[Yeri POV]
Sudah satu minggu sejak kepulanganku dari menginap dari Hopefully Sky. Aku masih berkomunikasi dengan baik dengan kak Jungkook. Aku selalu menelponnya melalui kak Eunji. Entah kenapa, aku ingin dia menjadi orang yang banyak bicara. Aku lihat dia terlalu banyak memendam perasaannya sendiri. Itu nggak baik buat psikisnya.
Dia pasti melalui hari yang berat sebelum di Hopefully Sky, aku jadi penasaran dengan kehidupan kak Jungkook sebelumnya. Tapi apa boleh buat. Aku juga nggak bisa memaksa kak Jungkook buat cerita. Aku ingin kak Jungkook merasa nyaman didekatku. Orang seperti dia, memang lebih membutuhkan orang yang mensupportnya. Aku yakin, dia akan cerita ke aku secara perlahan.
“Yeri! Ngalamun aja dari tadi,” Kak Jennie. Calon anggota keluarga kami. Tunangan kak Namjoon. Si jutek yang hangat. Si judes yang manja.
“Apa nggak boleh kak?”
“Enggak lah. Kalau kesambet gimana?”
“Nggak kok. Tenang aja.”
“Mau ikut?”
“Astaga, babe, kalau ngajak Yeri, dia akan merusak acara kita. Kamu tau kan susahnya aku dapat ijin supaya bisa menghabiskan waktu sama kamu?,” kak Namjoon nggak terima aku ikut. Huft! Lagian aku juga nggak mau jadi obat nyamuk.
“Lagian aku juga bakal nolak kak. Ogah banget jadi obat nyamuk kalian. Hari ini sabtu, kalian mau sampe malem kan?”
“Of course baby. You’re right!,” kata kak Jennie sambil mencubit pipiku.
“Udah sana pergi! Kak Namjoon, jangan lupa ya, beliin Yeri ponsel baru! Buat temen di HS.”
“Siapa lagi? Pake uang kakak?,” tanya kak Namjoon.
“Nanti Yeri ganti. Yeri belum ke toko. Belum ngecek pemasukan dari sana. Oke? Buat siapa itu nggak penting! Sana pergi!”
Aku berniat memberikan ponsel itu buat kak Jungkook. Kenapa? Karena aku ingin menghubungi kak Jungkook secara langsung. Nggak perlu perantara kak Eunji. Kasian juga kak Eunji kalo harus nungguin aku dan kak Jungkook teleponan.
Apa kalian bertanya-tanya, kenapa aku hanya membelikan kak Jungkook ponsel? Aku sebenarnya juga membelikan satu untuk kak Taehyung tapi itu sia-sia. Kak Taehyung nggak mau memakainya untuk komunikasi. Ponsel itu hanya menjadi tempat game nya. Tak ada simcard atau apapun yang bisa membuat ponsel itu berfungsi sebagaimana mestinya.
Dia sungguh nggak ingin berkomunikasi atau melakukan apapun yang berhubungan dengan dunia diluar Hopefully Sky. Orang satu itu benar-benar mengisolasi dirinya, ya, walaupun tak berakhir seperti kak Jungkook. Mentalnya masih cukup kuat dan tahan banting meski fisiknya rapuh.
Kenapa diantara sekian banyak pasien di HS aku paling dekat dengan kak Taehyung? Jawabannya adalah karena misi kami sama. Ingin melihat senyum diwajah orang-orang yang tersisihkan dari dunia luar. Orang-orang yang membutuhkan dukungan lahir dan batinnya.
Sebenarnya, aku juga ragu dan nggak yakin melihat sosok kak Taehyung. Bahkan aku begitu kaget dengan keputusan konyolnya. Aku sempat memakinya, tapi aku hanyalah bocah biasa. Mana mungkin didengar. Maka tugasku adalah mendukung dan selalu disampingnya. Disaat yang lain dia dukung, maka siapa lagi yang mendukungnya kecuali aku, dan kak Hye Kyo serta kak Eunji? Orang tuanya? Mereka sudah nggak ingin tahu tentang Taehyung lagi. Ini juga berkaitan dengan kekecewaannya dengan keputusan yang diambil oleh kak Taehyung sendiri.
*
[Jungkook POV]
Seminggu sudah aku terhitung dirumah ini. Rasanya jauh lebih nyaman. Kak Eunji benar-benar merawatku dan orang-orang disini dengan baik. Kak Hyekyo selalu melakukan pemeriksaan rutin dan mengobati kami dengan kemampuannya yang mumpuni. Sekarang aku juga tau, ternyata kak Hyekyo memilih pensiun dini karena dia ingin fokus merawat orang-orang seperti kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Affection √
Fanfiction"Aku adalah lelaki lemah yang menyusahkan. Luka yang begitu dalam di masa lalu membuatku terpuruk dan jatuh terlalu dalam..."_JeonJungkook. "Tak ada yang lebih menyesakkan daripada rasa bersalah dan penyesalan. Tak ada yang tau apakah semua berjalan...