part 31

38.2K 1.3K 11
                                    

🐦🐦Happy Reading🐦🐦

"Bangun sayang."

"lagi tidur ma."

"Heh. Ayo bangun ya udah siang ini."

Ceklek

Terbukalah pintu kayu bercat pink dengan penampakan seorang gadis dengan tampilan acak-acakkan.

"Apa sih ma."

"Astaga anak gini amat sih kamu cepet mandi sana." Hardik mamanya mendorongnya masuk.

"Loh ren cucuku mana."

"Itu mi lagi mandi." Membuat Marco, Markus, Yanti yang tengah kumpul-kumpul diweekend ini menggelengkan kepalanya.

"Huh anak cewek jaman sekarang." Seru Yanti ketika melihat Aya yang baru menghampiri mereka.

***

"Heh gimana kemaren." Ucapnya dengan menaikkan alisnya.

"Apanya oma?"

"Huh punya cucu kok gak peka banget sih." Mendengar itu si cucu langsung melotot siapa lagi kalo bukan Ayana alias Aya. Memang disana siapa lagi cucunya Alfarix dia gak ada atau Arsa ya dirumahnya.

"Gak peka gimana oma." Ucap Aya dengan kesal. Sedangkan yang lain kembali menggelengkan kepalanya melihat akan terjadi perang dunia entah yang keberapa antara oma dan cucu itu.

"Gak gimana-gimana." Pernyataan omanya benar-benar membuatnya mendengus entah apa salahnya omanya selalu saja membuat Aya geram sendiri, dari cerita dipart sebelumnya apalagi yang kemaren huft ingin sekali Aya membekap mulut omanya tapi sayang dia masih ingat opa kesayangannya entar jadi duda lagi sampai omanya mati kehabisan napas bisa berabe nanti masak dia sama saudara-saudaranya dapat oma tiri-kan gak banget.

"Eh pi dengerin mami ya dulu, mami pernah buat perjanjian lo sama Mery." Ucap Yanti membuat orang disana melihat kearahnya tidak ketinggalan Aya yang ikut menyernyit tidak menengerti. Perjanjian!! Apaan. Pikir mereka.

"Mami ada buat janji berdua dan janji itu belum terealisasi sampe sekarang. Huft." Kesal Yanti.

"Perjanjiaan apa mi?" Tanya Markus.

"Perjanjian perjodohan antara kamu sama anaknya." Jeda Yanti membuat Markus melotot karena setaunya orang yang bernama Mery sahabat maminya itu kan anaknya laki-laki yang kemaren itu loh si David. Sedangkan disisi Markus Iren menjadi pendengar intens saat ini mendengar perjodohan suaminya dengan anak sahabatnya.

"Tapi sayang ternyata anak-nya laki gak jadi deh." Keluh Yanti sedang Iren sudah mengambil nafas lega.

"Tante Rara. " Seru Aya tiba-tiba membuat Yanti menoleh kearahnya yang duduk dikursi single samping Markus.

"Nah itu ternyata anak Mery sudah nikah duluan." Membuat Aya manggut-manggut dan tak lama bibik penunggu dapur alias bi Inem datang membawa minuman dengan cemilannya.

"Ini tuan-tuan nyonya-nyonya." Ucapnya sambil menaruhnya dimeja. "Makasih bi." Balas Iren.

"Oya kita kemaren ketemu anak-nya Mery-kan huft mami seneng lo. Setelah sekian lama eh tapi cucu Mery ternyata cowok hiii." Ucap Yanti lalu menghadap Aya yang sedang meminum jus.

"Memang kenapa?" Tanya Marco disampingnya.

"Gak papa pi tadi mami cuma kepikiran aja gimana kalo..." Aya yang ada disana mendongak dan melihat kearah omanya yang sedang makan cemilan dia merasa penasaran dengan omongan oma itu yang lagi-lagi menggantung setelah sekian menit.

"Kus, gimana kalo kita jodohin aja Aya sama anaknya David."

Byuurr

Cepat tapi pasti Aya menyemburkan jus yang akan ditelannya namun harus keluar karena perkataan omanya barusan.

Sungguh omanya ini minta diapakan main jodohin anak orang aja, emang Aya mau apa sama dia, ATARIK garis bawahi itu bad boy sekolahnya yang minta digorok lehernya yang pernah jadiin Aya ala ala pembantunya. Kesel dia.

Ting tong

Suara bel rumah berhasil masuk kegendang telinga para tetuah dirumah Aya membuat para tetuah menghentikan pembahasannya sejenak. Sedangkan Aya sudah mengerucut sebal, lagi-lagi omanya membahas perjodohan adeh dikira Aya perawan tua apa padal Aya masih sekolah coy.

"Biar Aya aja ma." Seru Aya agar terhindar dari pembicaraan konyol omanya.

"Yaudab sana." Balas Iren lalu Aya berdiri dan melihat siapa yang datang.

"Iya car.." tanya Aya berhenti ketika membuka dan melihat siapa yang datang.

"Rak..ka." Raka lalu memberikan senyum terbaikkan setelah melihat siapa yang menyambuatnya.

"Aya." Ucapnya terlihat gugup dimata Aya mungkin efek lama tidak bertemu.

"Iya.. eh diem sih ayo masuk."

"Eh gak usah disini aja." Yang diangguki Aya lalu duduk dikursi terasnya. Dan sesaat keheningan menyelimuti mereka.

"Ay.."

"Ka.." panggil mereka bersamaan.

"Eh kok barengan ya." Seru Raka lalu cengengesan yang diikuti Aya. "Lo duluan deh." Serunya lagi.

"Gak lo duluan aja." Balas Aya.

"Eh gak ah cewek duluan." Membuat Aya menggangkat sebelah alisnya lalu pasrah saja.

"Eh lo kok tau rumah gue secara lo kan.." jeda Aya lalu akan melanjutkan omongannya namun direbut Raka.

"Hilang ingatan." Serunya yang diangguki Aya. "Hah gue udah firasat pasti Maudy kasih tau lo ya." Sesaat membuat alis Aya menyatu kiri-kanan lalu kembali normal dan tersenyum.

"Udah ingat semua." Yang kemudian dihadiahi senyum manis Raka kemudian mengangguk.

"Semua." Balasnya.

"Termasuk..."

"Kanaya." Sedangkan Aya tersenyum tipis lalu tiba-tiba seseorang keluar dari pintu utama rumah Aya dan menegur keduanya.

"Aya temennya kok gak disuruh sih."

"Mama."

"Eh tante gak perlu disini aja." Yang diangguki Iren lalu meneliti laki-laki dihadapannya lalu tersadar.

"Raka tante."

"Raka." Ucap Iren sedikit kaget. "Bukannya Raka."

"Alhamdulilah saya selamat tante." Yang disambut senyum tulis Iren.

"yaudah lanjutin lagi ngobrolnya tante kedalam dulu." Ucap Iren lalu masuk lagi.

"Oya lo kan belum kasih tujuan lo kesini ngapain ka."

"Astaga, gue kesini mau ngajakin lo keluar."

"Keluar." Yang diangguki Raka sambil tersenyum.

Tbc......

Jangan lupa vote + commend-nya

See you

The Nerd Badgirl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang