Gak kerasa udah beberapa bulan berlalu semenjak pikiran untuk rujuk sama Shawn terlintas di pikiran gue. Keadaan gue dan Shawn harmonis, bahkan menurut gue lebih baik ketimbang dulu pas nikah.
Hari ini, gue dan keluarga gue pergi ke Kanada soalnya lusa si kembar ulang taun yang kesatu. Bener-bener ini anak kembar gak bisa diem dan keluyuran mulu semenjak mereka bisa ngerangkak sama jalan.
Di pesawat jetnya Shawn aja mereka masih sempet lari-larian dan baru bisa tidur pas gue nyusuin mereka. Iya, gue memutuskan untuk menyusui mereka sampai dua tahun.
Ngomong-ngomong, kali ini kami semua ke Kanada karena Shawn memohon gue supaya dia bisa ngadain pesta ulang taun si kembar di mansion keluarganya dia karena kakek nenenya si kembar kangen banget.
Gue juga agak gak enak sih. Soalnya selama ini kan gue sama si kembar tinggal di Indonesia dan Shawn harus bulak balik ke sana buat ketemu si kembar. Antara merasa bersalah dan terharu sebenernya.
Oh, iya. Si Nonos ini lebih deket ke gue dan si Nonoy lebih deket ke Shawn. Jadi setiap dia ke Indonesia, si Nonoy nempel banget dan cuma mau sama gue pas butuh ASI doang.
Parah, kan?
Sapi perah is mood, you know?
Anyway, kita baru aja landing. Abang gue bantu istrinya sama anaknya, Papa bawa koper, sedangkan Mama bantu gue gendong si Nonoy. Nonos masih tidur pules di gendongan gue.
Gue langsung disambut oleh Shawn yang udah siap dengan mobilnya pas gue keluar dari pesawat. Sebuah senyum tanpa sengaja merekah di bibir gue saat Nonoy yang bangun di pangkuan Mama langsung merentangkan lengan kecilnya ke arah Shawn.
Minta digendong.
Kangen bapaknya.
"Daddaaaaa! " seru si Nonoy dengan bahagianya saat Mama kasih Nonoy ke Shawn. Gue bisa melihat matanya Shawn jadi agak berair gitu. Hati gue hancur dan merasa bersalah karena udah misahin anak sama bapaknya selama ini.
Shawn gendong Nonoy dengan sigap dan aura bapak-bapaknya langsung keluar gitu.
Damn, I swoon.
Percayalah. Ketika lo udah punya anak, bukan cuma ganteng, sweet, dan harta doang yang bisa buat lu klepek-klepek sama laki-laki.
But his affection towards your kids is a huge point.
Gue tersenyum saat Shawn memeluk gue dengan lengan yg satunya dan mengecup kepala si Nonos dengan lembut. "I missed you so much. All three of you. " bisiknya yang membuat gue terenyuh.
Nonoy dengan nyaman menyenderkan kepala dia ke pundak Shawn dan memeluk lehernya. Bener bener pose yang bagus untuk sebuah foto keluarga. Tapi kita berempat bukan keluarga.
"Let's go. You must be so tired. I've prepared rooms in my hotel for you." Shawn melepaskan pelukannya dan menyapa keluarga yang lain sembari gendong si Nonoy.
Setelah itu kita semua pergi ke hotelnya Shawn karena kami akan menginap di sana untuk beberapa hari. Kami semua pun naik mobil yang udah dipersiapkan secara terpisah.
Mama sama Papa, bang Brian sama keluarganya, dan gue sama si Shawn dan the twins. Perjalan begitu canggung di antara kita. Seolah-olah ada sesuatu yang menunggu untuk pecah dan meledak.
Tapi si kembar gak ngerasain sama sekali karena si Nonos masih molor dan si Nonoy juga kayaknya mau molor lagi di pangkuan si Shawn. Mereka mirip banget bapaknya, physically. It's frustrating.
Gue yang ngandung sakit sakit 35 minggu karena kandungan kembar jarang yang mencapai 40 minggu seperti usia kandungan pada umumnya, ngelahirin dan ngalamin ring of fire dua kali (perasaan saat kepala bayi keluar dari jalan lahir) karena anak gue dua, sakit, dag dig dug ser, lemes dan semuanya gue tahan buat mereka. Tapi mereka malah mirip Shawn.

KAMU SEDANG MEMBACA
DA BOSS
Teen Fiction"Because life is unexpected."- VLMD Ps. Gak berpedoman pada EYD :")