Beberapa waktu yang lalu, gadis mungil yang bersembunyi di balik mantel tebalnya masih bisa menghentak-hentakkan kakinya untuk mengusir hawa dingin di tubuhnya. Juga, tentu saja untuk menghilangkan tumpukan salju yang akan mengubur sepatunya jika tak menghentakkan kedua kaki pendeknya.
Wajah memucat, tangan terasa membeku dan memutih. Dia telah mencapai dalam batasnya. Tubuhnya tak akan mampu lagi bertahan lebih lama di tengah hujan salju ini. Hari pertama turun salju, seolah semua persediaan salju dilangit ditumpahkan sekaligus. Hujan yang cukup deras.
"Sepuluh menit lagi... Sepuluh menit lagi... Dia tak datang... Aku pulang..," gumam Yeri. Tubuhnya gemetar karena dingin. Sungguh, coat, syal, sepatu, beanie, segala yang dia gunakan tak berguna. Rasa dingin sudah menusuk jauh hingga ketulangnya. Bahkan, bahunya terasa ngilu. Baru saja akan sembuh, tapi dia sudah menyakiti bahunya lagi.
"Si-yal... au en-an-tuk," gumam Yeri. Bicaranya sudah mulai tak jelas lagi. Nafasnya begitu memburu. (Sial. Aku mengantuk.)
Badannya sudah sulit digerakkan lagi. Otak dan syaraf motoriknya sudah tak bekerja sebagaimana mestinya. Tak ada rasa menggigil lagi, semua sudah terasa dingin bagi Yeri. Bahkan sudah mati rasa.
"A-u thi-i-du s-ja." (Aku tidur saja)
Perlahan kelopak matanya menurun, menutup sedikit demi sedikit mata indahnya yang kini sayu. Sementara, dengan langkah sedikit terburu-buru, dua orang tiba di taman bermain itu.
"Yeri..!," Jungkook tak menyangka jika Yeri masih bertahan menunggunya. Jika saja Suga tak menawarkan diri untuk mengantarnya, jika saja Wendy tak memaksanya untuk datang, mungkin Jungkook tak akan pernah datang.
Suga mengerti keadaan Yeri. Dia melepas genggaman pada kursi roda, Jungkook sementara dengan secepat mungkin, menembus salju yang telah menumpuk, menuju Yeri yang sudah tak merespon panggilan dari Jungkook.
"Diam disana Kook, kamu bisa tergelincir!!!," bentak Suga, dia mengetahui Jungkook akan menyusulnya.
Mau tak mau, Jungkook diam. Dia melihat Yeri yang digendong kakaknya dengan sangat cemas. Yeri sudah pingsan. Suga segera berbalik dan membawa Yeri untuk menuju mobil yang terparkir tak jauh dari sana. Jungkook memutar roda kursinya dan mengikuti langkah Suga. Sesekali Suga menoleh kebelakang untuk memastikan agar adiknya tak tergelincir.
Setelah memasukkan Yeri ke bangku penumpang belakang, dia juga menaikkan tubuh Jungkook dan memasukkan kursi roda ke bagasi. Lalu mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit.
"Maaf, Yer... Aku minta maaf... bertahanlah....," racau Jungkook. Tangannya ditiup dan diusapkan pada tangan dingin Yeri. Sungguh, Jungkook tak pernah merasakan tangan manusia sedingin ini.
Jungkook merasakan denyut nadi Yeri melemah, nafasnya sangat pelan dan pendek. Tentu saja. Gadis itu mengalami hipotermia. Bertahan dibawah dinginnya salju hingga kehilangan kesadaran. Suhu tubuhnya yang menurun drastis.
-
Suga telah sampai dirumah sakit. Untuk saat ini dia membawa Yeri dan meletakkan gadis itu di brankar agar bisa segera masuk UGD. Setelahnya, dia kembali untuk membantu Jungkook. Dengan langkah memburu, Suga mendorong kursi roda Jungkook menuju UGD. Dia belum terpikirkan untuk menghubungi sang istri maupun pihak keluarga.
"Kak... Bagaimana.... Apa Yeri akan baik-baik saja?," tanya Jungkook. Tangannya gemetar ketakutan. Dia merasakan penyesalan yang amat dalam.
Suga memejamkan matanya. Dia kecewa pada Jungkook. Rasanya dia ingin memarahinya. Namun, itu akan sia-sia. Jungkook sedang ketakutan. Tak seharusnya dia menambah rasa takut dalam diri Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Affection √
Fanfiction"Aku adalah lelaki lemah yang menyusahkan. Luka yang begitu dalam di masa lalu membuatku terpuruk dan jatuh terlalu dalam..."_JeonJungkook. "Tak ada yang lebih menyesakkan daripada rasa bersalah dan penyesalan. Tak ada yang tau apakah semua berjalan...