Semua orang pasti mempunyai masa lalu kelamnya masing-masing, tapi itu tidak bisa menjadi alasan kita untuk menangisi masa yang sudah lewat. Masa lalu ada untuk kita memperbaiki masa depan dan jika masa lalu membuat kita terbebani, itu artinya masa lalu itu belum terselesaikan dengan benar.
•••••
"Kakak nggak mau ikut masuk?" tanya Juli sesampainya di depan rumahnya.
"Emangnya boleh? Emang Julian ngijinin?" tanya Julio.
"Emang dia siapa aku, lagian ini juga rumah aku, jadi aku nggak butuh ijin dari dia," kata Juli.
"Sok-sok an nggak kenal, padahal tadi nangisin dia," ejek Julio. Lelaki itu turun dari motornya, melepas helm nya dan masuk ke rumah Juli mendahului gadis itu.
"Ihhh," gerutu Juli sebal.
Sesampainya di dalam rumah. Julio duduk di sofa, "aku harus ngapain di sini?" tanya Julio.
"Gimana kalau kita jalan-jalan?" usul Juli.
"Bilang aja sih daritadi kalau kamu pengen jalan-jalan sama aku," goda Julio.
Juli menatap Julio sebal, "ihhh ..."
Julio tertawa melihat ekspresi gadis itu, "iya, iya."
"Beneran nih kakak mau jalan-jalan sama aku?" tanya Juli bersemangat.
Julio mengangguk.
"Yes! Ya udah, aku ke kamar dulu ya, mau ganti baju," ujar Juli lalu melesat pergi ke kamarnya.
Julio yang melihat itu hanya bisa terkekeh.
Gadis itu masuk ke kamarnya dan memilih baju untuk dibawa pergi bersama Julio. Namun, tidak sengaja ia menabrak sebuah kotak di bawah tempat tidurnya. Juli pun meringis. Gadis itu menengok ke bawah dan menarik kotak tersebut. Kotak berwarna coklat yang selalu ia perlukan disaat ia sedang sedih, kini telah ia lupakan. Juli sudah lama lupa dengan biolanya, bahkan kotaknya kini sudah berdebu.
Juli menaruh kotak itu dipangkuannya, membersihkan debu yang ada di atas kotak itu, lalu membuka kotak tersebut dan mengeluarkan biolanya. Itu biola pemberian Juan, sahabatnya. Sahabat yang sangat ia sayangi, sahabat yang menjadi cinta pertamanya. Sahabat yang sangat setia padanya, sebelum pada akhirnya Juan meninggalkannya, dan itu karena orang tuanya. Biola itu membuat Juli kembali teringat kenangan lamanya, kenangan yang tak pernah terlupakan olehnya.
Saat itu, Juli dan Juan sudah berteman sangat dekat. Bahkan orang tua mereka sudah sangat dekat. Juan pernah berjanji pada Juli, lelaki itu akan mengenalkan dirinya pada adiknya. Namun, hal itu tak pernah terjadi, karena sebuah peristiwa, peristiwa yang membuat persahabatan mereka terputus.
Di hari minggu yang cerah, Juli dan orang tua nya berencana untuk pergi berlibur. Namun, nasib malang menimpa mereka. Sebuah mobil datang dari arah berlawanan, dan sepertinya mobil itu sedang oleng, itu membuat mobil di depan dengan mobil Juli akhirnya bertabrakan.
Mobil Juli menabrak pembatas jalanan. Walaupun mobil itu menghantam beton dengan cukup keras, Juli dan orang tuanya masih sadar, walaupun mereka sudah berdarah. Dengan jelas, Juli dan orang tua nya melihat beberapa orang datang membawa sebuah tongkat besar menghampiri mobil yang tadi menabrak mobil Juli. Dua orang suami istri yang tengah setengah sadar itu dipukuli habis-habisan hingga akhirnya mereka menghembuskan napas terakhirnya.
Ibu Juli segera menutup matanya anaknya itu. Namun Juli tersadar akan sesuatu. Gadis itu sadar bahwa yang dipukuli orang-orang tadi adalah orang tuanya Juan. Ia ingin mengatakan hal itu pada orang tuanya, tapi belum sempat ia mengatakannya semuanya telah menjadi gelap. Juli kehilangan kesadarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juli
Teen FictionCERITA TELAH DITERBITKAN Twins Month [2] : Juli Valeria Alexis Juli, ditinggalkan oleh cinta pertamanya dan memutuskan untuk menyembunyikan sakit hatinya dibalik senyum yang ceria. Julian, ditinggalkan sahabat yang amat ia cinta dan memutuskan untuk...