18. Too Many Problems

10.3K 1.1K 16
                                    

Sehun mengesap kopi hangat yang ia dapatkan dari mesin pembuat kopi koinan bersama Jongin perlahan. Duduk di taman rumah sakit dengan germilap bintang-bintang malam yang menghiasi langit.

"Masih tidak percaya, bukan?" Jongin mengangkat bahu nya cuek.

"Aku tidak percaya adik ku masih hidup. Namun yang lebih tidak dapat aku percaya adalah fakta bahwa dirimu adalah adik iparku." Sehun terkekeh saat mendengar keluhan Jongin.

"Aku lebih tidak percaya kalau kau sekarang adalah kakak iparku. Sialan! Sangat menjijikan!" Umpat Sehun langsung mendapatkan tatapan tajam dari Jongin.

Hening.

Mereka berdua larut dalam keindahan malam yang sunyi ini, taman rumah sakit yang juga terbilang sangat sepi ini semakin membuat suasana terasa sepi sekali.

"Sehun.."

"Hm."

Jongin menatap gelas kopi nya bimbang, haruskah ia bertanya atau tidak. Tapi jika tidak ditanyakan akan membuat nya resah. Seperti sekarang ini. Namun jika ia mengatakan nya sekarang, takut akan menyakiti perasaan Sehun.

"Song Minyoung."

Sehun langsung menoleh kearah Jongin, menatap pria itu tajam. "Jangan pernah menyebutkan nama itu lagi, Jongin." Geram Sehun.

"Aku hanya ingin kau tahu saja, Hun." Jongin menepuk bahu Sehun. "Aku bertemu dengannya seminggu yang lalu."

Sehun hanya membuang nafas nya kasar. "Tidak aneh jika kau mengatakan nya, Jong. Kau tahu apa yang terjadi padaku saat di Mexico?" Jongin mengedikan bahu lalu mengangkat alis nya seolah bertanya pada Sehun.

"Minyoung. Wanita itu kembali."

•••

Mungkin bagi Sehun menunggu adalah hal yang sangat jarang ia lakukan, semua yang ia inginkan akan selalu ia dapatkan, tidak pernah ada kata menunggu dalam kamus nya.

Sampai ia rela menunggu wanita nya, Sera, sadar dari koma nya. Ia bahkan rela tidak pulang ke rumah hanya untuk menjaga wanita nya, menemani wanita itu setiap malam.

Ada beberapa hal yang Sehun tidak dapat percaya. Sera yang tidak sadarkan diri sehingga ia dikatakan koma, Jongin ternyata kakak ipar nya, Minyoung yang kembali, sampai yang ternyata Sera selama ini tengah mengandung anak mereka harus rela kehilangan.

Sera keguguran.

Awalnya Sehun menganggap sepele hal itu karena kondisi Sera nya lebih penting dari apapun. Namun saat ini, entah kenapa rasanya sangat begitu sakit jika mengingat apa yang dikatakan dokter. Mereka kehilangan buah hati pertama mereka.

Reaksi apa yang akan Sera tunjukan jika diri nya mengetahui ia pernah mengandung anak mereka?

Sehun tentu nya takut Sera akan marah atau sedih berlebihan. Sehun tidak ingin Sera menjadi kepikiran. Ia tidak ingin Sera mengalami beban pikiran yang berat. Cukup dirinya saja yang merasakan beban itu.

Sehun mengelap lengan wanita itu perlahan. Sudah menjadi tugas nya memandi kan Sera, bahkan mengganti kan pakaian wanita itu. Sangat suamiable sekali dirinya.

Sehun tersenyum hangat saat melihat wajah pucat Sera, lebih tepatnya tersenyum paksa. "Ayo bangun, Sera. Jenggotku sudah mulai bertumbuhan, tidak ada yang mencukurnya jika kau tidak bangun, sayang." Sehun mengusap pipi Sera penuh kasih sayang. Berharap wanita itu akan terbangun saat ia menyentuh wanita itu.

[1] CHARME ; SEHUN ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang