XXVI

1.3K 160 20
                                    


Suara bel sedikit mengganggu kediaman keluarga Wendy. Hari masih pagi, Wendy sibuk menyiapkan sarapan untuk suami dan adiknya sementara sang suami sedang bermain dengan jagoan mereka.

“Jungkook, tolong aduk minuman buat kakakmu, kakak akan  melihat siapa yang datang sepagi ini,” Wendy melepas apron yang dikenakannya lalu membiarkan Jungkook yang sudah siap ke kantor bersama Suga untuk mengambil alih tugasnya untuk sesaat.

“Kak..,” suara yang keluar begitu Wendy membuka pintu. Yeri. Gadis itu lengkap dengan seragam dan tas sekolahnya berdiri dengan raut wajah yang kurang ceria.

“Yeri? Kamu kemari sama siapa?,” Wendy melihat kearah luar. Tak ada siapapun.

“Aku kemari naik taxi. Aku tak ingin sarapan dirumah. Aku tak ingin melihat papa. Aku ingin kemari karena aku takut kak Jungkook akan menjauhiku karena perkataan papa kemarin…”

Wendy tersenyum. Dia membawa Yeri masuk kerumahnya. “Nah, duduklah disini,” pinta Wendy ketika mereka sampai diruang makan. “Kook, kemarilah. Temani Yeri. Pagi ini dia akan sarapan bersama kita. Yer, kakak tinggal sebentar ya.”

Yeri mengangguk. Bertepatan dengan Wendy yang kembali ke dapur, Suga datang bersama Yoongi yang telah rapi. Tangan anak itu menggenggam kontak mobil Suga yang berbentuk boneka salju.

“Yeri? Sejak kapan kamu disini? Terus datang sama siapa?,” Suga mencecar Yeri dengan banyak pertanyaan ketika berada di hadapan gadis itu.

“Baru saja kak. Aku datang sendirian. aku tak ingin bertemu papa…”

Suga mengangguk. “Kamu boleh ikut makan disini, main disini kapanpun kamu mau. Asalkan ijin. Kamu udah ijin?”

Yeri menggeleng.

“Dasar,” desis Suga. Tapi dia tetap tersenyum. “Nih, gendong Yoongi dulu. Tenang, tadi sudah kakak pakaikan pampers, jadi tak akan ngompol. Kakak akan menelepon kakakmu dulu.”

Yeri menerima Yoongi dipangkuannya. Yeri sangat suka bermain dengan anak kecil, jadinya disuruh menjaga Yoongi tak masalah baginya.

“Emm… kak, Yeri minta maaf jika perkataan papa menyakiti hati kakak. Sungguh, Yeri dan kedua kakak Yeri juga tak mengerti dengan jalan pikir papa kami.”

Tak menjawab, Suga hanya mengusap puncak kepala Yeri sambil tersenyum. Dia pergi untuk mengabari Seokjin jika adik mereka ada dirumah kekasihnya.

*

“Oh My Gosh… Bagaimana ini?!!!,” Jennie datang ke meja makan dengan wajah paniknya. Namjoon sudah bersiap untuk sarapan sementara Irene tengah meletakkan susu yang berjumlah banyak orang disana. kegiatan Namjoon dan Irene berhenti karena kehebohan yang Jennie buat.

“Ada apa baby?,” Namjoon meletakkan gelas susu yang baru dia terima dari Irene.

“Yeri… princess kita hilang! Aku baru saja naik untuk memanggilnya sarapan. Tapi dia tak ada dikamar. Tasnya juga tak ada. Bagaimana ini???!!!”

“Kamu salah lihat mungkin, Jen.. Yeri belum keluar kok. Aku belum melihatnya,” komentar Irene.

“No no no no no! aku tak mungkin salah kak. Aku sudah mengecek ke kamar mandinya juga tak ada. Dia hilang!”

Seokjin datang dibelakang Jennie. Menepuk pundak calon adik iparnya untuk menenangkan. “Jangan panik. Yeri aman. Dia di tempat Suga. Baru saja Suga menelepon.”

“Honey? Kamu serius?,” Irene bertanya dengan sorot mata tak suka.

“Iya. Suga bilang, Yeri tak ingin melihat papa. Dia juga mungkin ingin minta maaf ke Jungkook dan keluarganya atas perkataan  papa kemarin. Sudahlah, tak perlu dipikirkan. Yang terpenting, Yeri aman.”

Love And Affection √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang