part 16

45.6K 1.7K 10
                                    

Tanpa sadar Aya menarik Atarik menuju kebelakang pohon yang tadi dijadikan senderan oleh Atarik. Sedangkan Atarik hanya melotot akan perlakuan Aya barusan.

Sesaat Atarik angkat bicara namun suara Aya berhasil mendahuluinya "srttt diem dulu kak." Ucap Aya mengangkat telunjuknya didepan bibirnya lalu mengintip siapa orang yang melangkahkan kakinya tadi menuju ketaman belakang.

"Lo tarik gue barusan hah." Bentak Atarik pada Aya sambil mengangkat telunjuknya sedangkan Aya hanya memberikan tampang biasa. Kemudian suara Atarik kembali terdengar dengan rasa tidak terimanya karena perlakuan Aya tadi.
"Eh cupu lo berani banget tarik-tarik gue lo pikir lo siapa."

"Ssssttt." Balas Aya santai yang berhasil mendapatkan tatapan tajam Atarik yang tidak suka dibantah. "Cupu." Ucap Atarik.

"Kak tolong diem dulu."

"Lo nyuruh gue hah denger ya gue..." ucap Atarik spontan namun harus berhenti ketika suara seseorang berhasil mengambil alih perhatian mereka.

"Kalian berdua ngapain." Ucap seseorang yang diperkirakan berusia 40 tahun-an itu. Spontan membuat Atarik dan Aya yang ada disana menoleh kearah sumber suara.

"Apa yang kalian lakukan hah masih disekolah atuh jangan macam-macam." Ucap seseorang yang diketahui seorang tukang kebun sekolah yang kebetulan ada disana karena mendapat tugas mengambil sesuatu didalam gudang dekat sana.

Sedangkan Aya dan Atarik yang ada disana menoleh ke arah sumber suara masih dengan posisi Atarik didepan Aya yang seperti bersender.

"Ah sial ketauan." Batin Aya lalu menatap Atarik. Sedangkan Atarik balik menatap Aya hingga suara kembali berseru.

"Heh ditanya kok malah diem?" Ucap tukang kebun itu.

Aya dan Atarik yang masih diam dengan posisi sebelumnya menoleh lagi kearah tukang kebun itu lalu kembali menatap satu sama lain dan berkata "KABUR." Ucap mereka mereka berdua, tanpa sadar tangan Atarik menggenggam pergelangan tangan Aya dan mereka lari entah kemana sebelum tukang kebun itu mengejar mereka.

"Aduh kak pelan-pelan." Desah Aya lelah tak digubris Atarik. Setelah berlari-lari tak jelas akhirnya mereka sampai di sebuah pagar samping sekolah yang tidak terlalu tinggi itu.

"Eh kita ngapain kesini kak." Kemudian Atarik berbalik dan

Doeng

"Eh lo ngapain ngukutin gue."

"Eh, ni orang gak sadar atau gimana nih." Batin Aya lalu melirik tangannya yang kemudian Atarik yang sadar juga ikut melirik beberapa detik berikutnya..

"Ehh.. pegang pegang lo." Spontan Atarik melepas cekalan tangannya.

"Eh kak...." belum sempat Aya melanjutkan ucapannya Atarik memanjat pagat yang sesaat membuat Aya bingun namun tiba-tiba suara menyadarkannya.

"Eh jangan lari." Teriak tukang kebun yang membuat Aya melotot dan menengok kebelakang sebentar.

Sedangkan Atarik sudah ada diatas tembok sambil senyum-senyum namun memudar setelah mendengar suara Aya.

"Eh kak kak tunggu." Yang membuat Atarik mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa lo."

"Kak tolongin dong aku juga mau ikut." Seketika Atarik melihat karah tukang kebun yang akan mendekat lalu berkata "ngapain gue nolongin lo."
Membuat Aya geram.

"Aku mau bolos." Ucap Aya spontan.

"Eh lo kan cupu kok bolos harusnya sana lo belajar." Ucapan Atarik membuat Aya semakin geram gimana mau belajar udah ketauan bolos ya sekalian aja dari pada kenak hukum.

"Ayo kak bantuin aku." Kekeh Aya sambil mengangkat kedua tangannya seperti anak kecil yang ingin digendong. Atarik yang melihat itu merasa ingin tertawa melihat tingkah Aya sambil berpikir "kok gue baru liat ya cupu kekeh pengen bolos bukannya belajar."

"Ealah kak jangan bengong bantuin kek." Ucap Aya panik karena tukang kebun semakin mendekat.

"Kalo gue gak mau gimana." Aya yang mendengar itu merasa geram sendiri tiba-tiba terbesit diotaknya untuk mengambil batu yang berukuran kecil.

Atarik yang melihat itu lalu berkata "eh buat apaan tuh."

"Ini buat ngelempar kakak."

"Cupu kurang ajar lo." Ucap Atarik sambil melotot tajam.

"Eh kak bantui."

"Ogah." Kemudian Atarik berbalik akan melompat dari atas pagar itu namun suara Aya menghentikannya.

"Kak please bantuin ini udah nanggung kak." Atarik yang mendengar itu kemudian berbalik dan melihat tukan kebun sekolah mereka mendekat. Sedangkan Aya yang melihat itu mengeluarkan puppy eyes nya berharap Atarik mau membantunya.

"Sttt..dasar cupu." Gumah Atarik kemudian mengulurkan tanganya dengan ogah-ogahan. Aya yang melihat itu tentu senang lalu mengulurkan tangannya.

"Aelah cepet cupu." Seru Atarik dengan menarik Aya.

"Bentar kak bentar."

"Ih susah banget sih."

"Aelah cepetan." Ucap Atarik yang mulai kesal.

"Iya kak iya." Namun baru setengah tarikan kaki Aya seperti ada yang menahannya. Yap tukan kebun itu berhasil menahan sebelah kaki Aya. Aya yang melihat itu tentu mencari cara agar berhasil lepas.

"Pak lepas pak lepas."

"Enak aja kalian gak akan bisa bolos, ayo turun." Atarik yang masih ada dipuncak pagar hanya diam menyaksikannya apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Eh pak pak." Tukan kebun yang dipanggil itu lalu menengadahkan wajahnya.

"Aelah bapak mau ngintip ya." Tukang kebun itu mengerti dengan ucapan Aya langsung memalingkan wajahnya kebawah namun tangannya masih mencekal kaki Aya. Tanpa menunggu waktu lama Aya berusaha naik keatas pagar lalu berhasil dan tanpa disadarinya salah sepatunya jatuh.

Atarik yang melihat itu langsung turun kebawah Aya yang menyadari itu juga ikut turun namun tanpa mereka berdua sadari tiba-tiba Aya turun tidak pada tempat melainkan tepat diatas tubuh Atarik yang membuat siempunya melontarkan tatapan tajamnya.

Aya yang menyadari itu langsung bangun dengan sedikit meringis sakit pada tutut dan sikunya. Sedangkan Atarik merasa sakit semua pada tubuhnya karena tertindih tubuh Aya yang jatuh dari ketinggian.

Atarik yang baru bangun dari rebahannya dari kasur kerasnya menatap tajam Aya. Aya yang ditatap seperti itu meneguk ludahnya sendiri.

Tbc....

Ok buat nemenin malmingnya yang lagi kesepiaan nih author update-tin hehehe😆

Sorry yaw kalo makin kesini makin gak jelas

Typo-nya

Jangan lupa vote and comment-nya

See you😚

The Nerd Badgirl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang