PROLOG

5.2K 543 49
                                    

>>> SEBELUM BACA CERITA, BUAT READERS, SILAHKAN APRESIASI CERITA INI JIKA MENURUT KALIAN BAGUS DAN PANTAS. JANGAN LUPA SPAM KOMEN. KRITIK DAN SARAN SELALU LILY TUNGGU. GOMAWO DAN SELAMAT MEMBACA <<<















Musim gugur 2004
“Sudah, selesai,” kata seorang wanita yang tengah jongkok didepan anak laki-laki. Wanita itu baru saja selesai menalikan kembali tali sepatu anak laki-laki yang lepas.

“Terimakasih, nyonya Senna,” kata anak laki-laki itu sambil tersenyum lebar. Guyonan yang sering dilakukan dengan wanita dihadapannya.

“Astaga.. lihat. Anak siapa ini? memanggil mamanya dengan sebutan nyonya? Ayo pulang jagoan, karena mama mau masak untuk makan siang kakak-kakakmu.”

Anak lelaki itu mengangguk semangat. Pulang? Hal yang paling membahagiakan. Bisa bermain dengan kedua kakak yang disayanginya.

“Oh, sayang. Botol minum ketinggalan di kursi taman. Mama ambil dulu ya. Kamu tunggu disini. Jangan kemana-mana.”

Lagi-lagi anak itu mengangguk. Tangannya yang sedari tadi menggenggam kelereng bergerak untuk memasukkan kelerengnya kedalam saku celana.

Tik tik tik…

Sebuah kelereng terlepas dari genggamannya. Dia mengejar kelereng itu tanpa melihat keadaan. Dan, dapat! Tersenyum lebar berhasil mendapatkan apa yang diinginkan.

“ANAKKUUU!!!!,” wanita yang kembali dengan botol minum berbentuk doraemon itu berteriak kepada anak laki-lakinya. Yang dipanggil menoleh dan tersenyum kepada sang mama. Tak menyadari apapun, karena fokusnya kepada sang mama. Hingga mamanya berlari lalu mendekap putranya dengan kuat.

Semua terjadi begitu cepat…
Hanya tersisa teriakan dan tangis yang memilukan. Bahkan tangis itu tak kunjung reda meski 13 tahun telah berlalu. Penyesalan, kehilangan, kehampaan, semua terjadi dalam satu waktu. Diawal musim gugur tahun 2004.

Musim Semi 2007
Lagi-lagi diawal musim. Kepahitan datang menghampiri anak laki-laki yang berusia 10 tahun. Kemiskinan yang menimpa, kebencian yang diterima, rasanya tak cukup untuk membuat lelaki kecil itu menderita. Tepat dihari pertama musim semi yang seharusnya indah bagi semua orang justru pahit baginya.

Sosok yang membencinya, sosok yang dia rindukan belaian dan pelukan hangat darinya pergi untuk selama-lamanya. Netranya menangkap 3 kata yang menyesakkan dada terukir indah ditempat peristirahatan yang terakhir. Jeon Jung Yeop. Orang yang membencinya 3 tahun terakhir. Meski demikian, dialah orang yang dirindukan anak lelaki itu.

“Jangan nangis ya, ada kakak disini. Kamu lelaki. Kamu harus kuat,” kata seorang gadis berkulit putih. Kakaknya. Dia mencoba menenangkan adiknya yang menatap kosong ke nama sang ayah. Dia tak menghiraukan pernyataan kakaknya.

“Ayo, kakak antar kekamar,” dia membantu adiknya menuju kamar. Memindahkannya ke tempat tidur dan membantu adiknya memejamkan mata. Adiknya sama sekali tak berbicara. Anak laki-laki itu tak tahu harus berekspresi bagaimana. Dia hanya diam. Sekarang, pegangan hidupnya hanyalah sang kakak yang sedang duduk di sampingnya sambil mengelus-elus kepalanya.

Musim Semi 2017
[ Jungkook POV]
Tak ada perubahan yang signifikan selain kehampaan yang semakin menjadi dimana satu-satunya pegangan hidup yang kumiliki harus ku lepaskan. Kakak yang selalu menjaga dan merawatku sudah menikah satu setengah tahun yang lalu. Tak mungkin aku egois menahan kakak untuk berada disisiku, dan tak mungkin aku ikut dia karena aku pasti akan merepotkan rumah tangganya. Aku akan jadi benalu dikehidupannya. Aku cukup tau diri.

Apa kalian tau? Aku memiliki kakak lagi. Apakah dia pantas aku sebut kakak? Bahkan melihatku saja sudah jijik. Tapi aku masih berharap dia menoleh kearahku. Membuka kedua tangannya untuk menyambutku. Tapi harapanku sia-sia. Dia bahkan sering tidak pulang karena tak ingin bertemu denganku.

“Ayolah, kook. Kakakmu hanya ingin kamu tinggal bersama kami. Aku tak keberatan,” lelaki berkulit pucat yang kini sedang mencuci piring karena kami baru saja selesai makan malam.

Dialah kakak iparku. Min Suga. Sosok yang begitu dingin namun hatinya hangat. Sehangat musim panas. Ahhh, bukan itu terlalu panas. Sehangat coklat panas di musim dingin. Sosok yang tak suka banyak bicara tapi langsung melakukan tindakan. Talk less do more.

Aku tak tau mau menjawab apa. Sudah berkali-kali aku menolak tapi dirinya tetap bersikeras. Kakakku baru saja memiliki bayi, dan dia mengajakku tinggal bersama mereka yang pasti aku  ini akan merepotkan. Oh tidak, aku terlalu menyayangi kakak pertamaku. Aku tak mau membuatnya kelelahan.

“Kenapa diam kook? Jangan karena Yoongi, kamu mau menolak tawaranku? Kook, kalau kamu ikut kami, kamu kan bisa bermain dengan yoongi. Itu juga akan membantu kakakmu, kook. Kamu tidak merepotkan kami”

Aku tetap diam. Sejujurnya aku sangat ingin ikut mereka. Bermain bersama suga junior yang diberi nama Min Yoongi, bukan hal yang buruk. Dan itu keinginanku. Tapi sekali lagi. Hidupku sudah terlalu banyak nestapa. Aku tak mau menambah beban hatiku karena merasa tak enak pada orang lain.

Readers, inilah aku. Jeon Jungkook. Lelaki yang begitu lemah dalam menghadapi hidup. Lelaki yang begitu rapuh dan mudah jatuh. Lelaki yang berusia 20 tahun tapi tak mampu bersosialisasi dengan baik.

Ini adalah kisahku. Kisah lelaki yang tak berguna. Apakah kalian masih tertarik untuk ikut survive di kisah ini? kalau iya, jangan tinggalkan kisah ini ditengah jalan. Ikuti sampai akhir. Hatiku sudah lelah ditinggalkan banyak orang yang kusayang.

Jadi, jangan tinggalkan aku dan mari berjalan beriringan hingga aku mendapatkan ending yang layak nantinya…

**

Prolog kepanjangan? Wkwkwk.. Ini genre nya banyak melo nya kayaknya. Lagi dan lagi. Cerita yang bikin baper. Semoga aku gag macet mood ditengah jalan. Seperti Last Autumn With U, yang sekarang aku unpub. Karena ceritanya melo dan aku bosen sama alurnya.

Maka dari itu, komen kalian aku tunggu buat vitaminku..

Chapter 1 nunggu respon kalian gimana :*
20 reader, 15 vote terserah yang mana yang duluan, maka chapter 1 sgera di up^.^
Lily

030917

Love And Affection √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang