25 (A)

25.9K 2.1K 294
                                    

Sedih banget pembaca cerita ini menurun, apa gara-gara wattpad eror2an? Terus bagi yang nanya cerita ini udah mau ending atau belum, ini belum mau ending ya. Jadi jangan hapus cerita ini dari library kalian. Dan bagi yang nanya kenapa part sebelumnya aku ceritain Julio dan Julia, itu karena aku mau memperjelas penyelesaiin masalah mereka.

•••••

Jangan bangga jika kau berada di atas, karena tanpa kau ketahui, banyak orang yang berada jauh di atasmu

•••••

Julian menatap Juli dengan kesal. Sejak tadi, gadis itu sangat terburu-buru, bahkan beberapa kali ia sempat menabrak Julian, "pelan-pelan!" perintah Julian saat melihat Juli meneguk susunya dengan cepat.

"Gue udah telat, angkot terakhir bakalan dateng lima menit lagi." Juli nampak begitu panik. Gadis itu mengapit roti berselai coklat dengan mulutnya, kemudian memakai sepatunya dengan buru-buru. "Udah ya, gue berangkat."

"Tunggu!"

Juli berhenti berjalan kemudian membalikkan badannya.

Julian berjalan mendekati Juli. Kemudian tepat di hadapan Juli, Julian berjongkok, "tali sepatu lo belum keiket," ujarnya sambil mengikat taki sepatu Juli. Julian pun berdiri dan memegang bahu gadis itu, "kalau nggak diiket, lo bisa jatuh."

Juli sempat terdiam sejenak, sebelum akhirnya, "oh, iya, angkut!" pekik Juli sambil menepuk jidatnya pelan. Gadis itu hendak pergi, namun tangannya dicekal Julian.

"Apalagi sih Jul? Gue udah telat!" ujar Juli frustrasi.

"Lo gawat banget sih."

Juli menatap jam dinding, "satu, dua, tiga, oke, gue ditinggal angkot."

"Santai aja. Lo berangkat sama gue," kata Julian.

Juli menatap Julian tak percaya, "nanti kalau ada yang curiga tentang hubungan ki—"

"Mereka semua kan udah tau," potong Julian.

Lagi-lagi Juli menepuk jidatnya, "oh, iya, kenapa lo nggak bilang daritadi sih?" omel Juli. Gadis itu mengambil roti yang diapit mulutnya dan memakannya.

"Bego banget sih," ujar Julian sambil mengacak rambut Juli.

"Jangan diacak-acak ih! Berantakan jadinya," protes Juli.

"Nggak papa, biar tambah cute," kata Julian.

"Emangnya rambut berantakan bikin cute?" tanya Juli sambil merapikan rambutnya.

Julian menggendong tasnya yang ada di kursi dan mengambil kunci mobil yang berada di atas meja, "kepo." Julian lagi-lagi mengacak rambut Juli dan berjalan keluar.

"Ihhh, Julian!" rengek Juli.

"Cepetan sini, sebelum gue tinggal," teriak Julian dari luar.

•••••

Turun dari mobil bersama Julian, membuat semua tatapan mata tertuju padanya.

"Julian, semuanya ngeliatin kita," ujar Juli.

Julian seolah tak peduli dan malah menggandeng tangan Juli. Gadis itu pun terkejut dan menatap Julian. Ia berusaha melepas tangan Julian dari tangannya, namun Julian malah mempererat genggamannya.

Juli mendelik, "lepasin Jul," bisik Juli penuh penekanan.

"Nggak."

Juli Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang