Dua puluh tiga

33 6 2
                                    

Flashback on

Aku baru berumur 7th saat itu, aku sedang asyik bermain boneka dari ayah di kamar. Tidak ada yang lebih menyenangkan dari itu, tapi atmosfir yang tercipta sangat berbeda dari biasanya ditambah dengan awan hitam yang telah menggelayut sejak senja sore itu.

Beberapa menit kemudian aku kaget mendengar suara orang sedang bertengkar lalu kuberanikan diriku mulai mengintip sedikit ke ruang tamu dengan membuka setengah pintu kamarku. Tapi apa yang kulihat sungguh di luar dugaan ayah dan bunda sedang bertengkar hebat tapi entah apa yang mereka perdebatkan.

Aku hanya bisa menangis melihat itu, selang beberapa menit kemudian pertengkaran mulai berhenti dengan ayah yang beranjak pergi sambil menggendong kak tama yaitu kakakku satu-satunya. Aku berlari mengikuti ayah ku keluar rumah padahal hujan sedang lebat-lebat nya dan petir juga menyambar. Aku berlari sekuat tenaga sambil memegangi ujung baju ayah sambil menangis sejadi-jadinya.
"Ayah jangan pergi, ayah mau kemana?"rengekku pada ayah
"Kamu di rumah aja ya sama bunda"pinta ayah
"Nggak mau ayah, ayah disini aja"
"ANGEL...."Bentak ayah sampai membuatku terdiam"kalau ayah bilang dirumah aja, ya nurut"
Aku dengan spontan melepaskan ujung baju ayah lalu ayah berlalu begitu saja, aku mencoba mengejar ayah lagi tapi aku tersandung dan jatuh akhirnya aku kehilangan ayah dan kak tama malam itu juga di tengah hujan lebat yang mengguyur.
Akhirnya bunda menggendongku masuk, keesokan harinya aku sakit 3hari karena demam.
Sampai sekarang aku belum pernah bertemu ayah lagi.

Tak ada yang lebih menyakitkan dari peristiwa itu, kenangan buruk yang akan selalu terekam dalam ingatan.

Flashback off

Mengingat kenangan hanya membuat kepalanya sakit, berkali-kali angel memijat pelipisnya.
Tapi mau bagaimanapun dia menolak, bayangan masa lalu akan slalu muncul tiba-tiba tanpa sempat dia menghindarinya.

Pagi itu di sekolah sepertinya ada sedikit keanehan, beberapa murid memandangnya dengan tatapan penasaran. Beberapa bahkan berhenti berbincang dengan gerombolanya begitu angel melewatinya.
"Ada apa ini"batin angel
Angel meneliti penampilanya sampai bawah, sepertinya tak ada yang salah.

Ah..angel lupa peringatan tata kemarin, gosipnya pasti sudah menyebar. Gosip di sekolah ini begitu dahsyat jika sudah menyebar, penyebaran gosipnya sangat cepat melebihi kecepatan cahaya kalau tidak maka seperti angin laut. Pelan tapi mematikan.
ah sial, angel berbalik tapi baru satu langkah di berhenti karena tiba-tiba seseorang muncul di depanya.

"Maaf-maaf"angel menunduk
"Gapapa"suara berat seorang cowok terdengar
Degg, angel mendongak dan mendapati tatapan mata hitam seseorang yang dikenalnya
"Are you ok?"lanjut cowok itu
"Gue gapapa jul, permisi ya gue buru-buru" angel melangkah pergi

Tanpa sepengetahuan angel, julian mengikutinya.

Angel terduduk di kursi panjang di sebelah perpustakaan, angel menunduk tak terasa air matanya tertahan di ujung matanya. Dia semakin tertunduk meneliti setiap serpihan-serpihan masalah muncul di hidupnya.
Tiba-tiba ada yang duduk di sebelahnya.

"Kamu tau, setiap masalah yang ada mungkin akan bisa ngebuat kita lebih kuat dari sebelumnya"
Angel mendongak kesamping"maksud kamu?"
"Aku minta maaf soal kemarin, nggak seharusnya aku bentak kamu dan juga maafin tiara ya?"dia tersenyum tulus
"Aku juga minta maaf jul, beneran kemarin aku nggak dorong dia....."
Julian memotong penjelasan angel"aku tau kok, kamu nggak mungkin kayak gitu walaupun aku belum lama kenal sama kamu but, i know you"terang julian

"Makasih ya, tapi emang kak tiara itu siapa sih? pacar kamu?"akhirnya angel mengutarakan pertanyaan yang tertahan dari kemarin
"Bukan"jawab julian singkat
"Tapi...."
"Ya...dia temen aku dari SMP sampai sekarang, aku juga nggak tahu kenapa dia kayak gitu sama kamu ngel?"

Angel meneguk ludah sebentar lalu mengalihkan pandangan ke depan"Gue rasa, di suka sama loe jul"
"Nggak mungkin lah ngel"julian juga mengalihkan pandanganya
"Kadang apa yang nggak mungkin akan jadi memungkinan lho jul, apalagi masalah hati"angel berdiri dan menepuk bahu julian"masuk yuk, bentar lagi bel"

Julian tersenyum kecut, dia sama sekali tidak berharap mendengar jawaban dari angel barusan. Dia tak pernah ingin membangun cinta atas nama persahabatan. Tapi, sepertinya seorang angel merubah segalanya.

Di kelas angel sangat gaduh karena guru nya belum juga memasuki kelas. Angel langsung duduk bangkunya, memperhatikan seisi kelasnya. Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya, angel sontak kaget dari lamunanya.

"Lagi mikirin apa sih??"tanya sahabatnya singkat
"Bukan apa-apa ta"jawab angel lalu pandanganya kembali ke depan
"Are you oke?"
"Iya gue gapapa tata"
"Soal kemarin...."tata menghentikan ucapanya sebentar karena angel memberikan tatapan tajam
"Ternyata..."lanjut tata tapi kalimatnya masih di gantungkan

"Gue udah nggak mikirin soal itu lagi"
"Dara..."
Degg, ucapan tata barusan berhasil mendapat perhatian dari angel
"Maksud loe..???"
"Iya, dara yang nyebarin soal kejadian loe di labrak kak tiara ke seantero sekolah"
"Ng..nggak mungkin lah ta, dia..."
"Gue nggak bohong ngel, gue denger sendiri dari anak-anak"

"Tapi nggak mungkin dia kan, kemarin di kantin kan juga banyak orang, bisa aja orang lain"tanya angel dengan raut muka tak percaya
"Terserah loe aja sih ngel, mau percaya atau nggak yang penting gue udah kasih tahu"tata menepuk pelan bahu angel

Angel lalu menunduk, samar-samar dia ingin sekali percaya tapi jauh di sudut hatinya yang paling dia berharap dara nggak sejahat itu.

"Gue boleh nanya nggak ta?"
"Boleh, nanya aja?"balas tata
"Menurut loe cinta pada pandangan pertama itu ada nggak sih? Dan loe percaya nggak?"pertanyaan angel sontak membuat tata memicingkan matanya
"What?? Tumben nanya itu, ada apa??"
"Gapapa, lupain deh"angel ingin menyudahi perbincangan ini tapi sepertinya tidak dengan tata

"Kalo gue ya ngel, gue nggak percaya tuh dan nggak mungkin ada" jeda tata sebentar"menurut gue nggak masuk akal aja ngel"
"Tapi, mungkin aja ada sih ta?"
"Itu kan cuma persepsi gue ngel, tapi kok loe maksa sih? Apa loe pernah ngalamin"

Degg,,
"Eh..enggakk ta, suwer dech nggak"
"Iya biasa aja kali ngel, nggak usah tegang gitu"

Angel menunduk malu, dia tak ingin tata melihat wajahnya memerah.

Jam istirahat pertama dimulai, dan sekarang waktunya angel mendaftarkan diri mengikuti ekskul radio sekali. Keputusan yang terbilang nekat bagi angel. Karna hanya untuk menyuarakan isi hatinya saja dia tidak bisa, bagaimana bisa dia menyuarakan isi hati semua orang.

Sebenarnya dia ingin sekali mengutarakan apa yang slalu dianggapnya benar. Tapi, pada akhirnya apa yang ada di kepalanya hanya akan teredam oleh emosi lainya.
Sudut pandang yang tak pernah di lihat orang lain

Angel memasuki ruangan kedap suara itu, meneliti setiap inchi hal baru yang ditemuinya. Dia paham bahkan sangat paham takkan mudah apa yang dijalaninya tapi mengeluh hanya akan semakin membebani.

"Hai kak, saya anak baru salam kenal" sapa angel pada seorang cowok yang membelakanginya dari tadi
"Hai ju...."
"Roby...."
"Angel"
"Ngapain loe disini"seru angel
"Gue udah lama ikut radio sekolah"

Degg,,
Entah sudah berapa kali takdir mempermaikanya, seolah semesta selalu membuatnya berada di sekitar Nevin.

Say hai to Nevin again.

Angel tak bersayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang