2004
“Seokjin! Ayo kita makan pizza!,” ajak Hani.“Jangan mau! Ayo kita ke King Steak resto aja!,” seru Soyou.
“Hey bro, jangan denger kata cewek-cewek itu. Pemborosan. Mending kita ke kedai jjajangmyun aja,” saran Sandeul.
“Nggak setuju!!!,” sahut Soyou, Hani, Ken dan Hyunsik bersamaan.
“Seokjin kan kaya, dia yang mau nraktir masa Cuma mau ke kedai jjajangmyun. Big NO!,” seru Hani.
“Santai woy! Kuping nih kuping,” seru Hyunsik yang duduk disebelah Hani.
Seokjin hanya tersenyum melihat kelakuan teman-temannya. “Gue ngikut kalian aja deh. Mau makan dimana.”
“Oke. Kita main batu gunting kertas aja. Yang menang yang nentuin mau makan dimana. Dengan syarat harus di resto. Bukan kedai pinggir jalan,” usul Soyou.
“Call!,” sahut Hani, Sandeul, Ken dan Hyunsik.
Mereka memainkan batu gunting kertas berkali-kali hingga akhirnya ken yang keluar sebagai pemenang.
“Yeayyy!!! Gue menang! Oke. Gue yang mutusin.”
“Yaudah. Cepet, mau makan dimana,” pinta Seokjin.
“Gue lagi pengen makan sushi. Kita ke Japanese resto aja. Cari yang terdekat sini.”
“Ide lo nggak buruk broo,” kata Sandeul.
“Yah, gagal makan pizza,” gumam Hani.
“Gue juga gagal makan steak,” kata Soyou.
“Geser Han, sempit,” kata Hyunsik.
“Lo kira gue nggak sempit?! Salah sendiri lo bawa mobil malah nebeng sini,” Hani memang tak boleh dekat dengan Hyunsik. Mereka bagai tom dan jerry. Kelakuan dua sahabat itu membuat sahabat lainnya tertawa.
Kini, mereka membawa mobil Seokjin yang tanpa atap. Seokjin duduk dibalik kemudi. Soyou ada disamping Seokjin. Hani, Hyunsik, dan Ken duduk dibangku belakang. Sandeul meletakkan kakinya dibangku belakang tapi dia duduk di bagian bagasi mobil. (paham nggak posisinya?)
Mereka adalah sahabat yang begitu saling melengkapi di SMA. Mereka seru-seruan bareng, menggila bareng, bandel bareng, nurut juga bareng. Kini sepulang sekolah, sebelum ujian, mereka memutuskan untuk makan-makan dulu. Seperti biasa, Seokjin mengendarai mobilnya dengan begitu kencang. Dan itu dianggap keseruan tersendiri bagi mereka mengingat mobil itu tanpa atap membuat mereka dapat berbaur dengan angin.
Soyou baru saja akan memakai lipstick namun tutup lipsticknya terjatuh. Dia berusaha mengambil, namun malah menggelinding kebawah kaki Seokjin.
“Lo ngapain sih?,” tanya Seokjin.
“Tutup lipstick gue,”jawab Soyou.
Jawaban Soyou membuat Seokjin menunduk untuk melihat benda yang ada didekat kakinya. Tanpa mengurangi kecepatan, dia berusaha meraih benda itu. Pandangannya teralih ke tutup lipstick. Dia berhasil mendapatkannya.
“Awas hey!,” seru Sandeul membuat Seokjin fokus ke setirnya lagi. Dia terkejut. Ada seorang anak laki-laki di tengah jalan menghadap ibunya yang berada didepannya. Tepatnya sang ibu berada di tepi jalan.
BRAKKK!!!!
Seokjin mengerem mendadak. Namun tetap saja. Mobil melaju begitu cepat, direm mendadak sepertinya sia-sia. Wanita yang berusaha menyelamatkan anaknya terpental jauh menyisakan botol minum doraemon dan tas yang dipakainya yang dibuang begitu saja demi menyelamatkan anaknya. Sedangkan anak itu masih setengah sadar menangis melihat ibunya tergeletak tak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Affection √
Fanfiction"Aku adalah lelaki lemah yang menyusahkan. Luka yang begitu dalam di masa lalu membuatku terpuruk dan jatuh terlalu dalam..."_JeonJungkook. "Tak ada yang lebih menyesakkan daripada rasa bersalah dan penyesalan. Tak ada yang tau apakah semua berjalan...