🎀🌻Happy Reading🌻🎀
"Loh kak kita ngapain kesini kok gak kebengkel sih." Ucap Aya masih dijok belakang motor sport itu.
"Turun."
"Eh gak bisa gitu dong emang gue cewek apaan lo bawa gue kesini heh."
"Cari kesempatan lo ya." Tuding Aya.
"Gue bilang turun."
Belum sempat Aya kembali membuka suara, suara Atarik kembali berdendang, "lo itu udik atau apasih gak liat tuh gerimis yang ada kita belom sampek bengkel lo basah sama gue."
"Sekarang turun." Lanjut Atarik.
"Eh iya juga ya." Batin Aya setelah melihat sekeliling yang tampak gerimis. "Eh tapi kan."
"Lo turun atau gue lempar lo." Suara Atarik kembali terdengar digendang telinga Aya membuat Aya terpaksa turun dari motor itu dengan raut kesal.
"Eh kak mau kemana. Woi." Ucap Aya lalu berjalan mengikuti Atarik yang sebelumnya telah memberikan motornya keseseorang yang entah siapa dengan langkah tertatih-tatih Aya terus mengikutinya hingga sampai disebuah pintu dan dengan teliti Atarik memencet digit-digit angka itu. Dan terbukalah pintu itu.
Setelah Atarik masuk Aya diterpa rasa bimbang sejak tadi Aya memegang pintu itu seolah tidak boleh tertutup karena dirinya masih bersidang dengan dirinya sendiri antara masuk dan tidak. Dan keputusan telah didapatnya yaitu masuk namun sebelum itu Aya lihat kanan-kiri hingga suara kesal dari dalam flat itu terdengar..
"Heh cupu mongemis lo."
"Hih dasar lo." Seru Aya lalu masuk dan melihat kanan-kiri seperti seorang maling takut ketahuan.
"Eh kak punya P3K gak minta dong." Seru Aya langsung duduk saja tanpa dipersilakan karena kakinya sudah nyeri.
"Ada tuh sono." Ucap Atarik lalu melangkah pergi kearah dapurnya.
"Ya Allah kak ambilin dong." Ucap Aya setelah Atarik keluar dari dapur membawa air putih untuk dirinya sendiri. "Huft jutek." Tanpa diduga sekotak benda melayang dipangkuan Aya dengan sedikit keras.
"Ya Allah kak gue ini sakit main lempat aja kotaknya." Omel Aya lalu membuka kotak P3K.
"Berisik."
"Sana lo keluar." Ucap Atarik ketika duduk disamping Aya lalu menyalakan tv 32 inc itu.
"Eh kakak ngusir saya." Membuat Atarik hanya menaikan sebelah alisnya lalu, "menurut lo."
"Eh gak bisa gitu dong." Sembur Aya. "Gue kesini sama kakak masak gue diusir sih."
"Lo gak mau pergi." Ucap Atarik dingin dan tiba-tiba maju beberapa lebih dekat didepan Aya spontan membuat Aya mundur.
"Kenapa lo gak mau pergi dari sini?" Masih dengan posisi Atarik yang malah semakin dekat dengan Aya spontan Aya kembali mundur atau sudah seperti orang tidur disofa dengan Atarik seperti diatasnya.
Seketika membuat Aya dag dig dug der sendiri dengan jarak sedekat ini."Emm... emm..." Aya gugup. "Ya tuhan kenapa jantung gue kek gini, hii ngeri." Batin Aya lalu tiba-tiba tangan Aya dipundak Atarik niat hati ingin menyingkirkan Atarik dari dekatnya tapi entah apa yang dipikirkan oleh orang didepannya ini. Dan entah sadar atau tidak jika mereka masih diposisi itu hingga beberapa menit dan saling tatap. Hening.
"YA TUHAN KALIAAAAANN." Teriak seseorang membuat dua orang itu menoleh kepintu apartemen itu.
"Mommy."
"Tante." Ucap mereka bersamaan.
Detik berikutnya Aya menyadari posisinya saat ini mendorong Atarik yang kurang siap hingga terjatuh kelantai.
"Auhh cupu." Mendengar itu Aya langsung saja berdiri menghampiri Diana yang masih berdiri diambang pintu dengan langkah tertatih-tahih dan itu tak lepas dari penglihatan Diana.
"Tante saya bisa jelasin."
"Jalan kamu kenapa?" selidik Diana menatap Aya atas bawah.
"Emm itu tan tadi tertindih.." belum sempat selesai Diana berdiri kaget lalu menoleh kesisi lain lebih tepatnya menatap tajam Atarik yang sudah berdiri lagi tadi apa tertindih.
"Atarik Orlando." ucap Diana sangat tegas membuat Aya disana bergidik sendiri. perasaan kemaren tante Diana homoris deh. Pikir Aya.
"Iya mom adaapa?"
"Kamu apain dia? Hah." Tunjuk Diana pada Aya membuat Atarik menatap tajam Aya sedangkan yang ditatap sudah mendelik.
"Gila ni bocah ngomong gak gak." Batin Atarik kesal melihat itu Aya langsung sudah memegang lengan Diana dengan takut-takut lalu, "tante tante ini gak seperti yang tante kira maksud itu kaki Aya kenak tindih motor kak Atarik." Jelas Aya lagi.
Hal itu lalu membuat Diana bernafas lega dan bersyukur ternyata anaknya tidak sebrengsek itu yang tadi sempat Diana pikirkan.
"Terus gimana kaki kamu sekarang atau apa perlu kedokter."
"Eh gak perlu tan, saya langsung pergi aja." Ucap Aya setelah sempat melirik Atarik yang menatap tajam dirinya sejak tadi. "Sudah ya tan saya pergi dulu. Permisi." Ucapnya lalu menyalimi Diana dan keliar apartemen itu dengan langkah tertatih-tatih.
Sedankan didalam apartemen Diana masih asik menatap Atarik sedikit tajam lalu melihat kotak P3K dimeja ruang itu dan berpikir mungkin benar.
"Jangan coba-coba kamu Rik mommy gak ngajarin kamu."
Merasa tak mengerti ucapan Diana mengarah kemana lalu Atarik berkata, "maksud mommy apa sih!" Sedang Diana yang mendengar itu duduk disofa lalu menghembuskan nafas kasar.
"Jangan coba-coba bawa cewek kesini kalo gak mommy nikahin kamu." Ucap Diana.
Atarik lalu menghembuskan nafas berat lalu, "iya mom tadi itu gak sengaja Atarik cuma pengen tanggung jawab aja." Balasnya membuat Diana tersenyum lega dan tak lama pamit pulang kembali kerumahnya niatnya ingin berkunjung keapartemen karena putranya belum pulang malah melihat begituan.
"Yaudah mommy pulang, kamu juga." Yang diangguki Atarik mengantar mamanya keluar lalu menutup pintu itu dan kembali duduk disofa tadi.
Tbc...
Vote + commend-nya ya..😊
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nerd Badgirl ✔
Teen FictionSatu kata NERD? Apasih NERD itu? Yap NERD gadis cupu atau gak gadis culun. Cupu atau gak culun pasti identik dengan yang namanya penakut orang yang takut sama orang lain yang merasa mereka lebih dari dia si cupu terus pendiem gak berani ngelawan. Ta...