Bab 31

1.4K 135 2
                                    






Mei 2001

Sisa 'jalan-jalan' Hermione dan Harry cukup lancar. Harry telah menjadwalkan pijat untuk mereka -- sesuatu yang sangat disyukuri Hermione -- dia mengajaknya bermain di West End, dan memberinya kejutan dengan makan siang bersama orangtuanya. Pada saat mereka berdua kembali ke rumah, keduanya merasa jauh lebih ringan daripada saat mereka pergi.

"Unca Harry!" Sebuah suara memanggil beberapa saat setelah mereka berada di serambi manor. Harry hanya memiliki beberapa detik untuk mempersiapkan dirinya untuk menyambut Teddy yang berambut hitam berlari ke pelukannya. Harry tertawa saat anak baptisnya memeluknya erat sementara Hermione tampak bingung sampai Andromeda keluar dari ruang piano sambil tersenyum kepadanya.

"Hai, aku harap kalian tidak keberatan kami di sini," dia menjelaskan. "Teddy berkeras melihat kalian saat kalian sampai di rumah dan saat berbicara dengan Dahlia, dia berkeras agar kami datang."

"Kami sama sekali tidak keberatan," Hermione berkata sambil tersenyum. "Senang kalian ada di sini."

"Unca Harry, coba tebak!" Kata Teddy.

"Apa itu, Teddy?" Tanya Harry.

"Kami memiliki esplosion di rumah!"

"Teddy," Andromeda memarahi, tegas. Teddy tersentak mendengar nada Andromeda, mendekat ke Harry.

"Andy, apa yang dia bicarakan?" Tanya Harry.m Andromeda menggelengkan kepalanya tapi Harry tetap bertahan. "Andy, ada apa?"

Andromeda mendesah. "Di rumahku semalam pipanya meledak dan seluruh tempat banjir."

"Ya ampun," kata Hermione. "Seberapa buruk kerusakannya?"

"Aku masih menunggu laporan terakhir dari tukang ledeng tapi aku punya perasaan kuat bahwa ini akan jadi kabar buruk," dia mengangkat bahu dan menggigit bibirnya. "Itulah alasan krnapa aku tidak keberatan dengan Teddy yang ingin datang ke sini, aku benci melakukan ini, tapi apakah kalian keberatan merawat Teddy sampai aku bisa menyelesaikan semuanya?"

"Tentu saja," jawab Harry. "Kami senang memilikinya di sini jadi tidak masalah; sungguh."

Andromeda tersenyum lega. "Terima kasih."

"Di mana kau akan tinggal?" Hermione bertanya.

Andromeda mengangkat bahu. "Cissa sebenarnya menawarkan dan, yah, sangat menyenangkan menghabiskan waktu dengan adikku."

Hermione tersenyum dan mengangguk dalam pengertian sementara Teddy menatap Harry. "Apakah itu berarti aku bisa tinggal bersamamu Unca Harry?"

Harry tertawa dan mencium kepala anak baptisnya. "Ya, Teddy, bisa."

"Ada hal lain yang ingin aku diskusikan dengan kalian, bisa?" Andromeda bertanya, sikapnya menjadi jauh lebih serius. "Bertiga saja," katanya sambil melirik Teddy.

Hermione dan Harry mengerutkan alis mereka tapi mengangguk. "Dahlia," kata Harry. Peri kecil itu muncul dan tersenyum padanya. "Apa kau bisa membawa Teddy ke kamarnya?"

"Ya, Tuan Harry," kata Dahlia.

Harry menurunkan Teddy dan dengan senang hati dia mengikuti peri kecil itu ke kamarnya sementara Harry dan Hermione memimpin Andromeda ke ruang belajar. Ketiganya duduk diam saat Andromeda memutar cincin kawinnya di jarinya, mencoba menemukan kata-kata yang akan diucapkannya. "Ada sesuatu yang perlu kalian ketahui," katanya. Dia mendesah dan menghubungkan jari-jarinya. "Aku sakit."

"Apa maksudmu?" Hermione berkata, perutnya mengepal. Melihat wajah Andromeda, dia tahu ini bukan sakit biasa.

"Sekitar empat bulan yang lalu, aku mulai merasa sangat sakit, lebih buruk daripada yang pernah kurasakan. Ketika aku pergi ke Penyembuh, mereka tidak dapat menemukan apa yang salah sehingga mereka memberiku beberapa ramuan penghilang rasa sakit. Tapi ramuannya tidak berhasil, aku terus merasa tidak enak dan semakin parah, jadi aku pergi ke dokter muggle untuk melihat apakah mereka bisa memberiku beberapa kabar." Hermione meletakkan tangannya di atas Harry dan meremasnya, takut akan yang terburuk. "Dokter mendiagnosisku dengan penyakit muggle yang disebut Leukemia Limfoblastik Akut. Aku yakin kalian tahu apa itu."

What Comes Next? ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang