taehyung yakin ia tidak pernah berbuat kebaikan yang luar biasa, lalu kenapa ia mampu memeluk seorang malaikat?

“Aku tidak peduli kau kehilangan penglihatanmu atau salah satu anggota tubuhmu. Aku tidak butuh gadis yang sempurna karena hanya denganmu aku merasa hidup. Jangan pernah meragukan dirimu dan aku berjanji tidak akan memendam apapun lagi padamu,” bisik Taehyung seraya memainkan jemarinya di rambut [Name].

“Dan Jagi, aku akan selalu ada untukmu kapanpun kau membutuhkanku.”

Jjajan... Another mellow fic.. Udah pada nonton Run!BTS yang baru?

Seven WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang