XV

1.4K 165 9
                                    

Seokjin mendapatkan sebuah pesan dari nomor asing. Alisnya menyatu tanda dia kebingungan. Pesan itu berisi tiga gambar yang masih buram. Seokjin mengunduh gambar itu.

 Seokjin mengunduh gambar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'apa yang kamu pikirkan setelah melihat foto-foto ini?'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'apa yang kamu pikirkan setelah melihat foto-foto ini?'

Begitulah pesan yang didapat Seokjin. Dia kaget mendapat pesan yang tersirat sebuah terror didalamnya. Seokjin mencoba menghubungi nomor itu namun gagal. Nomor itu sudah tak aktif lagi. Seokjin mulai panik. Bagaimana jika dia menyakiti dua wanita yang disayanginya.

Pucuk dicita ulampun tiba. Ditengah kebingungan yang melanda, salah satu sahabatnya datang ke kantornya. Keruangannya.

"Seokjin? Kok jam segini belum pulang sih? Kasian Irene dirumah," kata seorang wanita memakai pakaian formal dengan rambut sebahu. Dia membawa sepucuk surat dan beberapa bingkisan.

"Ini baru mau pulang Han. Tadi ada meeting dadakan. Ngomong-ngomong, kamu bawa apa?"

"Oh? Ini... Aku bawa biskuit sama strawberry kesukaan Nyonya muda," kata Hani sambil meletakkan bingkisan yang dia bawa ke meja yang ada di ruangan Seokjin.

"Kok repot-repot sih, Han?"

"Biasa aja. Ini juga nggak seberapa. Tadinya mau ngasih ke rumah. Tapi, pas lewat sini, aku lihat ada sopirmu baru masuk ke parkiran, berarti kamu belum pulang. Oh iya, ini ada surat."

Love And Affection √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang