part 29 ^2^

37.4K 1.4K 22
                                    


✴✴Happy Reading✴✴

"Itu lo Ka." Ucap orang itu lalu mendekat kearah mereka.

"Maudy." Guman Raka sedangkan Aya hanya diam membisu.

"Ko lo disini, bolos lo ya." Tunjuk Maudy lalu melihat Aya dan berkata, "Terus lo ngapain disini Ya kok gak masuk." Belum sempat Aya angkat bicara Raka lebih dulu bersuara.

"Lah lo ngapain disini? bukannya masuk."

"Ih Raka aku lagi tanya ini." Ucap Maudy lalu mencebikan bibirnya.

"Ye mulutnya itu loh. Minta ditampol." Seru Raka lalu terkekeh seketika Maudy cemberut.

"Udah la Ya yuk masuk gausah ladeni dia." Seru Maudy lalu menggandeng tangan Aya pergi dari sana.

"Lah gue ditinggal?" Seru Raka yang bisa didengar Maudy dan Aya.

"Sana balik kesekolah lo." Membuat Raka menggaruk tengguknya yang dirasa tidak gatal itu dan kemudian berbalik dan berlari kearah motornya diseberang jalan.

"Raka masih hidup." Gumah seseorang keluar dari balik pohon besar lalu melihat Raka melaju dengan motornya tanpa melihat kearanya.

"Itu Raka terus yang dikubur siapa." Ucap Orang itu lalu masuk kedalam sekolahnya.

***

"Di." Panggil Aya disampingnya.

"Apaan Ya." Balasnya lalu menengok kearahnya.

"lo kenal Raka?" Tanya Aya to the poin membuat langkah Maudy berhenti.

"Kenapa?" Jeda sebentar Maudy. "Lo kenal dia?" Tanyanya.

"Eh eh gue." Bingung Aya membuat Maudy mengangkat sebelah alisnya lalu terkekeh.

"Lah Aya gue tau kok dia emang ganteng tapi sayang gue gak suka."

"Soalnya dia saudara gue."

"Saudara." Cicit Aya lalu melirik kakinya dan membatin, "Raka punya saudara, bukannya dia anak tunggal."

"Eh ngelamun lo. Pasti ngelamunin Raka ya." Ucap Maudy sambil menaik turunkan alisnya membuat Aya menautkan dua alisnya lalu menggeleng.

"Hahahaha." Tawa Maudy.

"Kok ketawa sih?"

"Hahaha gak papa. Jangan sampek lo suka dia." Membuat alis Aya terangkat satu lalu, "eh Raka saudara kandung lo." Yang mendapat gelengan Maudy.

"Terus."

"Saudara tiri." Cicit Maudy pelan.

"Hah kok bisa."

Maudy yang ditanya lalu celingak-celinguk melihat sekeliling dan berkata, "lo kok kepo sih."

"Eh eh." Membuat Aya bingung sendiri dengan pernyataan Maudy.

"Kesana yok duduk." Ajak Maudy lalu pergi kearah yang ditunjuk Maudy dan sekarang disanalah mereka berdua duduk dipinggir lapangan.

setelah duduk Maudy menarik nafas lalu memulai, "sebenarnya.. eh tunggu lo beneran pengen tau tentang Raka ya." Ucap Maudy menyelidik.

"Eh enggak juga gue cuma pengen tau kehidupan sahabat gue dan itu lo bukan Raka." Alibi Aya. Namun tanpa mereka sadari seseorang berdiri tidak jauh dari mereka dan mendengarnya.

"Ok... sebenarnya Raka itu bukan saudara kandung gue tapi saudara tiri awalnya.." jeda Maudy lalu menurunkan nada bicara dan Aya masih setia menyimaknya.

"Awalnya gue sama orang tua gue dulu baru pulang dari acara pelepasan siswa kelas IX disekolah gue terus dijalan gak sengaja orang tua nabrak anak yang tiba-tiba lari dijalan dan yang paling buat gue kaget dia masih SMP kayak gue terus gue, orang tua gue turun dan coba buat tanggung jawab dengan bawa anak itu kerumah sakit tapi setelah sampai dirumah sakit kata dokter Raka dinyatain meninggal ditempat."

Membuat Aya kaget dan setelahnya membuat Aya sangat bersalah pada Raka.

"Astaga Ka maafin gue gue gak maksud waktu itu." Ucap Aya merasa bersalah dalam hati lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya tanpa disadari Maudy.

"Tapi.." mendengar itu Aya lalu membuka tangannya dari wajahnya lalu menatap Maudy dan berkata, "loh tapi, masih ada lanjutannya Di." Yang diangguki Maudy menatap Aya.

"Loh kamu nangis Ya. Eh sorry-sorry baper in ya." Ucap Maudy lalu terkekeh.

"Ih apaan sih Di." Lalu Maudy cengengesan sebentar dan melanjutkan kembali ceritanya.

"Tapi waktu dinyatain meninggal dan mau ditutup kain tiba-tiba aja Raka tanggannya gerak-gerak terus akhirnya suster memberi tahu orang tua gue dan gue disana dengan ketakutan gue. Dan setelah Raka dinyatakan sadar lagi sama dokter, tapi sayang dia kehilangan ingatannya karena itu juga orang tua gue ngejaga dan ngerawat dia karena gak ada yang mau dihubungi, keluarganya aja kita gak tau siapa, dan dimana dia tinggal. Dan dah sekarang dia saudara gue sampai sekarang." Cerita Maudy panjang lebar dengan ceria diakhir kata.

"Tapi kalo dia lupa kenapa kemaren-kemaren dia kenal gue." Batin Aya lagi.

"Oya lupa tapi syukur deh sekarang dia berangsur baik dan ngingat semua. Oya waktu itu juga gue dapet ini didekat mobil ortu gue." Ucap Maudy lalu mengeluarkan sebuah benda berbentuk hati dengan huruf A ditengahnya.

Hal itu tak lepas dari pandangan Aya inisialnya yang Raka berikan 3 tahun lalu namun ditolaknya. Rasa bersalah kini benar-benar mendominasi seorang Ayana Evelyn. Jika disini tidak ada Maudy mungkin Aya akan menangis dengan rasa bersalahnya pada Raka.

"Eh kok bengong sih." Ucap Maudy menyadarkan Aya dari lamunan masa lalunya.

"Eh gak kok." Ucap Aya lalu beberapa menit kemudian suara bel berhasil masuk telinganya.

"Eh udah masuk aja." Ucap Maudy berdiri diikuti Aya lalu pergi kekelas mereka.

"Astaga Raka beneran masih hidup, gak, gak gue harus lakuin sesuatu." Gumah Kanaya lalu pergi entah kemana yang jelas tidak mengarah kekelasnya.

Tbc....

Absurd

Sorry typo-nya

Jangan lupa vote+commend-nya

See you

The Nerd Badgirl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang