Seventeen : Those Moments tho

1.2K 123 5
                                    

"E- eh?"

Anjir sumpah ini apaan dah? Pemilihan miss univers? Kok milih yang tepat-tepat segala. Aduh, gue pengen ngilang aja rasanya.

"So, how did you two meet?" tanya Mrs. Alexanders aka. emaknya bos gue itu sambil kayak nuntun gue gitu buat duduk di depan meja si bos gue.

Gue simpen nampannya di depan dia kan, ya, biar dia bisa makan. "Uh-- I'm working here."

"Really? That's good! What departement?"

"Financial."

"Whoaa.. A woman that can manage the financial is such a plus value. Nice job, kiddo." katanya ke si bos aka. Shawn. Btw, boleh kan gue nyebut dia Shawn?  Ah, bodo amatlah ya, dia juga gatau kan gue lagi story telling sama kalian semua.

Ini percakapan sumpah makin absurd banget. Dan gue gatau mau ngapain di sini. Dia juga, Shawn, malah diem mulu sambil usap-usap jidat sedangkan emaknya sibuk dengan matanya yang berbinar-binar gitu.

"When did you two meet?" tanya dia lagi ke gue. "H..huh? Maybe about... two weeks ago or so?" kata gue gak bener-bener inget.

"Fast movement, I see." kata Mrs. Alexanders ngangguk-ngangguk sambil lirik Shawn jail gitu. Gue lirik Shawn, dia lagi hembusin nafas berat gitu. Lah? Apa kabar gue?

Woy! Ini emak lu napa sksd sama gue, pak Bos?! Gue kasih Shawn tatapan melas, dia kayaknya ngerti.

Dia pun berdeham, "Ehm.. Mom? I think she should take her lunch now."

"Oh? I thought you'd take the lunch together.  Can I join? I really want to know my soon-to-be daughter in law better."

Hah? Demi apa? Calon menantu? Apa? Anjirrr! KAGAKKKKKK!

GA GA GA AGA AGAAGAGAGAGAGAGAGAGAKKKK! Gue gak mau Ya Lord!

Najis banget gue kalau sama si belagu! Meskipun dia husband materials banget gitu, tapi kan... kalau misalnya gue liat dia bawaanya perang dunia mulu. Mana bisa tahan? Aduh! Plis, ini cuma mimpi kan?

"U-eh? W-what? I- I think y-you get me wrong. I-I'm his--"

"Mom, we need to talk. And, you can go." kata dia, gue pun ngangguk dan senyum kikuk ke mereka berdua lalu jalan cepet buat keluar dari ruangan menyesakkan itu.

Pas nyampe di luar, jantung gue degup keras banget dan badan gue lemes. Aduh, help! Gue emang ke sini niat cari pasangan hidup, tapi.. gak berarti harus si belagu juga kali!

Misalkan ya, MISAL LOH TEKANKAN MISALKAN, gue nikah sama si belagu. Hidup gue sejahtera dan lahir gue sangat terjamin dari sisi material dan gue gak akan pernah sengsara secara ini perusahaan besar dan bercabang kayak pohon, kan.

Dia kaya pake banget. Ganteng? Iya, gausah ditanya. Reputasinya bagus? Sangat! Siapa sih yang gak mau punya suami atau menantu yang mendapat gelar pengusaha muda yang sangat sukses di bawah umur 30 tahun? Terus, bodynya? Gausah di tanya, meskipun ditutupi pake setelannya elegan yang gitu-gitu aja cuma beda warna pun posturnya udah terbentuk dan keliatan fit banget. Abs and muscles detected, kan, ya.

Tapi!

Tapi nih tapi.

Sifat dia itu gue gasuka.

Kenapa?

Dan gue lebih gasuka lagi karena gue sendiri gak bisa dan bingung jelasin alasannya. Pokoknya yang jelas bawaanya pengen berantem dan bejek-bejek mulu kalau liat dia gatau kenapa.

Gue gak akan bisa tahan sama orang kayak dia dan gue harap gue juga gak perlu coba untuk bertahan sama sekali sama dia.

Lagian cowok yang husband material itu gak dia doang, kan?

DA BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang