Semakin aku mengenalmu, aku semakin menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda darimu yang tidak orang lain ketahui. Tapi aku tak menyadari bahwa semakin aku mengenalmu, maka aku semakin masuk ke dalam kehidupanmu.
«»«»«»
JULI berjalan menuju perpustakaan untuk mencari buku paket dan LKS. Jujur, Juli sangat kesusahan menyesuaikan pelajaran di sini, karena di sini pelajarannya jauh lebih sulit dari sekolah sebelumnya.
Juli berjalan sendiri menyusuri koridor, karena tidak ada Erlin, ia tidak masuk hari ini, entah apa alasannya.
Sesampainya di depan perpustakaan, Juli langsung masuk karena pintunya sudah terbuka. Sunyi, hanya ada rak dan lemari yang dipenuhi banyak buku. Gadis itu berjalan menyusuri rak-rak buku.
Namun, saat mata Juli berfokus mencari buku di rak, tanpa sengaja gadis itu menabrak seseorang. Dan buku yang orang itu bawa terjatuh.
"Maaf Kak," ucap Juli sambil memunguti buku-buku yang berserakan di lantai. Gadis itu lalu merapikannya dan dengan tangan gemetar memberikan kepada orang itu. Juli masih tidak berani menatap orang di depannya.
"Kamu lucu ya kalau lagi ketakutan," puji Julio. Lelaki itu gemas saat melihat ekspresi Juli.
"Kak Julio? Aku kira siapa," ucap Juli.
Julio berjalan menuju meja terdekat dan menaruh bukunya, lalu lelaki itu berbalik, "emang kamu kira siapa?" tanya Julio sambil menyenderkan punggungnya di meja dan melipat kedua tangannya.
Juli mendekat ke arah Julio, "aku kira kakak-kakak kelas yang sombong-sombong itu. Aku kan jadi takut, eh ternyata malah Kak Julio." Juli menarik kursi di sebelah Julio dan duduk di sana.
"Emangnya kamu nggak takut sama aku?" tanya Julio sambil menatap Juli.
Juli mendongak, "nggak, soalnya kakak baik."
"Tau darimana aku baik?" tanya Julio. Lelaki itu mendekatkan wajahnya ke hadapan Juli.
Juli mengedipkan matanya berkali-kali. Jantungnya berdetak tidak karuan. Menatap wajah Julio seperti ini membuat gadis itu menjadi benar-benar salah tingkah. Apalagi bau mint langsung masuk ke hidungnya saat Julio berbicara.
"Kamu lucu ya," ucap Julio sambil menyubit pipi Juli gemas.
Juli kira Julio akan semakin mendekatkan wajahnya seperti di novel-novel. Tapi ternyata Julio menjauh dan menyubitnya.
"Kok muka nya gitu? Pengen dicium ya?" tebak Julio.
Juli tanpa sadar mengangguk. Namun secepat kilat menggeleng. "Nggak kok Kak, siapa bilang?" ucap Juli.
"Ekspresi kamu yang bilang," jawab Julio. "Kamu masih kecil, belum boleh cium-ciuman," kata Julio.
Tapi Juli sudah ciuman. Sama suami sih.
"Aku nggak mau ciuman kok," kata Juli.
"Padahal aku mau," kata Julio.
Juli mendelik.
Hal itu membuat tawa Julio kembali pecah. "Aku kan mau deket sama kamu pelan-pelan," kata Julio.
"Maksud Kakak?" tanya Juli.
Julio menggeleng, "bawa hp?" tanya Julio.
Juli mengangguk, gadis itu mengambil ponselnya dari saku dan memberikannya pada Julio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juli
Teen FictionCERITA TELAH DITERBITKAN Twins Month [2] : Juli Valeria Alexis Juli, ditinggalkan oleh cinta pertamanya dan memutuskan untuk menyembunyikan sakit hatinya dibalik senyum yang ceria. Julian, ditinggalkan sahabat yang amat ia cinta dan memutuskan untuk...