XIII

1.6K 193 68
                                    




Apa-apaan anda ini?!!!!”

Suara yang terdengar hingga keluar ruangan, membuat seorang gadis berdiri ditempatnya. Mendengarkan dengan seksama apa yang membuat orang yang dia kenali mengeluarkan suaranya begitu keras.

“Saya menderita kerugian begitu banyak dan anda dengan mudahnya meminta untuk menutup kasus ini?!!! tidak akan pernah saya menyetujui ini!!!”

Gadis itu segera membuka sedikit pintu ruangan yang digunakan untuk berdebat orang-orang didalamnya. Pintu terbuka sedikit namun dia dapat melihat semuanya dengan jelas.

“Tuan Jeon. Anda akan menyesal jika menolak kesepakatan ini. Apa anda lupa? Perusahaan anda bergantung dengan Himalaya Grup. Dan apakah anda juga lupa, Himalaya Grup itu memiliki investor terbesar?”

“Saya tau, anda investor terbesar di Himalaya Grup. Tapi bukan berarti anda dengan seenaknya bisa berbuat seperti ini!!!”

“Jangan pernah meninggikan suara anda didepan kami, tuan Jeon. Cukup terima uang dari kami, dan hidup anda akan tenang.”

“Tidak akan!!!”

“Baiklah. Siap-siaplah menyesal, Tuan Jeon…”

Gadis itu segera bersembunyi dibalik pot besar didekat pintu. Ketika itu, beberapa orang keluar dari dalam ruangan. Namun, hanya ada dua wajah yang selalu ada dalam pikirannya. Mereka adalah dua orang yang akan selalu dia ingat seumur hidupnya.

*

Hari beranjak sore saat mobil ungu milik Kim Yerim memasuki halaman rumah Hopefully Sky. Gadis itu terburu-buru pergi ke Hopefully Sky begitu mendengar kabar Taehyung kondisinya lemah. Air matanya sudah tak mampu ditahan lagi.

Kini, dia berada didepan ruangan tempat Taehyung dirawat. Dari luar, Yeri bisa melihat ada Jungkook yang menemani Taehyung disana. Taehyung dengan infus ditangannya, tengah tersenyum bahkan tertawa menghibur Jungkook yang menangis. Melihat keadaan didalam yang sedikit sendu, Yeri memilih untuk duduk diruang tunggu didepan kamar rawat Taehyung.

“Yeri? Kok nggak masuk?”

“Kak Hye Kyo?,” Yeri langsung memeluk sosok wanita yang selama ini dia anggap seperti kakak sendiri.

Hye kyo mengerti apa yang terjadi dengan gadis kecil didepannya. Sesungguhnya, hati Hye Kyo juga sedih. Namun, dia harus bisa tegar. Dokter sudah biasa melihat kehidupan dan kematian. Entah dari pihak yang disayangi maupun pihak yang tak dikenali. Sebagai dokter, dia berusaha tidak menangis didepan pasien maupun orang terdekat  pasien meski batinnya menjerit.

“Iya, Yer.. Kakak ngerti. Udah, jangan nangis lagi ya?,” kata Hye Kyo.

“Kak… Apa Kak Taehyung akan baik-baik saja?”

“Akan bohong besar jika kakak mengatakan iya. Kita harus siap-siap mulai sekarang.”

“Apa nggak ada cara lain kak?”

“Sulit Yer.. Bahkan pengobatan terhebat pun hanya sia-sia. Sel-sel kanker menyebar di tubuhnya. Sistem imunnya juga sudah sangat lemah. Kakak juga tahu Taehyung sudah sering merasakan kesakitan sekarang. Jadi kita harus siap dengan segala kemungkinan terburuknya,” Hye Kyo memeluk Yeri. Membiarkan gadis itu menangis dipelukannya.

“Kamu harus kuat, Yer… Kami semua sangat menyayangi Taehyung. Tapi jika kita meminta dia untuk bertahan terus menerus, kasihan Taehyung, Yer… Jadi, jika memang kemungkinan terburuk itu terjadi, kita harus yakin jika itu adalah yang terbaik,” kata Eunji yang kini sudah duduk disamping Yeri. Dia menepuk-nepuk paha Yeri berusaha menyalurkan ketenangan.

Love And Affection √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang