Shawn menatap wajah istrinya lamat-lamat. Wajahnya damai sekali ketika tertidur. Shawn hanya bisa terus menggenggam jemari istrinya tersebut.
Dia tersenyum kecil sambil mengecup telapak tangan Vania sesekali. "Thanks for staying with me, Love." Bisik Shawn.
Alarm yang hampir membuat Shawn dan keluarga Vania jantungan kemarin ternyata malah menandakan hal yang baik. Shawn bisa melihat bagaimana istrinya tersebut membuka mata untuk beberapa detik sebelum akhirnya kembali tak sadarkan diri.
Kondisi Vania dan bayi-bayi mereka mengalami peningkatan. Meskipun begitu, Vania belum membuka matanya lagi semenjak kemarin. Dia sekarang sudah dipindahkan ke ruang rawat inap intensif.
Kabar baiknya, sekarang tak ada lagi kaca yang memisahkan mereka, tetapi kondisi Vania yang belum benar-benar sadar dan pulih membuat Shawn cemas.
Orang tua Vania memutuskan untuk pergi ke rumah orang tua Shawn untuk beristirahat sementara ia dan Brian bergantian untuk menjaga Vania. Shawn bisa bernafas lega setelah dia bisa beristirahat dengan tenang selama 2 jam karena pada kenyataanya, dia belum istirahat sama sekali.
Dia bahkan belum pulang.
Mamanya yang perhatian memang menyiapkan baju-baju dan peralatan mandi untuk Shawn semenjak hari pertama Vania dirawat karena Shawn keras kepala dan tidak mau pulang.
Sekarang giliran Shawn yang berjaga sementara Brian merebahkan dirinya di sofa pojok ruangan. Shawn tak henti-hentinya menggumankan maaf dan rasa cinta kepada istrinya itu sambil sesekali mencoba menyentuh perut Vania yang cenderung terlihat agak kembung sekarang, tidak terlalu flat seperti biasanya.
Ya, karena bayi-bayi mereka.
Shawn tersenyum kecil memikirkan bahwa akan ada 2 malaikat kecil yang memanggilnya Papa atau Daddy dan memanggil Vania Mama atau Mommy. Tetapi, senyum itu tidak bertahan lama karena hati Shawn meras teriris melihat kabel-kabel dan selang nutrisi masi terpasang di tubuh istrinya tersebut.
Yang paling mengenaskan adalah hidungnya.
Ya, suster memasukkan selang makanan ke lubang hidung Vania semenjak hari ke-2 dia di rawat. Shawn bergidik ngeri membayangkan betapa mengerikannya hal tersebut. Sebuah selang yang dimasukkan ke dalam hidung istrinya itu panjangnya mencapai kerongkongan dalam Vania atau bahkan dekat lambungnya.
Tubuh Shawn nyeri sendiri membayangkannya.
Dia sangat merasa bersalah sekarang karena telah menolak ajakan istrinya untuk makan siang waktu itu.
Shawn sedang setress karena tingkah aneh Vania. Dia butuh pelampiasan sehingga ia menemui sahabatnya sambil membicarakan bisnis ketika Vania menelepon.
Dan sekarang, untuk makan saja dia tidak nafsu.
Istrinya tidak berdaya membiarkan suster memasukkan makanan melalui selang hidung itu hanya supaya anak-anak mereka bisa mendapatkan nutrisi dari makanan yang dimaka-- dicerna ibunya.
Shawn harus melangkahkan kakinya keluar setiap jadwal makan Vania datang. Dia tidak kuat untuk melihat bagaimana cairan yang suster sebut makanan itu mengalir melalui selang dari hidung sampai perut istrinya.
Shawn tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi istrinya nanti.
"Honey, I promise you, the moment you wake up, you will have to eat."bisik Shawn.
"Please, wake up, I love you, baby. And.. our kids. I love them too. Thank you for giving me the most special gifts I've ever got in my life. But I need you to wake up, baby? Please?"bisik Shawn lagi.
He does sound so desperate.
"I promise you that I will always do and follow your wishes, I don't care if that was your weird pregnancy cravings but I missed doing them all. I missed our late night talks while I held you in my arms and you eating all those junkfood you craved."

KAMU SEDANG MEMBACA
DA BOSS
Novela Juvenil"Because life is unexpected."- VLMD Ps. Gak berpedoman pada EYD :")