February 2000
Hermione meringkuk di dekat Harry di tempat tidur mereka, Crookshanks berada di kakinya, mendengkur lembut, saat Harry mulai merencenakan kepergian mereka di minggu berikutnya. Ketik Hermione terbangun, Harry menatapnya dan tersenyum, meletakkan beberapa keriting kecil di belakang telinganya. Dia terlihat begitu damai ketika dia tidur, berbaring di sampingnya; Harry tidak ingin momen seperti ini berakhir. Dia sangat ingin setiap malam dan setiap pagi seperti ini, dia ingin terbangun di sampingnya dan pulang ke rumah untuknya, menemukannya bersenandung di dapur; Dia ingin segalanya tentangnya seumur hidupnya.
Dan pada saat ini, dia tidak akan membiarkannya pergi.
Ketika Hermione pergi untuk bekerja keesokan harinya, Harry Apparate ke rumah keluarga Granger. Dia mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan kegugupannya dan mulai mengetuk pintu. Liz membukanya dan mengerutkan alisnya. "Harry? Apa yang kau lakukan di sini? Bukannya aku tidak senang melihatmu di sini, aku hanya... bingung."
Harry memberinya senyum kecil dan mengangkat bahunya. "Aku ke sini untuk berbicara denganmu dan Josh tentang sesuatu."
"Tentu saja," Liz menjawab, membuka pintu lebih lebar agar Harry bisa masuk dan mengantarnya menuju ruang kerja Josh. "Josh, Harry ada di sini."
"Harry?" kata Josh, mendongak dari pekerjaannya. Dia tersenyum ketika melihat pacar anaknya masuk ke dalam ruangannya. "Hello, Harry, ini mengejutkan."
"Semoga aku tidak datang di waktu yang salah," kata Harry, duduk di salah satu kursi.
Liz menggelengkan kepalanya. "Tentu saja tidak. Apa yang ingin kau bicarakan pada kami?" katanya, duduk di lengan kursi Josh.
Harry menarik napas dalam-dalam dan melarikan tangannya ke rambutnya. "Maaf, aku mencoba menemukan kata yang tepat untuk mengatakan ini. Ini bukan sesuatu mengenai sekolah, jujur saja." Dia menelan ludahnya dan menatap kedua orangtua Hermione. "Aku ingin meminta ijin kalian untuk menikahi Hermione. Atau restu kalian -- mana saja yang kira-kira istilahnya cocok."
Wajah Liz dengan segera berubah cerah dengan senyuman lebar ketika Josh tidak tahu apa yang harus dilakukan, tapi sebuah senyum kecil muncul di bibirnya.
"Ya, tentu saja," Liz menjawab.
Josh menatap istrinya, terkejut. "Apa? Itu saja? Aku tidak bisa mengatakan apapun, begitu?"
Liz menatap suaminya dan menaikkan alisnya. "Memangnya jawabanmu ada bedanya?"
"Well, tidak tapi—"
"Kalau begitu selesai," dia melihat kembali pada Harry, "Harry, itu merupakan kesenangan untuk kau bergabung dengan keluarga kami."
Josh memutar matanya dan meraih lengan Harry untuk berjabat tangan dan menggoyangkannya. "Kau lihat seberapa banyak aku bicara di sini; Bersiaplah, itu akan menjadi saat paling bahagia di seumur hidupmu."
Harry tertawa dan mengangguk. "Kupikir aku bisa mengaturnya."
"Good man," Josh tersenyum. "Hati-hatilah dengan gadis kecilku, Harry."
"Ya, Sir," Harry menjawab sebelum ditarik ke dalam pelukan Liz. Dia memeluknya kembali, tersenyum seperti orang bodoh.
Harry berjalan menuju ruang besinya, melihat di antara banyaknya perhiasan yang memenuhi lantai dan rak. Setelah menebus kesalahan dengan para goblin karena telah menghancurkan bank selama perang, Harry menggabungkan semua ruang besi yang dia miliki -- Black, Potter, dan bahkan beberapa dari apa yang ditinggalkan Dumbledore -- menjadi satu lemari besi besar, membuatnya sedemikian rupa sehingga semuanya muat di satu lokasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Comes Next? ✔️
FanfictionSTORY BY: BEX LA GET Voldemort sudah mati dan perang sudah berakhir ... sekarang apa? Cerita tentang penyembuhan dan cinta terus berlanjut.