Biasanya seseorang yang benar-benar perhatian akan melakukannya secara diam-diam dan tanpa sepengetahuan kita
«»«»«»
SINAR matahari masuk ke dalam kamar Julian. Lelaki itu pun pelan-pelan membuka matanya. Setelah mendapat kesadaran penuh, Julian bangkit dari tidurnya. Kok ni cewek tidur di sini? batin Julian bingung.
Lelaki itu mengambil lap yang ada di atas kepala dan perutnya, lalu lelaki itu hendak membangunkan Juli. Namun, ia mengurungkan niatnya saat melihat wajah Juli yang tertidur pulas.
"Ck, nyusahin," gerutu Julian. Lelaki itu menarik tangannya yang ditiduri oleh kepala Juli. Lelaki itu pun bangkit dari tidurnya. Lagi-lagi ia menghentikan niatnya dan berjalan ke arah Juli, "gue udah gila nih." Julian mengangkat tubuh Juli dengan pelan-pelan, lalu menidurkannya di atas tempat tidur.
Lelaki itu pun berjalan menuju kamar mandi. Beberapa menit kemudian, Julian ke luar kamar mandi dengan handuk melingkar di pinggangnya.
Bersamaan dengan itu Juli yang sedang tidur, tiba-tiba terbangun. Gadis itu pelan-pelan membuka matanya. Kok gue di sini? batin Juli saat melihat sekeliling. Tiba-tiba penglihatannya tertuju pada seorang lelaki yang bertelanjang dada. Eh, itu siapa? batin Juli.
Bertapa kagetnya Juli saat melihat laki-laki itu berbalik badan, dengan cepat gadis itu memejamkan matanya lagi. Aduh, bego, ini kan kamarnya Julian. Lagian itu cowok ngapain nggak pake baju sih, udah tau ada gue di sini, batin Juli.
Juli membuka matanya dengan pelan-pelan, memastikan semua hal aman. Kayaknya udah aman nih. Gimana ya? Pura-pura baru bangun aja kali ya? batin Juli.
Ia pun bangkit dari tidurnya dan merentangkan tangan sambil menguap.
"Bangun juga," kata Julian yang tengah mengambil baju dari lemari.
Hal itu membuat Juli terkejut dan langsung menutup matanya dengan tangan, "lo ngapain nggak pake baju?" teriak Juli.
"Biasa in aja kali," kata Julian santai.
Tiba-tiba pintu kamar Julian terbuka. Menampakkan dua laki-laki, Angga dan Seno.
Waduh mati gue, batin Juli.
"Wow, ada cewek!" kata Seno dengan tampang konyol.
"Iya, ada cewek," sahut Angga.
"Wow, dia tidur!"
"Hooh doi tidur," kata Angga.
Mereka langsung saling menatap, "wow, di kamar Julian," ucap mereka bersamaan. "Wow, wow, wow!"
"Bego!" kata Julian sambil memakai bajunya. "Pergi sana!" usir Julian.
"Kita ke sini mau jenguk lo, kata nyokap lo, lo lagi sakit. Eh, tapi ternyata ..." Seno menggantungkan kalimatnya.
"Jul, gue nih ya, yang berpangkat sebagai temen lo dari bayi aja baru sekali masuk ke kamar lo itu pun, lo langsung ngusir gue. Jangankan kamar nih ya, masuk ke rumah lo aja, gue bisa ngitung pakai jari. Sedangkan sekarang, lo bawa cewek, ke kamar lo? Wah, dunia mau kiamat," kata Angga lebay.
Juli berkali-kali mengumpat kepada dirinya sendiri. Kalau aja kemarin gue nggak ketiduran, kan sekarang gue nggak malu kayak gini, batin Juli.
"Julian, lo jangan-jangan udah anu ya?" tanya Seno ambigu.
Juli pun bangkit dan berjalan menuju pintu ke luar dengan cepat. Namun, tangannya dicegat oleh Angga. "Jangan bilang lo calon istri nya Julian?" tebaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juli
Teen FictionCERITA TELAH DITERBITKAN Twins Month [2] : Juli Valeria Alexis Juli, ditinggalkan oleh cinta pertamanya dan memutuskan untuk menyembunyikan sakit hatinya dibalik senyum yang ceria. Julian, ditinggalkan sahabat yang amat ia cinta dan memutuskan untuk...