29. I Said, 'I Love You'

7.7K 747 4
                                    

Sera membantu mengambil bawaan Kyeko yang berjatuhan dengan tergesa-gesa. Sahabatnya itu, kenapa berbeda? Lain halnya dengan Kyeko, wanita itu terlihat sangat gugup berada di dekat Sera sehingga terlihat beberapa kali ingin terjatuh. Pertemuannya dengan Sera adalah sebuah bencana baginya. Mengingat kebohongan yang ia lakukan pada wanita cantik di hadapannya ini. Kyeko merasa malu. "Kau baik-baik saja, kan?"


Kyeko hanya menganggukan kepalanya kikuk lalu buru-buru bangkit. Tanpa menoleh kearah Sera, ia berkata. "Terima kasi. Kalau begitu aku pergi dulu."

"Tidak ingin minum teh atau kopi bersamaku?"


Jadi, di sini lah Sera. Berada di sebuah Cafe cukup terkenal disana bersama dengan Kyeko dihadapannya. "Bagaimana kabarmu?" Kyeko menatap Sera heran. Kenapa wanita dihadapannya ini masih saja mau bicara dengannya? Tak berselang lama, Kyeko menatap tajam kepada Sera. "Kenapa kau bersikap baik padaku?"


Sera tersenyum kecil, "Tentu saja karena kau adalah sahabat, Kye. Sudah sepantasnya aku bersikap baik padamu."


"Aku membohongimu."


"Bukan kemauanmu juga kan membohongiku?" Kyeko terdiam.


"Aku tidak pernah marah padamu, Kye. Aku marah pada diriku sendiri. Kau sahabatku tapi kau malah menutupi kesakitan itu sendiri, memendamnya sendirian. Seharusnya aku ada disisimu, bukan? Menguatkanmu, menemanimu, menyemangatimu. Seharusnya aku ada diposisi itu. Tapi aku malah pergi. Maafkan aku." Sera meraih jari Kyeko lalu mengenggamnya pelan. "Maafkan kelakuan Oppa-ku, ya." Kyeko tersenyum kecil.


"Seharusnya aku yang meminta maaf padamu dan juga Kai. Aku telah membohongimu dan telah mengugurkan janinku dan Kai. Sekali lagi, maafkan aku. Lagi pula, aku sangat tahu jika kesalahanku tidak dapat termaafkan, tapi aku juga tidak ingin mengemis maaf darimu. Karena kau tak pantas membuatku mengemis." Ujar Kyeko penuh penekanan. Kyeko tidak akan berbohong lagi kali ini. Jadi dia akan meluruskan semuanya sekarang. Saat in juga.


"Kau harus tahu, Ra. Aku tidak pernah bersungguh-sungguh ingin berteman denganmu. Aku sudah tahu sejak lama kalau kau adalah adik Kai, kau adalah anak keluarga Kim yang hilang. Aku mendengar mereka semua membicarakan ciri-cirimu atau lebih tepatnya tanda lahirmu."


"Kau ingat hari pertama kita bertemu?" Sera menganggukan kepalanya lemah. Ini benar-benar bagaikan sebuah bom yang menghancurkan dunianya. Kenapa? Kenapa lagi-lagi terjadi kepada Sera? Apa Sera berbuat salah saat berada di surga sebelumnya sehingga ketika dirinya hidup sekarang memiliki banyak cobaan seperti ini? Sera menyerah, sungguh kali ini ia menyerah.


"Bodoh. Saat itu kita berada di dalam kamar mandi lalu melihat tanda lahir di punggung belakangmu, bentuknya persis seperti yang keluargamu bilang. Dan saat itu aku memanfaat situasi dengan berpura-pura ingin berteman denganmu agar lebih mudah mendekati Kai. Kau tahu? Kakakmu sangat mudah sekali untuk didekati apa lagi dengan embel-embel aku mengetahui keberadaan adiknya saja, dia sudah tergila-gila padaku." Lanjutnya semakin membuat Sera terpaku diatas kursinya. Ia tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Marah? Tentu saja. Menangis? Sera sudah menahannya sejak tadi. Sejak mendengar semua pengakuan Kyeko padanya. Ini terasa sakit sekali.

"Tapi ternyata aku ketahuan tidak lama. Sangat mengecewakan memang, seharusnya kalau aku tidak ketahuan, aku sudah menjadi Nyonya Kim. Terdengar sanga cocok untukku."


Sera tidak tahan lagi. Ia menatap nyalang marah kepada Kyeko lalu tanpa aba-aba ia melayangkan tamparan pada pipi Kyeko dengan kencang. "Aku sudah berusaha untuk memaafkanmu, Kye. Tapi kau sudah keterlaluan dengan menjelek-jelekkan Oppa—ku, dan aku tidak suka itu. Sungguh. Kau tahu? Aku bukan Sera yang dulu bisa kau bodoh-bodohi lagi, Kye. Aku sudah tahu betapa kerasnya hidup yang sebenarnya. Kau tidak bisa merendahkanku lagi. Jalang!"


[1] CHARME ; SEHUN ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang