Hati-hati dengan rasa khawatir, karena hal itu adalah awal mula rasa cinta
«»«»«»
"KONDISINYA untuk saat ini sudah lebih baik. Julian cuma demam dan sakit tenggorokan. Untungnya dia tidak gatal-gatal, karena dia menelan hanya sedikit durian," terang Dokter Lukman sambil merapikan peralatannya. "Tapi ini kenapa bisa kamu sampai makan durian? Setahu saya, kamu terakhir kali makan durian dan alergi itu waktu umur delapan tahun, tapi sekarang kenapa bisa kamu sembrono begini?" omel Dokter Lukman.
Julian melirik Juli yang berada di samping ibunya dengan kesal. "Ada orang ngeracun saya dok," jawab Julian membuat Juli cengengesan.
"Ngeracun?"
"Udah dok, jangan didengerin. Saya anter ke bawah ya," ajak Dian.
"Oh, ya udah, saya permisi dulu ya. Julian jangan lupa minum obat ya!" ujar Dokter Lukman lalu berjalan ke luar kamar disusul Dian.
Kali ini tinggal Julian dan Juli di kamar. Hal itu membuat Juli merasa kikuk.
Juli berjalan mendekati ranjang Julian. Gadis itu menunduk, tak berani menatap Julian. "Eee ... Julian."
"Apa lagi?" tanya Julian kesal.
"Maaf," ujar Juli.
Julian menatap kesal ke arah Juli, "udah sana ke luar!" perintah Julian.
"Nggak mau," tolak Juli.
"Satu ... dua ... ti--"
"Wah, kamar lo bagus juga ya." Juli berjalan mengitari kamar Julian. Gadis itu menyentuh rak buku milik Julian. "Ini buku-buku apa?" tanya Juli. Baru saja Juli ingin menyentuh buku tersebut, Julian langsung menghentikannya.
"Jangan disentuh!" ucap Julian.
"Apaan sih cuma nyentuh doang," ujar Juli sambil menyentuh salah satu buku. Hal itu membuat buku yang tadinya terjajar dan tersusun rapi, akhirnya jatuh seperti domino.
Julian menggigit bibirnya kesal kemudian berdecak. Lelaki itu berusaha menahan emosi.
Juli cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal, "cuma jatuh doang kok, gue rapiin lagi nih. Lagian kamar lo juga rapi banget," ujar Juli.
Baru saja Juli ingin kembali menyentuh buku Julian. Dengan segera Julian menghentikan, "udah, jangan disentuh," kata Julian.
Juli pun akhirnya menurut. "Iya, iya, galak banget!" Juli berjalan dan duduk di kasur sebelah Julian. Juli memainkan tangannya. Gadis itu merasa bosan.
"Ngapain lo masih di sini?" tanya Julian.
"Ya gue sebagai orang yang sangat baik dan penuh perhatian, dengan senang hati merawat orang yang kurang perhatian kayak lo di sini," kata Juli.
"Keluar atau gue tendang?" ancam Julian.
"Yeh, lo lagi sakit, mana bisa?" ledek Juli.
Tiba-tiba Julian menarik Juli membuat gadis itu menimpa dirinya. "Gue masih punya energi buat balas dendam," bisik Julian tepat di telinga Juli membuat gadis itu bergidik ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juli
Teen FictionCERITA TELAH DITERBITKAN Twins Month [2] : Juli Valeria Alexis Juli, ditinggalkan oleh cinta pertamanya dan memutuskan untuk menyembunyikan sakit hatinya dibalik senyum yang ceria. Julian, ditinggalkan sahabat yang amat ia cinta dan memutuskan untuk...