Perasaan ini tidak akan berubah, bahkan untuk selamanya aku akan mencintai mu.
Sesil sedang sibuk membaca majalah kesukaanya di ruang tamu, sementara Reyhan tengah sibuk berkutat dengan laptopnya. Karena banyak sekali pekerjaan yang ia tinggalkan selama liburan ke Bali. Jadi, semua dokumen menumpuk, dan itu adalah alasan untuk Reyhan agar malam ini melembur.
Sesil yang melihat Reyhan tengah sibuk dengan laptopnya, hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya. Sesil lantas menghampiri Reyhan.
"Apa kau sedang sibuk?" Tanya Sesil menjurus lantas mendaratkan bokong di sofa dekat Reyhan.
"Iya, pekerjaanku menumpuk, dan malam ini aku harus melembur untuk segera menyelsaikan ini semua."
Reyhan memijit pelan pelipis nya untuk meredakan rasa pusing yang bersarang di kepalanya, sungguh, Reyhan sudah sangat lelah dan ingin segera membaringkan tubuhnya di atas kasur. Tapi tanggung jawab yang harus diemban nya memaksanya untuk menghilangkan rasa lelah itu.
"Jangan sibuk pada pekerjaan mu terus, kau juga butuh istirahat, aku tau kau itu lelah, dan sebaiknya kau tidur sekarang," pinta Sesil.
Reyhan mengembuskan napas panjang, ia tidak bisa tidur saat ini. Reyhan sebenarnya bahagia karena Sesil memperlakukannya seperti ini. Apalagi, sekarang Sesil sudah kembali ke rumah Reyhan, membuat kebahagiaan Reyhan bertambah dua kali lipatnya.
Reyhan lantas terseyum hangat pada Sesil, tangannya terulur untuk mengacak rambut Sesil.
"Sebentar sayang, aku harus menyelesaikan ini dulu, karena besok berkas ini harus sudah aku tanda tangani. Hm, sebaiknya kau tidur duluan, jangan begadang, aku takut kau sakit." Pinta Reyhan.
"Nggak! Aku nggak mau, aku akan menemanimu disini," kekeuh Sesil.
"Tapi kau harus tidur, kau pasti lelah,"
"Kalau kau saja bisa begadang, kenapa aku tidak? Pokoknya aku tidak mau tidur duluan, aku akan menemanimu disini, titik!"
Reyhan hanya mampu menghembuskan napas kasar. Ia tidak bisa melawan istrinya yang sangat keras kepala. "Yasudah, kau boleh menemaniku disini,"
Mata Sesil berbinar, lantas menarik senyum, "Terima kasih Rey," Sesil memeluk Reyhan.
"Iya sama-sama, tapi, kalau kalau kau sudah tidak kuat menahan kantuk, kau tidur saja, jangan di paksakan begadang," ucap Reyhan seraya mengecup puncak kepala Sesil.
"Iya, bawel." Sesil mencubit pipi Reyhan gemas. Reyhan hanya tersenyum miring.
***
Gery terus-menerus meneguk alkohol yang ada di depannya, ya, Gery sedang berada di bar sekarang. Ia begitu marah dan kecewa. Ia merasa semua rencananya hancur berantakan, Nayla pun kini sudah tidak mau membantunya lagi. Membuat Gery semakin merasa kecewa. Jadi, untuk menghilangkan sejenak masalah yang menimpa dirinya, Gery memutuskan untuk pergi ke bar, karena dengan meminum alkohol, Gery selalu akan merasa baikan.
Seorang lelaki berperawakan tinggi menghampiri Gery dan duduk di sebelah Gery.
"Kenapa kau minum sebanyak itu?" Tanya lelaki itu.
Gery meletakan gelasnya lantas melirik pada sang lelaki.
"Kenapa kau mengurusi hidupku sekali, aku mau minum atau tidak itu bukan urusanmu!" Bentak Gery. Pasalnya Gery sama sekali tidak kenal dengan sosok pria yang tengah duduk di sampingnya.
Lelaki itu menghembuskan napas kasar, lantas tersenyum kecil. "Tuan, jangan seperti anak kecil, kau ini sudah dewasa, harusnya kau menyikapi masalah mu dengan cara yang dewasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Husband [Sudah Terbit]
Romance[SEBAGIAN PART DIHAPUS] SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA [SEBAGIAN PART DI PRIVAT, FOLLOW SEBELUM BACA] Cover by @devinapyon Cinta tak butuh banyak bicara, hanya ingin memiliki hingga akhir usia. Reyhan Alexander Abraham seorang CEO muda dari perusahaan...