part 2

82.4K 3.2K 22
                                    

Satu minggu sudah Aya menimba ilmu di SMA Orland School. Aya selalu berangkat diantar oleh supir namun Aya selalu meminta supirnya untuk menurunkannya dipertigaan dekat sekolah, papa dan mamanya yang mengetahui hal itu beberapa hari ini bertanya mengapa putri tunggal kesayangannya melakukan ini. Ayana Evelyn Marcus Ahmad merupakan anak ke 2 dan merupakan putri tunggal dari keluarga mereka setelah Alfarix Verina Ahmad. Aya merupakan anak dari pemilik Ahmad Corporation orang terkaya ke 2 di Indonesia.

"Sayang kenapa sih kamu selalu minta diturunin dipertigaan sekolahmu." Ucap Iren mama Aya yang sedang menyiapkan sarapan untuk suaminya.

"Pengen olahraga dikit sebelum kesekolah." Balas Aya asal sambil memakan sarapannya.

"Yaudah." Ucap Iren dengan sedikit geleng geleng karna tingkah anaknya "sayang sekarang kamu berangkat gih udah jam segini." Lanjut Iren pada Aya.

"Bentar lagi ma." Balas Aya yang masih santai menyantap makanan." Kak Al mana ma." Tanya Aya. Belum sempat Iren menjawab suara teriakan seseorang menyelubungi ruang makan mereka.

"Pagi semua." Teriak Alfarix yang sedang menuruni anak tangga sambil membawa tas kerjanya Al merupakan manajer utama diperusahaan papanya.

"Ih kak toa banget dah." Ucap Aya santai.

"Yeeee siapa yang lebih toa cobak kalo diisengin teriaknya kenceng banget." Balas Al mengingat saat-saat pernah menjaili adiknya dengan memainkan rambutnya yang tergerai.

Aya memang tidak suka kalau ada yang memainkan rambutnya apalagi menyentuhnya karena itu sangat mengganggu dirinya.

Aya yang mendengar itu hanya mendengus kesal kepada kakaknya ini. "Dek mau bareng gak." Tanya Al pada Aya yang sedang merasa kesal padanya.

Aya yang mendengar langsung menatap kakaknya karna jarang kakaknya melontarka pertanyaan seperti itu.

"Ih tumben ngajak bareng, biasanya juga ditinggal." Ucap Aya karna biasanya emang seperti itu ditinggal oleh kakak nya kalau mau minta bareng.

"Kakak lagi seneng ya." Lanjutnya dengan nada menggoda. Disini yang digoda hanya senyum-senyum gak jelas.

"Seneng kenapa?" Tanya Iren.

"Biasa ma ketemu itu loh." Goda Aya.

"Memang ketemu siapa?" Tanya Markus papa Aya yang masih di meja makan.

"Al gak ketemu siapa-siapa pa." Timpal Al.

"Beneran gak ketemu siapa-siapa terus yang didepan rumah siapa kak cantik lagi." Goda Aya kepada Al yang langsung dihadiahi pelototan tajam sedangkan yang dipelototi malah balik mempelototi.

Mama dan papanya yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah dua anaknya.

"Udah-udah jangan pelototan pelototan terus sana cepet berangkat." Lerai Iren kepada kedua anaknya itu yang mungkin tidak ada hentinya jika tidak segera dilerai.

Iren memang seperti itu jika melihat tingkah konyol kedua anaknya yang menurutnya mereka mungkin sudah terlihat dewasa namun sifat mereka seperti anak kecil.

"Kak Al nanti jelasin siapa yang dateng kemaren." Ucap Iren lagi. Yang ditanya hanya memerlihatkan sederet gigi putihnya dan melirik sinis kearah Aya.

****
Hari Aya disekolahnya selalu ditemani oleh ke 2 sahabatnya sejak awal bertemu dengannya Prisil Aurora Sivani dan Maudi Rivani Fadillah mereka adalah sahabat baik Aya disekolah karena mereka yang mau berteman dengan Aya yang cupu untuk yang lain hanya lewat-lewat doang.

Bel pertama setelah pelajaran berbunyi yang berarti jam istirahat setelah pelajaran yang menguras habis otak mereka. Siswa siswi sudah mulai berhamburan keluar untuk bermain, keperpustakaan, atau yang tak kalah penting atau bahkan sangat penting bagi mereka adalah segera pergi ke kantin untuk mengisi perut yang keroncongan.

"Aya Prisil, kekantin yuk lapernih." Teriak Maudi dengan nada cemprengnya yang membuat orang dihadapannya harus ekstra menutup telinga mereka rapat-rapat.

Maudi adalah teman Aya setelah Prisil mereka bertemu pada hari kedua setelah Aya masuk kesekolahnya dan Maudi pula teman satu-satunya Aya dan Prisil yang tidak berpenampilan cupu seperti mereka.

"Gak usah teriak kali Maudi, kita denger kok." Ucap Prisil yang kesal dengan salah satu sahabatnya ini. Karena hampir semua ucapanya menggunakan nada tinggi nan cempreng.

"..." yang dihanya dibalas cengiran dari Maudi.
"Yaudah yuk." Ajak Maudi yang dianggukin oleh sahabatnya.

Prisil yang melihat Aya yang tak kunjung berdiri dan tengah asik membaca Novel.

"Ya, lo gak ikut." Tanya Prisil

"Lo duluan aja, tuh kasian Maudi kayaknya kelaperan tuh. Nanti gue nyusul kok." Balas Aya sambil kembali membaca novel nya yang dipinjam dari perpustakaan.

"Ok." Ucap keduanya.

Mereka meninggalkan Aya yang sedang asyik membaca novel dikelas. Setelah dirasa Aya selesai membaca novel Aya pun menyusul kedua sahabatnya itu kekantin.

"Dimana ya tu bocah berdua." Gerutu Aya sambil celingak celinguk dan dirasa sudah ketemu yang sedang duduk dipojok kantin Aya pun segera menyusul kesana.

Aya yang menyusul sahabatnya itu tanpa sadar kakinya dijegal oleh seseorang yang mungkin adalah orang-orang iseng yang biasa membuli anak-anak seperti Aya. Dan Aya jatuh tepat dimeja yang berada didepannya tadi yang ada seseorang yang sedang mengobrol ria dan mereka pun juga tak kalah terkejut ketika ada orang yang jatuh tepat dimeja mereka.

Tbc.....

Hai reader....
Penasaran gak kira kira siapa ya yang ada dimeja yang dijatuhi Aya tadi .....

Sama Autor juga penasaran loh.... kira kira siapa ya😥

Typo bersebaran

Jangan lupa vote dan comment nya😊

The Nerd Badgirl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang