Tiga Puluh Empat

57 7 5
                                    

Maaf semuanya baru update, kemarin ada kendala handhphone rusak sekitar 1 bulan an, sebagian ketikan juga hilang.

Sepertinya cerita ini belum bisa tamat dalam waktu dekat. Karena aku juga sambil sibuk persiapin pernikahan.

Jangan bosen-bosen sama cerita ini ya?

Kalau ada yang salah typo aja.

HAPPY READING

Tiga Puluh Empat

Untuk kesekian kalinya aku katakan, kamu selalu kalah sama kenangan

Now playing "Judika-Jadi aku sebentar saja"

Sejak 10 menit yang lalu Angel berdiri gelisah di depan rumah. Sudah berulang kali juga dia melihat jam tangan.

Angel hampir saja menyerah menunggu, lalu sebuah motor mendekat "morning sunshine" sapanya dengan cengiran khas

Angel mendongak"pagi juga" jawab angel singkat
"Sorry telat ngel, aku...."
"Ya udah berangkat yuk, udah siang"

Dahi julian mengkerut heran dengan sikap angel, sepanjang perjalanan menuju sekolah terasa hening yang tanpa sengaja tercipta.

"Er...kamu marah ya??" julian mencoba memulai obrolan
"Hehh...apa jul??" teriak angel
"Kamu marah ya? Maaf tadi telat" julian melirik kaca spion ke arah wajah angel
"Oh enggak jul,aku nggak marah"
"Beneran??" tanya julian memastikan
"Iya julian" jawab angel

Julian menghembuskan nafas lega

"Terus kenapa sensi banget dari tadi??"
"Maaf ya, kamu jadi kena" angel menghembuskan nafas"aku lagi pusing aja habis ini ada ulangan matematika"tutur angel
"Ohh cuma itu?"
"Hah...cuma itu kata kamu" angel sedikit meninggikan suaranya"percaya deh yang udah jago"

Julian tersenyum samar"bukan gitu maksudnya ngel??"
"Apa dong??"
"Er..." julian mengurangi kecepatan motornya karena lampu merah menyala
"Aku kan...." belum selesai perkataan julian tapi angel sudah memotongnya

"Eh bentar jul" angel memicingkan mata melihat seseorang berjalan menyebrang zebra cross tepat di depan mereka

"Tunggu bentar ya jul" tanpa aba-aba Angel melompat turun dari motor julian dan berlari

"Hei mau kemana??" teriak julian

Tinn...tinnn...
Suara klakson di belakang julian yang tak henti membuat julian terpaksa menjalankan motornya"aduh gimana nih"lirih julian

Julian menepikan motornya di pinggir jalan untuk menelfon Angel.
Sudah beberapa kali julian hanya mendengar suara operator yang menjawab

"Nggak ketemu" kata Angel pasrah begitu sampai di samping julian

Julian mendongak kesamping"siapa ngel??"

Angel semakin menunduk,seolah sadar dengan perubahan wajah angel lalu julian turun dari motor"siapa ngel??"julian menangkup pipi angel dengan kedua tanganya"mau kita kejar dia??"tawar julian

Angel menggeleng"mustahil jul, sepertinya dia adalah orang yang nggak mungkin aku liat setelah sekian lama"

"Siapa??" julian lagi-lagi mengulang pertanyaan

Terdengar isakan kecil dari angel"tadi aku kayak liat papa aku jul, tapi nggak mungkin??"
"It's oke, gapapa" julian menepuk pundak angel

Angel lalu mengusap air mata nya dengan asal, lalu mendongak. Ini perasaan Angel atau memang tiba-tiba Angel terpesona dengan julian, seolah waktu jadi lambat lalu seberkas cahaya matahari menyapu wajah julian lembut. Tanpa sadar Angel memandang wajah Julian tanpa berkedip.

Angel tak bersayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang