Dua puluh

58 6 2
                                    

Merelakan memang tak semudah yang di bayangkan
Dan membenci hanya akan
Menyakiti diri sendiri

Now playing "Adelle- Don't you remember"

Angel memasuki ruang mading karena ini hari pertama dia mengikuti ekskul mading. Di dalam ruangan sudah berkumpul beberapa anggota anak kelas XII yang terlihat asing dan beberapa anak kela X yang terlihat familiar baginya. Angel duduk di bangku bersebelahan dengan seorang cowok.

"Angel..."

Aku menoleh kearahnya"eh ga, loe disini"

"Iya, gue ikut mading juga"sahutnya

(Sial kenapa ada sahabat dekat nevin sih)Pikirnya

"Sejak kapan loe ikut ekskul, nevin pernah bilang loe nggak suka ikut kegiatan kayak gini".

"Iya itu dulu"angel berusaha meyakinkan Arga

"Ohh"jawab arga

Angel tak pernah menyangka seorang Arga akan mengikuti ekskul ini, dengan tampang dia yang tampan,tubuh yang tinggi mungkin dia bisa mengikuti ekskul basket atau voly misal. Dia cukup pendiam entah memang dia yang tak banyak bicara atau memang dia sedikit arogan pada orang lain. Ketika dulu aku masih bersama Nevin sekali dua kali aku pernah di ajak bertemu kedua sahabatnya. Arga mempunyai garis wajah yang tajam dan pandangan yang menakutkan.

Hari pertama di ruang mading cukup menyenangkan, tak seperti yang Angel pikir. Hari itu berlalu dengan cepat karena hanya pengenalan dan penjelasan peraturanya.

"Cukup sekian penjelasanya, kalau ada apa-apa hubungi saya"seru kak mily selaku senior"kita berkumpul setiap hari senin dan kamis sehabis pulang sekolah"lanjutnya

"Baik kak"seru semuanya

Beberapa anak mulai keluar ruangan satu persatu

"Gue balik ya ga"Angel sudah berdiri sambil menenteng tas ranselnya

"Tunggu ngel,gue bareng keluar"pinta Arga

Arga berdiri menjajarkan dirinya dengan Angel"ayo"tambah arga yang sudah berdiri di samping angel

Ingin sekali aku bertanya bagaimana keadaan nevin tapi sepertinya lidahnya membeku, Angel dan Arga hampir sampai di ujung pintu

"Perasaan seseorang itu bisa mengubah segalanya ya?"kata arga tanpa menoleh kearah Angel sedikit senyum menyeringai muncul di wajahnya

"Hmm...apa ga"sahut angel

"Gapapa, forget it"jawabnya singkat lalu dia melangkah pergi meninggalkan Angel sendirian

Angel berjalan menyusuri lorong kelas yang mulai sepi. Ingin sekali menceritakan hal-hal kecil lagi pada Nevin seperti dulu, bagaimana dia bertemu Arga betapa dia nggak seperti biasanya atau mungkin lucunya Dara ketika marah. Atau hal lain yang Angel ceritakan dan bisa membuat nevin tersenyum. Tapi itu semua tak bisa lagi, dulu semuanya bisa semudah itu.

"Mikir apa sih aku"Angel menunduk sambil memukul kepalanya perlahan tapi tiba-tiba ada yang menahan tanganya

"Kenapa lagi?"tangan besar menahan tangan angel

Angel mendongak"eh fian, gapapa" sambil mengulas senyum yang di paksakan

"Gue suka sebel kalo ada cewek yang bilang gapapa, gapapa nya cewek tuh mengandung seribu makna yang nggak bisa di mengerti cowok" terang alfian dengan kesal

Angel tersenyum mendengarnya"gue emang gapapa fi, kamu udah selesai basketnya?" Angel mengalihkan topik hal yang sudah biasa

"Udah, eh tunggu kenapa sih manggil gue fi mulu?"Alfian menautkan kedua tanganya di dada

Angel tak bersayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang