Saat bersamamu, aku ingin waktu berhenti walau hanya sesaat.
Hari yang ditunggu-tunggu Sesil sudah tiba, tadi pagi, ia baru sampai di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Sesil sangat senang, sampai-sampai dia lupa caranya cemberut.
Sesil menatap pemandangan indah Bali dari hotel yang ia tempati saat ini. Pemandangan yang membuat siapapun terkagum-kagum dengan salah satu fenomena yang teramat menabjukan ini.
Sesil kembali menuju tempat tidurnyq, ia merebahkan tubuhnya, mencoba menghilangkan rasa lelah yang menyelimuti nya setelah perjalanan kurang lebih 3 jam.
Senyum Sesil masih terukir sempurna, ia sangat bahagia karena keinginanya akhirnya terwujud.Suara ketukan pintu berhasil membuat Sesil terlonjak, sebelum terdengar suara yang ia sangat kenal.
"Sil, mari makan dulu," ucap Reyhan dari balik pintu.
Sesil semakin menyunggingkan senyumnya, lantas berlari menuju pintu dan membukankannya.
"Ah, kebetulam sekali, aku sedang lapar sekarang. Aku ingin segera mencicipi makanan Bali yang sudah sangat aku rindukan." Sesil sangat antusias.
Reyhan terkekeh kecil melihat tingkah Sesil yang sedikit kekanak-kanakan jika seperti ini. Reyhan mengacak rambut Sesil gemas.
"Kau ini, yasudah, mari kita turun."
"Turun lagi? Aku capek Rey, kakiku pegal semua." Rengek Sesil karena merasa kakinya pegal-pegal dan bokongnya terasa nyeri akibat duduk berjam-jam di pesawat.
"Tapi kan kita naik lift."
"Tetap saja aku capek Rey, kau bawa saja deh makananya kesini, biar aku makan di kamarku saja." Sesil menekuk wajahnya, ia sedikit murung.
Reyhan membingkai wajah Sesil, dibawanya Sesil agar menatap manik matanya.
"Kau harus tetap makan malam di bawah," ucap Reyhan.
"Gimana caranya Rey? Kaki ku pegal semua, aku gak kuat lagi kalau harus jalan."
"Siapa yang menyuruh mu untuk berjalan, hm?"
Sesil menautkan kedua alisnya, apa yang Reyhan katakan sama sekali tidak di mengerti oleh Sesil.
"Terus? Bagaimana aku bisa ke bawah kalau tidak berjalan?" Tanya Sesil heran.
Reyhan tiba-tiba membalikan tubuhnya membelakangi Sesil, lantas ia berjongkok di hadapan Sesil. Reyhan menawarkan punggung lebarnya untuk di naiki oleh Sesil.
"Naiklah," ucap Reyhan mempersilakan Sesil agar menaiki punggungnya.
Sesil tergelonjak, matanya melotot tak percaya.
"Tapi.."
"Jangan banyak tapi, cepat naik, kaki ku sudah pegal. Atau.... kau mau aku bopong saja?" Tawar Reyhan.
Sesil dengan cepat menolak, di gendong saja sudah malu, apalagi di bopong.
"Nggak,"
"Yasudah, cepat naik, aku sudah memesankan makanan untukmu di bawah."
"Tapi... aku malu kalau harus di gendong begini,"
Reyhan menghembuskan napas panjang.
"Memangnya kalau kau jalan bisa? Apa kakimu masih kuat?"
Sesil diam, bukannya Sesil lebay, tapi memang kakinya sangat pegal jika harus di pake berjalan dan naik lift ke bawah.
"Sudah, jangan banyak tapi-tapi, kaki ku sudah benar-benar pegal, cepatlah naik." Pinta Reyhan pada Sesil agar menaiki punggungnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/114754362-288-k121670.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Husband [Sudah Terbit]
Romance[SEBAGIAN PART DIHAPUS] SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA [SEBAGIAN PART DI PRIVAT, FOLLOW SEBELUM BACA] Cover by @devinapyon Cinta tak butuh banyak bicara, hanya ingin memiliki hingga akhir usia. Reyhan Alexander Abraham seorang CEO muda dari perusahaan...