Sudah satu minggu Dina tidak ada kabar. Terakhir kali, Sesil berkomunikasi dengannya adalah pekan lalu, itu pun hanya sebentar, katanya Dina mau pulang ke Magelang untuk beberapa hari.
Sesil menatap ponselnya, berharap ada panggilan masuk dari Dina. Sesil menopangkan kepalanya lemas pada sandaran sofa yang ia duduki. Wajahnya menengadah.
"Aku kangen kamu Din, cepatlah kembali." Gumam Sesil seraya mengembuskan napas panjang.
"Kau kenapa?"
Sesil tergelonjak kaget melihat Reyhan yang duduk di depan sofa yang ia duduki. Sejak kapan Reyhan disini? Napas dan aliran darahnya seolah sempat berhenti, dan kini sudah normal kembali.
"Kau mengagetkan ku saja. Bisa gak sih kalau datang kasih intruksi dulu? " Sesil mencebikkan bibirnya.
"Kau kenapa terlihat murung begitu? Apa kau mau jalan-jalan?"
"Nggak! Aku mau di rumah saja, Aku males keluar."
"Atau ku antar saja kau ke restoran mu, kau sekarang jarang juga ke restoran. Iya, kan? "
Sesil tersenyum sumringah, sepertinya ini bisa menghilangkan badmood Sesil.
"Ide yang bagus."
"Oke, Aku juga mau sekalian ke kantor, nanti pulangnya aku jemput."
"Oke."
***
Sesil kembali menopang wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Sesil kira dengan datang ke restoran, badmood-nya akan hilang, tapi rupanya tidak. Sesil malah merasa tambah bosan karena tidak mempunyai teman ngobrol.
Sesil celingukkan sendiri lantas mengembuskan napas berat.
Aku benar-benar bosan.
Sesil merogoh ponsel nya di saku lantas mengetik sesuatu di ponselnya. Diketiknya sebuah pesan untuk Reyhan.
Sesil: Apa kau sedang sibuk?
Akhirnya pesan itulah yang Sesil kirimkan setelah beberapa pesan dia hapus berkali kali.
Tak lama setelah itu, ponsel Sesil kembali bergetar.
Reyhan: Tidak. Kenapa? Kau perlu sesuatu?
Sesil enggan untuk membalasnya lagi. Masa iya dia harus jujur pada Reyhan kalau dia sedang kesepian? No!
Sesil: Nggak, Aku gak butuh sesuatu, Aku hanya ingin bertanya saja. Iya sudah, lanjutkan kerjamu. Aku takut mengganggu mu.
Sesil mematikan ponselnya lantas menggeletakkan nya disamping nya, Kini Sesil benar-benar sedang boring, mau melakukan sesuatu juga malas. Jadilah Sesil hanya menatap jendela dengan memanyunkan bibirnya. Helaan napas berat terkadang lolos dari bibir seksi Sesil.
***
"Tolong persiapkan segalanya untuk meeting nanti sore, sekarang saya mau keluar dulu, saya harus menemui seseorang."
"Tapi pak, klien Akan datang 30 menit lagi, kalau bapak tidak ada di kantor, apa yang harus saya katakan pada klien kita?" Ucap sekretaris Reyhan dengan bahasa tubuh mengisyaratkan agar Reyhan tidak keluar dari kantor.
"Saya akan kembali sesegera mungkin sebelum mereka sampai kesini. Tapi saya harus pergi, Ada hal penting yang harus saya urus, bahkan lebih penting dari urusan kantor."
![](https://img.wattpad.com/cover/114754362-288-k121670.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Husband [Sudah Terbit]
Romance[SEBAGIAN PART DIHAPUS] SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA [SEBAGIAN PART DI PRIVAT, FOLLOW SEBELUM BACA] Cover by @devinapyon Cinta tak butuh banyak bicara, hanya ingin memiliki hingga akhir usia. Reyhan Alexander Abraham seorang CEO muda dari perusahaan...