*aku udah janji kalo dapet 15vote chapter 1 diupdate.. nah ini janji kutepati. Selamat membaca ^^
Makasih buat yg udah vote ^^[Jungkook POV]
PRANGGG!!!
Astaga, suara apa itu? Kenapa pagi-pagi sudah berisik. Dengan susah payah aku mencoba keluar dari kamar untuk melihat apa yang terjadi. Setelah mampu keluar dari kamar, aku melihat ruang didepan kamarku yang berantakan. Vas pecah, beberapa pigura foto juga jatuh dan pecah, meja berantakan. Kuarahkan pandanganku menuju sofa coklat yang ada diruangan ini.
Jeon Seulgi.
Lagi-lagi dia membuat kekacauan dipagi hari. Aku enggan menyapanya. Aku memilih kembali ke kamar karena percuma. Dia tak akan mau berbicara padaku.
Buk!
Aw! Kepalaku… baru saja mau memasuki kamar, kepalaku sudah dilempar bantal sofa. Aku cukup diam. Tak perlu menoleh. Membuang-buang tenaga.
“Ngapain lo kesini?,” tanya suara gadis itu yang begitu menyakitkan bagiku. Lo?
Aku memilih diam. Hatiku masih sakit mendengar pertanyaan ketus yang keluar dari bibir tipisnya.
“Gue tanya sama lo, pembawa sial! Ngapain lo kesini?!”
Aku tak tahan. Aku segera membawa tubuhku memasuki kamarku dan menutup serta mengunci pintunya. Aku tak kuat mendengar suaranya yang selalu keluar untuk menyakiti hatiku. Sejak 13 tahun lalu, hubunganku dengan gadis itu merenggang. Tidak hanya renggang bahkan jauh. Mungkin sekarang sudah sejauh kutub selatan dan kutub utara.
Dia tak pernah simpati dengan keadaanku. Dia hanya bisa mencaciku, memarahiku dan membenciku. Baginya aku pembawa sial. Ck.
Aku sendiri juga ragu, apakah ada manfaat bagi orang lain, dengan hidupnya seorang Jeon Jungkook?Aku rasa tak ada kebaikan sedikitpun yang bisa diambil dari hidupku ini.
Jika memang demikian, kapan aku bisa pergi dari dunia ini? kapan aku bisa menyusul mama dan membebaskan nestapa yang kurasakan 13 tahun terakhir. Tiga. Belas. Tahun.Bahkan setengah dari usiaku berisi kepedihan. Aku berdoa, jika memang aku akan menjadi benalu sampai mati, biarlah aku mati diusiaku yang sekarang. Aku tak ingin menjadikan hidup orang lain sial…
[Author POV]
“Astaga! Seulgi! Apa-apaan ini?,” tanya seorang wanita berambut hitam dan berkulit putih.“Kenapa? Kakak nggak suka? Kalau nggak suka ya pergi aja. Lagian udah nikah, ngapain balik sini mulu? Nggak ada kerjaan apa dirumah?,” jawab gadis bermata kucing dengan ketus.
Bersyukurlah bagi wanita yang baru datang dengan suaminya itu, karena mereka datang tanpa membawa putra kecil mereka. Jadi dia bisa dengan bebas menaikkan oktaf suaranya kepada wanita pembuat kekacauan dihadapannya.
“Seulgi! Jaga bicaramu! Aku ini kakakmu! Sopanlah! Makin hari pergaulanmu makin nggak bener! Cari kerja sana! Jangan males-malesan dan bikin berantakan rumah!,” wanita berkulit putih mulai menceramahi sosok yang bernama Seulgi.
“Kak, aku nggak peduli kakak ngomong apa. Yang jelas aku lagi kesel!”
“Kesel kenapa? Apa yang buat kamu kesel sampe berantakin rumah kayak gini? Kamu itu kalo disuruh beresin rumah nggak mau, tapi rumah udah rapi malah dibikin berantakan! Nggak kasian sama Jungkook kamu?!!”
“Apa? Siapa? Jungkook? Sorry, nggak kenal!,” kata Seulgi lalu mengambil kunci motornya dan pergi keluar.
“Sabar sayang, keadaan lagi panas. Nanti kita kasih tau Seulgi kalo kepalanya udah dingin,” kata lelaki berkulit putih pucat yang dari tadi hanya diam menyaksikan kelakuan adik iparnya yang sama sekali tak punya sopan santun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Affection √
Fanfiction"Aku adalah lelaki lemah yang menyusahkan. Luka yang begitu dalam di masa lalu membuatku terpuruk dan jatuh terlalu dalam..."_JeonJungkook. "Tak ada yang lebih menyesakkan daripada rasa bersalah dan penyesalan. Tak ada yang tau apakah semua berjalan...