19

31K 2K 179
                                    

"Why?"
•••••

JULI berkali-kali memencet tombol di remote tv nya. Tidak ada acara yang disukai gadis itu. Juli pun medesah kesal, lalu membanting pelan remote di sofa sebelahnya. Gadis itu lalu menoleh ke samping. Julian masih betah dengan bukunya yang sangat tebal itu.

"Julian!" panggil Juli.

Julian masih fokus membaca.

"Julian!" teriak Juli tepat di telinga Julian.

Julian membalikkan kepalanya membuat wajahnya dengan wajah Juli sangat dekat.

"Mau apa?" bisik Julian.

"Eee ... anu." Juli jadi kehilangan kata-katanya.

"Nggak mau jauhin muka lo nih? Atau mau gue cium?" ancam Julian.

Seketika Juli menjauh. "Ih apaan sih!" marah Juli.

"Abis lo teriak-teriak gak jelas, mau apa sih? Tadi katanya temenin nonton tv, ini gue udah temenin, masih aja marah-marah," ujar Julian.

"Abis lo disuruh temenin nonton malah baca, kan gue jadi garing sendiri. Males ah sama Julian!" Juli merajuk.

"Ya udah, males aja sono!" ujar Julian.

"Mending gue makan es krim," kata Juli beranjak dari duduknya.

"Udah gue bilangin gak boleh!" marah Julian.

"Biarin." Juli menjulurkan lidahnya. Juli pun berlari menuju dapur.

Julian membanting buku yang ia bawa di sofa, "etdah ni bocah," ujar Julian lalu bangkit dari duduknya dan berjalan menyusul Juli.

Di sana Juli tengah membawa cup besar yang berisi es krim durian.

"Taruh!" ujar Julian dari kejauhan.

"Nggak!" Juli kembali menjulurkan lidahnya. Ia membuka tutup cup es krim tersebut dan menyendok dengan penuh es krim durian itu.

"Dibilangin nggak boleh!" Julian makin mendekat.

Dengan gerakan slow motion Juli memakan satu sendok es krim tersebut. "Mmm ... enak, lagi ah," seru Juli.

Tapi Julian sudah mendekat. "Siniin es krimnya!"

"Nggak mau!" seru Juli.

Julian pun terus mendekati Juli membuat gadis itu melangkah mundur hingga punggungnya menabrak pintu kulkas. Bukannya menyerah, gadis itu mengangkat tinggi-tinggi es krim yang ia bawa.

"Jul, bawa sini cepet! Kalau nggak gue cium nih!" ancam Julian.

"Cium aja kalau berani gue kan lagi makan es krim durian," tantang Juli. Juli mendongakkan kepalanya untuk menyendok es krim yang ada di cup tersebut. Gadis itu kembali memakan es krim favoritnya itu.

Tiba-tiba tanpa aba-aba Julian langsung melumat bibir Juli, membuat gadis itu menjatuhkan sendok yang ada di tangannya. Beberapa detik kemudian Juli mendorong tubuh Julian dengan sangat kencang, membuat Julian mundur beberapa langkah.

"Julian! Lo apa-apaan sih!" teriak Juli. Jantung gadis itu berdetak sangat kencang dan pipinya merona.

Julian menyatukan dahinya pada dahi Juli, lelaki itu menatap lekat-lekat gadis di depannya.

Juli yang ditatap seperti itu pun tak tahu mau melakukan apa. Apa dia harus menghajar Julian karena lelaki itu selalu dengan lancang menciumnya? Tapi Juli tak bisa melakukannya, karena sekarang jantungnya berdetak tak karuan.

Kenapa julian ngeliatin gue gitu? Kenapa dia nggak ngomong-ngomong? batin Juli bingung.

"Julian, lo kenapa ngeliatin gue kayak gitu?" tanya Juli pada akhirnya. Gadis itu sudah tidak sanggup ditatap oleh lelaki di hadapannya. Bisa-bisa jantungnya akan copot saat ini.

Juli Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang