08

29.8K 2.1K 20
                                    

Tanpa disadari, ada seseorang yang mulai berubah karena seseorang.

«»«»«»

KAKI Juli serasa mau patah saat ini. Bayangkan saja, Juli harus berdiri sambil menunggu orang-orang yang ingin memberi selamat kepadanya atas pernikahannya.

"Julian, kita nggak boleh duduk?" tanya Juli.

Julian menggeleng.

"Gue capek," keluh Juli.

"Bodo," jawab Julian acuh.

"Ih, Julian, kaki gue sakit," ucap Juli sambil menunduk mememegang kakinya yang kesemutan.

Julian melirik kaki Juli yang dibalut dengan heels yang lumayan tinggi. "Tahan sebentar," kata Julian.

Tiba-tiba dua orang laki-laki datang menghampiri Julian.

"Cie udah nikah," ledek Angga.

"Selamat ya bro!" ucap Seno sambil menepuk pundak Julian.

Julian menepis tangan Seno yang berada di tangannya.

Sementara Juli, gadis itu masih sibuk menggerutu dan menggerakkan kakinya yang pegal. "Ck, kaki gue sakit banget, ini kapan kelar nya sih Jul?" tanya Juli kepada Julian. Namun, gadis itu terkejut ketika melihat Angga dan Seno berada di depannya.

"Lo bukannya cewek yang tidur di kamar Julian?" tebak Seno.

"Oh, iya, itu lo kan?" tanya Angga.

"Iya kan?" todong Seno kepada Julian dan Juli.

Juli menggaruk kepalanya kikuk. "Julian, anterin ngambil minum dong," ucap Juli mengalihkan pembicaraan.

"Dih, males," ucap Julian acuh.

"Ih, anterin atuh istri nya," kata Seno.

Julian menatap Seno jijik.

"Santai natapnya dong! Emang muka gue ada tai kebo?" tanya Seno kesal.

"Muka lo kan emang kayak tai kebo," ucap Julian dengan nada datar membuat Seno geram.

Juli yang merasa diperhatikan terus oleh Angga pun semakin merasa canggung, "Julian, anterin!" pinta Juli sambil menarik-narik lengan Julian yang dilipat di depan dada.

Julian pun akhirnya menarik Juli untuk pergi ke ruangan khusus tempat makanan dan minuman.

"Pelan-pelan! Kaki gue sakit!" ucap Juli.

Julian pun akhirnya berhenti, "ya udah sana sendiri!" kata Julian kesal.

"Ih, anterin!" rengek Juli sambil menarik-narik lengan Julian.

"Ck, deket gitu juga," ujar Julian.

"Tapi tungguin ya!" pinta Juli.

Julian tak menjawab.

"Ya? Ya? Ya?" rengek Juli dengan mata berbinar.

Juli Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang