Dear kamu
Angel malika
Entah sudah berapa puluh kali kata maaf yang aku lontarkan kepadamu hanya untuk menebus rasa bersalah ku
Sudah berapa kali penyesalan yang datang menghantui tiap malam
Tak terhitung
Aku tahu,
Dulu kamu seperti malaikat kecil datang padaku
Dengan segala harapan
Ku genggam erat tanganmu
Aku slalu meyakinkan dirimu untuk menerimaku karena kamu bilang, kamu takut di tinggalkan lagi
Aku berjanji tak akan meninggalkanmu seperti apa yang papa mu lakukan
Tapi maafkan karena aku bohong dan akhirnya pergi darimu juga
Aku jahat, mungkin sangat jahat
Padahal tiap kali kamu bercerita tentang papamu dengan linangan air mata
Aku akan slalu bilang, aku tak akan seperti beliau tapi takdir memaksaku seperti ini
Untuk kesekian kali aku mohon maafkan aku
Tetaplah jadi temankuBayu Nevinsyah
Angel meremas kertas warna biru yang dia temukan dalam lacinya. Awalnya dia pikir itu hanya surat dari orang iseng karena tak ada nama pengirimnya. Angel akhirnya membuka amplop itu karena penasaran. Tapi dia menyesal setelah membaca surat itu.
"Bodoh...."angel mengusap kasar air matanya sambil memaki dirinya sendiriAngel menggenggam erat suratnya lalu beranjak keluar kelas. Hatinya sakit tapi logika menolak untuk perduli. Dia ingin memaafkan dan menyudahi sakit hatinya tapi rasanya sangat sulit.
"Hai ngel, nih aku beliin kamu siomay tadi katanya kamu males ke kantin"tata terus saja melontarkan kalimat tanpa melihat angel"lho kamu kenapa?"akhirnya tata menoleh
"Gapapa ta"jawab angel setenang mungkin
"Jangan bohong deh ngel, ada apa?"desak tata
"Nanti aku ceritain, tapi sekarang aku harus pergi dulu ta"angel berdiri lalu melangkah pergi sedangkan tata masih tak mengerti apa yang sebenarnya terjadiAngel melangkah menuju ke belakang sekolah, mungkin hanya itu yang bisa di lakukan. Tiba di pinggir danau kecil sekolah, spontan Angel berjongkok lalu menenggelamkan wajahnya di balik lututnya.
Tanpa sadar ada yang menepuk pundaknya pelan "Kamu kenapa?"
Angel mendongak"eh fian, sejak kapan disini?"
"Aku disini udah daritadi, dari..."Kata-kata alfian terhenti ketika tiba-tiba Angel berdiri dan memeluknya dengan erat "aku nggak baik-baik aja, aku....."
"Udah...."alfian menepuk punggung angel"nangis aja ngel sampai kamu lega""Kamu kenapa?"alfian mengulang pertanyaan setelah angel tenang dan sudah duduk bersebelahan
"Nih..."angel memberikan selembar kertas pada alfianBeberapa menit setelah fian membaca surat, matanya membelalak. (Apa-apapan ini) batinya
Alfian melipat suratnya lalu memasukanya ke saku bajunya"udah ya jangan nangis lagi, aku selalu ada disini kok"alfian berusaha setenang mungkin tapi dalam hatinya ada amarah yang siap meledak kapan saja
"Aku nggak ngerti fian kenapa kayak gini lagi, bego banget sih aku"angel menyandarkan kepalanya di bahu kiri alfian
"Kamu nggak salah ngel, wajar aja kamu sedih karna...."
Potong angel"Karna papaku"jeda angel"maaf nggak pernah cerita, karna aku pikir hal kayak gitu nggak perlu di ceritain fian""iya gapapa"alfian tersenyum kecil karna dia senang angel mau terbuka denganya
"Kamu inget aku pernah cerita kalau aku nggak suka hujan??"
"I..yaa"jawab alfian singkat
Angel menarik nafas lalu menghembuskan nafas panjang"karena waktu kecil papa ninggalin aku pas lagi hujan, jadi setiap hujan turun selalu ngingetin aku soal rasa sakit karna di tinggalin"Alfian menarik nafas bingung harus bereaksi bagaimana, dia harus berbuat apa tapi angel sudah ber suara lagi
"Kamu orang kedua yang aku ceritain soal ini"Jeda angel sebentar"bahkan tata nggak tau soal ini"
"Emang yang pertama siapa?" (Eh kok gue ngomong gitu lancang banget nih mulut)batin fian
Angel mendongakkan kepalanya lalu memandang lurus ke depan"yang pertama....."diam sejenak "....Nevin"lalu angel menundukSegitu percaya nya kah kamu sama nevin?
"Aku bukan nangis karena nevin lagi, tapi karena inget sama papa"terang angel
Alfian mengangguk tanda mengerti lalu menggenggam erat tangan Angel"it's oke, aku ngerti kok"
"Makasih ya, kamu emang temen terbaikku"
"Temen??....eh iya ngel"alfian tersenyum canggung*********
Sepulang sekolah alfian lalu bergegas menuju rumah nevin, karena itu lah hal pertama yang ingin dia lakukan.
Tokk..tokkk..
Ketukan pintu di rumah nevin sudah berubah menjadi gedoran karna lama sekali alfian berdiri tapi belum ada tanda-tanda pintu akan di buka.
"Vin, buka vin?"Klekk, terdengar gagang pintu di putar dan akhirnya pintu terbuka menampakkan sosok yang dicarinya.
"Ada apa? Tumben kesini?"
"Gue boleh masuk?"sahut fian
Nevin menyingkir lalu membiarkan alfian menerobos masuk"ada apa?""Pakdhe sama budhe ada?"
"Nggak ada, mereka lagi keluar?"
"Bagus kalau gitu"alfian duduk lalu mengeluarkan secarik kertas dari sakunya lalu melemparkan ke atas meja"maksud loe apa kayak gini"Nevin mengambil suratnya lalu membacanya, seketika matanya melebar"dapet darimana loe surat ini?"
"Nggak penting gue tau darimana, yang gue tanyain maksud loe apa hah?" Alfian menumpahkan kemarahanya"Itu adalah salah satu usaha aku buat minta maaf sama dia, gue udah nggak tau lagi gimana caranya...gue..."
Alfian berdiri lalu mendorong tubuh nevin ke tembok "loe bodoh apa gimana sih, justru usaha loe bukanya nyembuhin luka dia tapi malah nambah luka baru"
"Gue nggak maksud gitu"nevin melepaskan tangan alfian paksa dari kerah bajunya"Arghhh...."alfian menjambak rambutnya frustasi "udah berapa kali gue bilang jauhin dia"
"Apa hak loe buat ngelarang gue, loe siapa?"
Degg...."gue...."
"Nggak bisa jawab kan loe?"nevin tersenyum menyeringai"Yang pasti gue salah satu orang yang nggak pengen dia sedih"alfian berlalu pergi meninggalkan nevin sendiri
Nevin mengutuk dirinya sendiri lalu tubuhnya merosot, menyesali apa yang di perbuat. Nevin tak habis pikir kenapa apa yang dilakukanya selalu salah.
Di tempat lain Angel sedang menghibur diri dengan datang ke toko kue milik ibunya.
"Tumben kamu main kesini?"pertanyaan pertama yang di lontarkan bunda pada Angel
"Bosen bund, di rumah nggak ngapa-ngapain"
"Tumben banget, biasanya aja waktu kamu cuma di habisin buat belajar atau baca novel"
"He..he..angel juga butuh refreshing bunda"angel tersenyum
"Ya udah kalau gitu bunda ke belakang dulu, kamu bantuin sana"
"Siap bunda"Angel sedang berjongkok dibalik deretan etalase kue untuk mengecek stok kue.
"Permisi mbak"
Angel mendongak dan berdiri"iya mas, lho julian?"pekik angel
"Eh ngel, ngapain disini? Kamu part time?"tebak julian
"Eh nggak kok, kebetulan ini toko punya bunda aku"
"Ohh..."julian berpikir sejenak"tapi kok aku nggak pernah liat kamu ya disini, padahal aku sering beliin mama aku kue disini?"
"Oh ya, emang aku jarang kesini jul hari ini kebetulan aja"
"Berarti aku beruntung ya"
"Hahaha... bisa aja kamu, eh pesen apa?""Cheese cake aja ngel, mama aku suka banget cheese cake disini"terang julian
"Beneran?syukur kalau gitu, kapan-kapan aku bawain ke rumah kamu ya"angel masih terus mengobrol dengan julian sembari memasukkan kue nya ke dalam kotak
"Serius nih, janji ya?"
"Iyah"
"Makasih ya, kamu baik banget"Angel hanya tersenyum singkat agar dia tidak terlihat gugup "nih jul, cheese cake manis untuk orang yang paling manis"
"Bisa aja kamu, berapa ngel?"
"35 ribu aja"
Julian mengelurkan uang pas lalu akan pergi tapi dia berbalik sebentar"makasih ya"julian tersenyum sangat manis
Tanpa sadar wajah angel sudah bersemu merah, untung saja julian sudah pergi.Angel duduk di depan toko kue untuk melihat kendaraan yang berlalu lalang membelah jalanan kota. Angel berfikir hidup ini seperti jalanan di depanya, bermacam-macam peristiwa. Ada yang mengebut agar cepat sampai, ada yang dengan sabar menunggu, ada pula yang memakai jalan pintas agar tepat waktu. Ah rumit(pikirnya)
"Angel"suara seorang laki-laki membuyarkan lamunanya
"Eh..."angel berdiri tapi tiba-tiba tubuhnya menegang saat laki-laki itu memeluknya dengan erat "vin...kamu...?"
"Sorry...kasih aku 5 menit aja buat peluk kamu"
Tak ada yang bisa dilakukan Angel selain diam, menunggu penjelasan Nevin. Angel seolah beku karna menahan nafas.See you next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel tak bersayap
Teen Fictiondi dunia ini tak pernah ada yang sempurna tapi Angel terlalu naif untuk mengetahui bahwa di luar sana masih banyak hal menyakitkan yang bisa terjadi. kapanpun, dimana pun hal tak terduga bisa terjadi. ingin sekali dia kembali ke masa dimana hidupnya...