27. Plan To Kill

7.7K 775 7
                                    

            Sera menengok kearah belakang takut-takut sejak keluar dari dalam toilet lalu berjalan cepat ke mobil. Ia harus berada disamping Sehun secepat mungkin. Ia takut. Sera langsung mendudukan tubuhnya disamping kursi kemudi membuat Sehun terlonjak kaget karena wanita itu tiba-tiba masuk dan terlihat seperti—ketakutan? Sehun tidak salah lihat kan?

"Kenapa?" Tanya Sehun hanya dibalas gelengan kepala oleh Sera, wanita itu memejamkan mata nya seraya mengatur nafas nya. Sera menoleh kearah Sehun, "Kita pulang, ya?" Pinta Sera lebih terdengar seperti perintah bagi Sehun lantas pria itu langsung menyalakan mobilnya dan melaju menuju ke rumah mereka.

Sehun pasti akan menanyakan keadaan Sera bagaimana nanti saat mereka berdua sudah sampai di rumah. Tidak disini. Terlalu bahaya.

Setelah sampai, Sera langsung keluar dari dalam mobil dan berjalan cepat masuk ke dalam rumah mereka. Wanita itu terlihat tergesa-gesa ingin cepat masuk ke dalam rumah, Sehun mengernyitkan dahi nya heran. Sebab sejak wanita itu pergi ke toilet, ia menjadi beda. Dan pasti ada yang tidak beres.

Sehun menarik lengan atas Sera membuat langkah kaki Sera terhenti dan menatap Sehun terkejut. "Kau kenapa, sayang? Kau terlihat—aneh?" Ujar Sehun, Sera mengernyitkan keningnya seolah tak mengerti ucapan Sehun. Wanita itu melepaskan tangan Sehun di lengannya dengan lembut lalu memeluk tubuh pria itu dengan erat. "Aku takut." Lirih Sera menyandarkan kepala nya di dada bidang Sehun.

Sehun menghela nafas seraya mengusap punggung Sera perlahan. Mengecup puncak kepala Sera dengan lembut, mendorong pundak wanita itu sedikit dan menatap wajahnya lekat-lekat. "Kau tidak perlu takut, sayang. Kau akan baik-baik saja selagi bersama denganku." Ucap Sehun lalu mengecup bibir Sera singkat.

"Kau tidak tahu, Hun.. Kau tidak tahu.."

"Kalau begitu katakan padaku, apa yang tidak aku ketahui!" Gertak Sehun membuat nyali Sera makin menciut takut. Kalau begini bagaimana jadinya?

"Mantan kekasihku, dia datang lagi."



Jongin membuang asap rokoknya kasar, Chanyeol hanya bisa berdiam diri memandang pria dihadapannya ini. Sudah sejak dua jam yang lalu, pria dihadapannya ini menelpon nya untuk mengajaknya minum bersama namun malah pria itu yang mabuk sendiri dan merokok sampai satu bungkus habis ditandas oleh nya sendiri.

"Sudahlah. Kau sudah cukup mabuk, Jong." Chanyeol menarik tangan Jongin untuk berhenti meminum vodka nya lagi. Jongin hanya menggelengkan kepala nya menarik sudut bibirnya seraya berkata, "Hidupku hancur, Chan! Gadis itu pergi meninggalkanku! Aku ingin mati!"

Chanyeol menghela nafasnya kasar. "Hyera hanya pergi ke Belanda sementara, Jong. Tidak perlu drama seperti ini."

"Tapi kami terpisah jauh, Chan."

"Kau berlebihan." Sahut Chanyeol mengesap wine nya perlahan. Jongin terkekeh pelan sembari menatap Chanyeol meremehkan. "Kau belum merasakan yang namanya jatuh cinta, Chan. Dan aku yakin, jika kau sudah jatuh cinta kau akan merasakan apa ya sedang aku rasakan saat ini."

"Terserah kau saja." Chanyeol bangkit dari kursi nya menuju ke toilet. Panggilan alam sudah tak dapat ditahan lagi olehnya. Mungkin karena efek wine, Chanyeol tidak sengaja menabrak seorang pria hingga membuat pria tersebut oleng dan jatuh diatas lantai.

"Ohh maaf.." Chanyeol mengulurkan tangannya guna membantu pria tersebut namun dihempaskan oleh pria asing tersebut. "Aku mencoba untuk menolongmu, man." Bisik Chanyeol.

"Aku tidak butuh bantuanmu, Tuan Park yang terhormat." Geram pria tersebut.

Shit!

Chanyeol langsung menatap pria dihadapannya tersebut dengan tatatapn tak bersahabatnya. "Kenapa kau kembali lagi, bajingan?!"

[1] CHARME ; SEHUN ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang