07

31.1K 2.3K 54
                                    

Ada kalanya pemikiran kita tak sejalan dengan hati kita

«»«»«»

"KITA mau ke mana sih siang-siang begini?" tanya Juli kesal.

Pasalnya, sedari tadi Julian tak menjawab, akan dibawa ke mana dirinya oleh lelaki yang tengah menyetir itu.

"Lo mau bawa gue ke mana sih?" tanya Juli kesal.

Julian tak menjawab.

"Emangnya susah banget ya buat ngomong? Ngomong nggak bikin lo mati kali!" teriak Juli kesal.

Mobil berhenti.

Julian mendekatkan kepalanya pada gadis itu. Hal itu membuat Juli memundurkan kepalanya. Ia menatap Julian takut.

"Dan banyak ngomong nggak bikin umur lo nambah!" bisik Julian tepat di telinga Juli, membuat gadis itu bergidik ngeri.

Julian menjauh, "cepet keluar! Kita udah sampai!" Lelaki itu pun keluar dari mobil itu.

"Gue deg-degan," ucap Juli, tangannya berada di dadanya. Sedetik kemudian gadis itu kembali tersadar, ia memukul kedua pipinya pelan, "sadar Juli! Sadar!" gumam nya lalu keluar mobil. "Kita mau ke mana?" tanya Juli sambil menghampiri Julian.

Bukannya menjawab, Julian justru berjalan menuju gedung di depan.

"Tunggu in kek!" gerutu Juli sambil mengejar Julian. Gadis itu mengikuti Julian memasuki gedung tersebut. Ia melihat sekelilingnya, "studio foto?" gumamnya.

Juli terus mengikuti Julian, sampai akhirnya ia sampai di sebuah ruangan yang lumayan besar dan seseorang menghampiri mereka.

"Mas Julian ya?" tanya pria dengan kamera di tangannya.

Julian mengangguk.

"Saya udah nunggu dari tadi. Silahkan siap-siap."

Dua orang wanita pun datang menghampiri mereka berdua.

"Mbak nya ikut saya, Mas nya ikut temen saya ya!" pintanya ramah.

Juli menatap Julian dengan pandangan bertanya. Julian menjawab dengan dagu yang digerakkan ke arah wanita tersebut, bermaksud untuk menyuruh Juli mengikuti wanita itu. Lelaki itu lalu pergi meninggalkan Juli.

"Ayo, Mbak!"

"Oh, iya," jawab Juli lalu mengikuti wanita tersebut.

Sesampainya di sebuah ruangan, Juli disuruh untuk mengenakan sebuah gaun. Beberapa menit kemudian, Juli sudah mengenakan gaun tersebut.

"Wah, gaun nya pas banget Mbak, sekarang tinggal make up aja," ujarnya.

"Mbak, boleh nggak saya make up sendiri?" tanya Juli.

Wanita tersebut menatap Juli ragu, sebelum akhirnya mengangguk.

Juli pun merias dirinya dengan alat make up yang ada di atas meja rias. Beberapa menit kemudian, Juli pun telah selesai merias wajahnya.

"Wah, Mbak nya pinter juga ya merias," ujar wanita itu kagum.

Juli tersenyum. "Sebenarnya ada apa sih? Kok saya disuruh pakai pakaian kayak gini?" tanya Juli bingung.

"Emangnya, Mbak nggak tau? Kan sekarang Mbak bakalan foto pre-wedding," kata wanita itu.

Seketika jantung Juli berhenti berdetak. Foto pre-wedding? Sekarang? Kenapa dirinya tidak tau? Mungkin itu yang ada di pikiran gadis itu.

Juli Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang